PENDEDERAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypophthalmus Sauvage, 1878) SECARA OUTDOOR DENGAN PENAMBAHAN JENIS PUPUK ORGANIK YANG BERBEDA

Abstract

Perkembangan budidaya ikan patin semakin pesat di Indonesia menuntut adanya pasokan benih siap tebar yang selalu tersedia. Oleh karena itu, perlu adanya rintisan sentra produksi benih patin di wilayah lokasi budidaya yang didukung dengan teknologi pembenihan yang efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh penambahan jenis pupuk yang berbeda pada pendederan ikan patin siam secara outdoor terhadap keragaan pertumbuhan dan sintasan benih ikan patin siam. Kegiatan pendederan ikan patin siam dilakukan pada kolam dengan dinding dan lantai beton berukuran 7 m x 3,5 m x 1 m. Penelitian dilakukan dengan 3 perlakuan penambahan jenis pupuk, yaitu A) tanpa pemupukan, B) penambahan pupuk kompos 100 g/m2, urea 6 g/m2, TSP 3 g/m2, dan probiotik 1 mL/m2, dan C) penambahan pupuk kandang (kotoran ayam) 250 g/m2, urea 6 g/m2, TSP 3 g/m2, dan probiotik 1 mL/m2. Sumber air pemeliharaan berasal dari air irigasi dengan ketinggian 80 cm. Ikan uji yang digunakan adalah benih patin siam berumur 25 hari dengan rata-rata panjang standar 2,37±0,17 cm; panjang total 2,86±0,24 cm dan
bobot 0,16±0,05 g. Penebaran benih dilakukan 7 hari setelah pemupukan dengan padat penebaran 100 ekor/m2. Pengamatan dilakukan selama 20 hari dan pada hari ke-7 dilakukan pemupukan ulang dengan dosis setengah dosis awal serta pemberian probiotik. Pengamatan panjang dan bobot, serta pengamatan kualitas air dilakukan setiap 10 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B (penambahan pupuk kompos 100 g/m2, urea 6 g/m2, TSP 3 g/m2, dan probiotik 1 mL/m2) memberikan hasil yang terbaik dengan
bobot akhir 3,56±0,03 g; panjang standar 6,17±0,35 cm; panjang total 7,47±0,01 cm; sintasan 80,84±2,77% dan konversi pakan 0,38±0,04.