PENGARUH BOBOT AWAL RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) HASIL KULTUR JARINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DI TAMBAK

Rohama Daud, Emma Suryati, Sri Redjeki Hesti Mulianingrum

Abstract


Budidaya rumput laut memiliki peran penting dalam usaha meningkatkan produksi perikanan dan memenuhi kebutuhan pangan dan gizi. Pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia dirintis sejak tahun 1980-an dalam upaya merubah kebiasaan penduduk pesisir dari pengambilan sumberdaya alam ke arah budidaya rumput laut yang ramah lingkungan dan usaha budidaya ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pembudidaya juga dapat digunakan untuk mempertahankan kelestarian lingkungan perairan pantai. Salah satu upaya dalam keberhasilan budidaya rumput laut adalah penggunaan bibit rumput laut unggul yang dapat diproduksi setiap saat melalui kultur jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bobot awal bibit rumput laut (Gracilaria sp.) hasil kultur jaringan terhadap pertumbuhan di tambak.Penelitian
dilakukan di tambak Kabupaten Pangkajene Kepulauan pada awal bulan Oktober hingga akhir Desember 2012. Bahan uji yang digunakan adalah bibit rumput laut hasil kutur jaringan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Maros. Bobot awal rumput laut yang diujikan adalah 1.000, 2.000, dan 3.000 g disebar merata ke dalam hapa yang berukuran 4 m x 5 m. Hapa diletakkan dalam tambak. Setiap 15 hari rumput laut ditimbang bobotnya untuk mengetahui perkembangan pertambahan bobotnya, Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot awal yang dicobakan mempunyai laju pertumbuhan harian (LPH) masing-masing 3,02%; 3,16%; dan 3,58% selama pemeliharaan 45 hari.


Keywords


kultur jaringan; pertumbuhan; rumput laut; Gracilaria sp.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats