RESPONS PERTUMBUHAN DAN HISTOLOGIS YUWANA ABALON (Haliotis squamata) TERHADAP PERENDAMAN DENGAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN

Gusti Ngurah Permana, Ibnu Rusdi, Fitriyah Husnul Khotimah, Bambang Susanto, Muhsin Muhsin, Wiwien Mukti Andriyani, Alimuddin Alimuddin

Abstract


Abalon mencapai ukuran konsumsi (5-6 cm) dalam waktu sekitar 16 bulan. Aplikasi hormon pertumbuhan rekombinan telah dilaporkan dapat memacu pertumbuhan ikan dan udang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perendaman juvenil abalon dengan hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang, Epinephelus lanceolatus (rElGH) pada dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan dan histologis juvenil abalon (Haliotis squamata). Dosis rElGH yang diuji adalah 0 mg/L, 10 mg/L, 30 mg/L, dan 50 mg/L, dan masing-masing perlakuan memiliki tiga ulangan. Perendaman 100 ekor abalon dilakukan pada gelas beaker dengan volume air 1.000 mL, selama empat jam, 5 kali perendaman dengan interval 7 hari. Juvenil abalon yang digunakan berukuran 0,8-1,5 cm dipelihara di keranjang dengan ukuran 35 x 25 x 10 cm3 dengan padat tebar 100 ekor/keranjang, dan diberikan pakan berupa Gracilaria sp. Paramater yang diamati yaitu pertumbuhan panjang, laju pertumbuhan harian, pertumbuhan bobot harian, sintasan, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman rElGH dengan dosis berbeda, tidak berbeda nyata antar perlakuan (P>0,05). Analisis histologi daging dan usus tidak menunjukkan perbedaan yang jelas. Berdasarkan laju pertumbuhan bobot harian, ada peningkatan sekitar 25,5% dibandingkan kontrol. Namun demikian perlu optimasi untuk dosis dan lama penelitian untuk melihat pengaruhnya secara pasti.


Keywords


abalon; perendaman; hormon pertumbuhan rekombinan

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats