PEMANFAATAN TEKNOLOGI BIOFLOK DALAM PEMELIHARAAN BENIH BANDENG, Chanos chanos Forskall

Lisa Ruliaty, M. Soleh, Abidin Nur II

Abstract


Pemanfaatan teknologi bioflok telah diterapkan pada budidaya udang maupun ikan di lahan tambak. Teknologi inipun telah dilakukan kulturnya di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara pada wadah bak terkontrol konstruksi semen di unit pembenihan. Kandungan nutrisinya khususnya
protein sekitar 30% dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ikan, serta dapat pula berfungsi sebagai buffer media pemeliharaan ikan maupun udang. Berdasarkan kelebihan tersebut dilakukan pemanfaatan teknologinya dalam kegiatan pemeliharaan benih ikan bandeng di bak. Bioflok disiapkan dengan cara kultur massal sistem MBR (Membrane Biological Reactors) selama > 30 hari pada bak beton berbentuk empat persegi panjang, volume 10 m3 dengan aerasi dasar. Sebagai starter digunakan ikan nila dengan bobot 50- 90 g/ekor (biomassa 11,5 kg). Ikan diberi pakan pelet dengan kandungan protein 30%-35% sebanyak 200 g/ hari dan sebagai sumber N. Molase sebagai sumber karbon diberikan sebanyak 200 mL/hari dengan cara ditebar secara merata pada media kultur. Nener dengan panjang ukuran 12-16 mm/ekor dan bobot 0,006-
0,012 g/ekor dipelihara pada bak ukuran 2 m x 7 m x 1 m. Kepadatan tebar nener 1.000-1.500 ekor/m3 dan dipelihara hingga berukuran panjang 3 -5 cm/ekor. Pemeliharaan dilakukan dengan 2 perlakuan yaitu: (1) pemberian media kultur bioflok sebanyak 10%-20% (perlakuan BFT) pada media pemeliharaan dan (2) pemeliharaan dengan sistem green water dengan pemberian Chlorella sp. dan kepadatannya dipertahankan 100-200 ribu sel/mL (non BFT). Pada non BFT diberikan rotifer dengan kepadatan 5 ind./mL tiap hari selama 1 minggu. Selama pemeliharaan pada kedua perlakuan diberikan pelet halus sebanyak 5-10 g dengan frekuensi sekali dalam sehari. Pemeliharaan diulang 2 kali untuk masing-masing perlakuan. Hasil pemeliharaan menunjukkan bahwa dengan perlakuan BFT diperoleh pertumbuhan panjang dan bobot akhir yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan Non BFT. Panjang dan bobot akhir adalah 6,13 cm dan 5,94 g (BFT) dan panjang 6,09 cm dan bobot 5,81 g (non BFT). Sedang tingkat kehidupan benihnya adalah 74,37% (BFT) dan 75,21% (non BFT).


Keywords


bioflok, benih bandeng, Chanos chanos

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats