FUNGSI PEMBIAYAAN DALAM PRODUKSI TAMBAK DI KABUPATEN PINRANG DAN SINJAI, SULAWESI SELATAN

Nur Ansari Rangka, Markus Mangampa

Abstract


Hingga saat ini udang masih merupakan komoditas andalan perikanan dan kelautan untuk ekspor, geliat produksi udang tidak lagi sebesar 10-15 tahun terakhir, namun secara bertahap ada usaha kembali pada era keemasan udang hasil budidaya tambak yang tersebar di seluruh Indonesia, hal ini dapat dlihat dari data awal tahun 2005 ekspor udang hasil budidaya mencapai 130.945 ton dengan nilai US$ 887,13 juta, bandingkan dengan produksi tahun 1990-2000, antara 150.000-200.000 ton atau rata rata 170.000 ton/ tahun. Secara umum usaha pertambakan di Sulawesi Selatan masih dilakukan secara sederhana dengan tingkat biaya produksi rendah sehingga hasil produksinya juga rendah. Mengingat hasil produksi tambak yang berupa ikan sebagai sumber protein bagi masyarakat, peningkatan produksi harus terus-menerus dilakukan. Tingkat hidup para petani tambak juga harus ditingkatkan khususnya melalui kenaikan dalam penerimaan bersih dari usaha tambaknya. Konsekuensi kenaikan biaya untuk dapat meningkatkan produksi memang tidak bisa dihindari. Namun dengan mempelajari secara seksama terhadap komponen-komponen biaya serta faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya, efisiensi penggunaan biaya sangat mungkin dilaksanakan. Komponen-komponen biaya produksi seperti tenaga kerja, pupuk, insektisida, bibit udang, dan bandeng yang disebarkan di tambak-tambak sebagian besar didatangkan dari Bali (Gondol) karena produksi nener di Sulawesi Selatan sendiri sangat sedikit dan tidak mencukupi kebutuhan. Harga nener cukup tinggi dan pada umumnya sekitar 1/10 dari harga bandeng/ekor. Tambak di Sulawesi Selatan arelnya cukup besar dan masih merupakan sumber penghidupan penting bagi sebagian masyarakat terutama di Pinrang, Sinjai, Maros, dan Pangkep. Pengusahaan tambak sebagian besar masih bersifat tradisional dengan teknologi sederhana dan pemakaian input baru yang berupa pupuk dan insektisida masih belum merata. Hasil produksi dan produktivitas tambak masih rendah sehingga perlu diusahakan peningkatan produktivitas untuk menjadikan tambak sebagai usaha yang semakin menguntungkan. Perimbangan antara biaya dan hasil produksi terjadi bila tingkat produksi bandeng antara 250-320 kg/ha.


Keywords


fungsi biaya; produksi tambak; Kabupaten Pinrang; Sinjai

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats