PERBEDAAN SUHU TERHADAP KECEPATAN PERKEMBANGAN EMBRIOGENESIS IKAN TENGADAK ( Barbonymus schwanenfeldii )
Abstract
Ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) merupakan salah satu komoditas strategi yang potensial yang berasal dari Kalimantan. Ikan ini cukup digemari oleh masyarakat lokal, karena ukurannya yang relatif besar dan rasanya juga mirip dengan tawes bahkan lebih gurih. Keberlanjutan proses embriogenesis menentukan jumlah benih-benih ikan yang dapat hidup. Faktor luar yang terutama mempengaruhi ialah suhu perairan di mana efektivitas pembuahan mencapai titik maksimal dalam kisaran suhu yang dapat menyebabkan telur ikan mati, sedangkan suhu yang terlalu rendah membutuhkan waktu yang lama untuk menetas. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan suhu yang optimal bagi perkembangan embrio telur ikan tengadak sehingga didapatkan angka sintasan embrio tertinggi dan produksi benih ikan tengadak dengan jumlah tinggi. Penelitian ini menggunakan model eksperimen laboratorium dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas empat perlakuan suhu penetasan telur yang berbeda, 240oC, 26oC, 28oC, 30oC. Hasil pengamatan menunjukkan pada fase morula sampai grastula tidak terdapat perbedaan waktu kecepatan perkembangan embrio, sebaliknya pada fase pembentukan organ perbedaan suhu berpengaruh terhadap kecepatan perkembangan pada embrio. Suhu 28oC merupakan suhu optimum dan relatif aman untuk perkembangan embrio dan larva ikan tengadak karena memiliki sintasan yang tinggi pada embrio dan larva yaitu 83,33% dan 73,56%.
Keywords
suhu; embriogenesis; ikan tengadak
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats