Kelimpahan Ikan Karang Di Sekitar Atraktor Cumi-Cumi Berbahan Pipa PVC

Sudrajat Danu, Mulyono S. Baskoro, Zulkarnain Zulkarnain, Roza Yusfidanayani

Abstract


Atraktor cumi-cumi yang telah memberikan manfaat pada sektor perikanan, akan tetapi perlu dilakukan rekayasa teknologi sehingga memungkinkan manfaat yang diberikan dapat berlangsung lama dan memberikan dampak yang lebih signifikan terhadap sektor perikanan. Tujuan penelitian ini adalah fungsi atraktor cumi-cumi berbahan pipa PVC sebagai artificial reef dan untuk mengetahui kelimpahan ikan karang pada atraktor cumi-cumi. Penelitian ini menggunakan 2 buah tipe atraktor yaitu Tipe 1 (T1) yaitu atraktor pada bagian atas dan sisi kiri dan kanannya diberi penutup jaring waring PE 40%,  dan Tipe 2 (T2) atraktor pada bagian atasnya saja yang diberikan penutup jaring PE 40%. Metode pengumpulan data ikan yang berada pada atraktor cumi-cumi menggunakan metode sensus visual (Visual Census Method) dengan menggunakan Underwater cam “SENU”, yang disimpan dalam Digital Video Recorder (DVR). Hasil di dalam DVR inilah yang selanjutnya akan dilakukan perhitungan jumlah ikan pada atraktor cumi-cumi. Individu yang diamati adalah yang berada di dalam dan di sekitar atraktor cumi-cumi dalam setiap jamnya, dengan jarak terluar yang diamati dari atraktor cumi-cumi sekitar 50 cm. Atraktor pipa VPC dapat menjadi terumbu karang buatan, dan masing-masing Atraktor T1 dan T2 mempunyai nilai indeks keanekaragaman (H') termasuk keanekaragaman tinggi dengan indeks H' 3,2908 dan 3,303, indeks keragaman (E) menunjukan komunitas stabil dengan indeks E 0,7943 dan 0,8029 dan indeks dominasi (C) termasuk dominasi rendah indeks C 0,4028 dan 0,3974.


Keywords


Atraktor cumi-cumi; kelimpahan ikan; terumbu karang buatan.

Full Text:

PDF

References


Ahmad, A. (2017). Respon ikan karang pada aera apartemen ikan di perairan Tobololo dan Gamalama kota Ternate. Coastal dan Ocean Journal. 1(1), 1-6.

Alevizo,. W. S., & Gorham, J. C. (1989). Effects of artificial reef deployment on nearby resident fishes. Bulletin of Marine Science, 44(2), 646-661.

Allen, G.R., & Erdmann, M.V. (2012). Reef fishes of the east indies, Volumes 1-III. Tropical Reef Research, Perth, Australia. 856p.

Baskoro, M. S., & Mustaruddin. (2007). Atraktor Cumi-Cumi: Teknologi Potensial dan Tepat Guna untuk Pengembangan Kawasan Pantai Terpadu. Prosiding Perikanan Tangkap. IPB-IRC. Bogor

Baskoro, M. S., Purwangka, F., & Suherman, A. (2011). Atraktor cumi-cumi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 128 hal.

Baskoro, M. S. (2016). Modul: Atraktor Cumi-cumi Rekayasa Teknologi Pengayaan sumberdaya Cumi-cumi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Divisi Teknologi Penangkapan Ikan. IPB. Bogor. 17 hal.

Bengen, D. G. (2000). Sinopsis Teknik Pengambilan Contoh dan Analisis Data Biofisik Sumberdaya Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut IPB. Bogor. 88 hal.

Bohnsack, J. A., & Bannerot, S. P. (1986). A stationary visual census technique for quantitatively assessing community structure of coral reef fishes, NOAA Technical Report NMFS 41. US: Departement of Comerce.

Brickhill, M. J., Lee, S. Y., & Connoly, R. M. (2005). Fishes associated with artificial reef : attributing change to attraction or production using novel approaches. Journal of Fish Biology. 67 (Supplement B), 53-71.

Buckley, T. W., & Miller, B. S. (1994). Feeding habits of yellowfin tuna associated with fish aggregation devices in American Samoa. Bull. Mar. Sci, 55(2–3), 445-0459.

Clark, S., & Edwards, A. J. (1994). Use of artificial reef structures to rehabilitate reef flats degraded by coral mining in the Maldives. Bulletin of Marine Science, 55(2-3), 724-744.

Dartnall, A.J., & Jones, M. (1986). A manual of survey methods living resources in coastal area. ASEAN- Auastralia Cooperative Program on Marine Science Hdan book. Townsville: Australian Institute of Marine Science. 167p.

English, S., Wilkinson, C., & Baker, V. 1994. Surveymanual for tropical marine resources. Australian Institute of Marine Science. Townsville. 367p.

Hill, Jos, & Wilkinson, C. (2004). Methods For Ecological Monitoring Of Coral Reefs : A Resource For Managers. Austalian Institute of Marine Science. p : vi + 117.

Giyanto, Manuputty, A. E., Abrar, M., & Siringoringo, R. M. (2014). Monitoring Terumbu Karang. In: Pandaan Monitoring Kesehatan Terumbu karang. Jakarta: COREMAP CTI LIPI, p. 63

Grove, R.S., Sonu, C. J., & Nakamura, M. (1991). Design dan engineering of manufactured habitats for fisheries enchancement (109-152). In: Seaman W Jr. Spreque LM. (ed.). Artificial habitats for marine dan freshwater fisheries. San Diego (US). Academic Press.

Kingsford, M. J. (1999). Fish attaction devices (FADs) dan experimental designs. In: Massutí, E. dan B. Morales-Nin (eds.), Biology dan fishery of dolphinfish dan related species. Sci. Mar, 63(3-4):181-190.

Komyakova, V., Munday. P. L., & Jones. G. P. (2013). Relative Importance of Coral Cover, Habitat Complexity dan Diversity in Determining the Structure of Reef Fish Communities. PLoS ONE, 8(12), 1-12. doi: 10.1371/ journal.pone.0083178.

Krebs, C. J. (1972). Experimental Analysis of Distribution dan Abundance. Harper dan Prow Publisher, New York

Laurentius, T. X. L., Unstain, N. W. J. R., & Adnan, S. W. (2017). Laju hunian ikan pada terumbu karang buatan di Pulau Putus-putus Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Ilmiah Platax. 5(1), 21-33.

Lo¨k, A., Metin, C., Ulas, A., Du¨zbastılar, F. O., & Tokac, A. (2002). Artificial reefs in Turkey. ICES Journal of Marine Science, 59, S192-S195.

Manembu, I., Adrianto, L., Bangen, D. G., & Yulidana, F. (2012). Distribusi karang dan Ikan Karang di Kawasan Reef Ball Teluk Buyat Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 7(1), 28-32.

Manembu, I., Adrianto, L., Bengen, D. G., & Yulidana. F. (2014). Kelimpahan Ikan Karang pada kawasan Terumbu Buatan di Perairan Ratatook Sulawesi Utara. Bawal, 6(1), 55-61.

Madduppa, H.H., Zamani, N. P., Subhan, B., Aktani, U., & Ferse, S. C. A. (2014). Feeding behavior dan diet of eight-bdaned butterfly fish (Chaetodon octofasciatus) in the Thousdan Isldan, Indonesia. Environmental Biology of Fishes, 97(12), 1353-1365.

Magurran, A. E. (1988). Ecological diversity dan its measurement. Princeton University. Princeton. New Jersey. USA

McLean, M., Roseman, E.F., Pritt, J.J., Kennedy, G., Bruce A. & Manny, B.A. (2014). Review: Artificial reefs dan reef restoration in the Laurentian Great Lakes. Journal of Great Lakes Reseach, 41(1), 1-8.

Nabhitabhata, J. (1996). Life cycle of cultured big fin squid, Sepioteuthis lessoniana Lesson. Phuket Marine Biological Centter Special Publication,16, 83-95.

Nurjirana, & Burhanuddin, A. I. (2017). Kelimpahan dan keragaman jenis ikan famili Chaecodontidae berdasarkan kondisi tutupan karang hidup di Kepulauan Spermonde Selawesi Selatan. SPERMONDE 2(3), 34-42

Nybakken, J.W. (1993). Marine Biology: An ecological approach. 3rded. New York: Harper Collins Pub. pp 336-371.

Oktariza, W. (2016). Model Peningkatan stok cumi-cumi (Photololigo chinensis) di perairan Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Desertasi. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Odum, E.P. (1971). Fundamental Ecology, W.B Sauders, Co, London. 574 p

Odum, E.P. (1983). Basic Ecology. Saunders College Publishing, New York.

Parker, T., & Tunnicliffe. V. (1994). Dispersal strategies of the biota on an oceanic seamount: Implications for ecology dan biogeagraphy. Biol. Bull. Mar. Biol. Lab. Woods Hole, 187(3), 336-345.

Rembet. U. N. W. J., Boer, M., Bengen, D.G., & Fahrudin, A. (2011). Struktur komunitasikan target di terumbu karang Pulau Hogow dan Putus-putus Sulawesi Utara. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 7(2), 60-65.

Rendle, E. J., & Rodwell, L. D. (2014). Artificial surf reefs: A preliminary assessment of the potential to enhance a coastal economy. Marine Policy, 45, 349-358.

Reppie, E. (2006). Desain, konstruksi dan kinerja (fisik, biologi dan sosial ekonomi) terumbu buatan sebagai nursery ground ikan-ikan karang. Desertasi. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Riansyah. A., Hartono, D., & Kusuma, A. B. (2018). Ikan Kepe-kepe (Chaetodontidae) sebagai Bioindikator Kerusakan Perairan Ekosistem Terumbu Karang Pulau Tikus. Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal. 35(2), 103 – 110.

Setiawan. E. I. (2014). Membangun Rumah Ikan dengan Karang Buatan. [Online]. Available: http://regional.coremap.or.id/ batam/berita/article.php?id=523.

Sudrajat, D., Baskoro, M. S., Zulkarnain., & Yusfiandayani, R. (2019). International Journal of Sciences: Basic and Applied Research. (IJSBAR), 44(1), 1-13.

Sya’rani., & Agung, S. (2006). Gambaran umum Kepulauan Karimun Jawa. Penerbit Unissula Press. Semarang cetakan pertama 2006.148p.

Tanaka, Y., & Oozeki, Y. (1996). Where are the eggs of the Pacific saury, Cololabis saira. Ichtyological Research, 43(3), 329-333.

Tallo, I. (2006). Efektifitas atraktor cumi - cumi di Perairan Alor Nusa Tenggara Timur. (Tesis). Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Utomo, S. P. R., Ain. C., & Supriharyono. (2013). Keanekaragaman jenis ikan karang di daerah rataan dan tubir pada ekosistem terumbu karang di Legon Boyo, Taman Nasional Karimunjawa Jepara. Diponegoro Journal of Maquares. 2(4), 81-90.

Wilkinson, C. (2008). Status of coral reefs of theworld: 2008. Global Coral Reef Monitoring Network & Reef Research Centre. Townsville, Australia. 304p.

White, W.T., Last, P. R., Dharmadi, Faizah. R., Chodrijah. U., Prisantoso, B. I., Pogonoski, J.J. Puckridge, M., & Blaber, S. J. M. (2013). Market fishes of Indonesia (Jenis-jenis ikan di Indonesia). ACIAR Monograph, No. 155. Australian Centre for International Agricultural Research: Canberra. 438p.

Wu, Z., Zhang, X., Lozano- Montes, M. H., & Loneragan, N. R. (2015). Trophic flows, kelp culture dan fisheries in the marine ecosystem of an artificial reef zone in the Yellow Sea. Estuarine, Coastal dan Shelf Science. 182, 86-97.

Yanuar, A., & Aunurohim. (2015). Komunitas ikan karang pada tiga model terumbu buatan (artificial reef) di Perairan Pasir Putih Situbondo, Jawa Timur. Jurnal Sains dan Seni ITS, 4(1), 2337-352.

Zamani, N. P. (2015). Kelimpahan Acanthaster plancii sebagai indikator kesehatan karang di perairan pulau Tunda, Kabupaten Serang, Banten. Journal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 7(1), 273-286.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkn.v14i2.7234

Copyright (c) 2019 Jurnal Kelautan Nasional


Creative Commons License

Copyright of Jurnal Kelautan Nasional (p-ISSN 1907-767Xe-ISSN 2615-4579)

Pusat Riset Kelautan
Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan

View My Stats

Index by