Identifikasi Awal Potensi Tinggalan Budaya Bawah Laut Kalimantan Barat, Berdasarkan Data Side Scan Sonar

Wisnu Arya Gemilang, Nia Naelul Hasanah Ridwan, Ulung Jantama Wisha, Guntur Adhi Rahmawan, Z Tahir

Abstract


Kalimantan Barat tidak terlepas dari sejarah perkembangan kesultanan-kesultanan Melayu dan terletak di sepanjang tepian Sungai Kapuas. Masuknya VOC sebagai kongsi dagang Belanda, semakin memperkuat jaringan perdagangan global sepanjang Sungai Kapuas. Jaringan perdagangan di kawasan Asia Tenggara menggunakan jalur utama melalui laut dan sungai, oleh karena itu tinggalan budaya bersejarah baik di darat maupun di bawah air menjadi potensi di Kalimantan Barat. Sebaran titik tinggalan budaya bawah air Kalimantan belum banyak dibuktikan dan diidentifikasi. Metode identifikasi potensi tinggalan budaya bawah air menggunakan pemetaan side scan sonar serta dikombinasi dengan model profil bawah laut dan kondisi arus sekitar lokasi dilakukan pada November 2017. Hasil side scan sonar yang dilakukan scanning sepanjang 500m setiap lokasi hanya menunjukkan 1 anomali adanya indikasi BMKT (Barang Muatan Kapal  Tenggelam) di lokasi-2 dekat pulau Datu. Dimensi temuan BMKT tersebut dengan panjang kapal 15,9 meter dan lebar kapal mencapai 4,5 meter, dengan kedalaman 27-33 meter. Tingginya tingkat sedimentasi karena berada diantara muara sungai besar menjadi penyebab tertimbunnya tinggalan budaya bawah air di Kalimantan, sehingga sulit teridentifikasi. Kondisi arus yang cukup kuat menyebabkan BMKT dengan mudah bergeser atau berpindah tempat. Penelitian lebih lanjut dengan kemampuan alat berteknologi tinggi yang dapat menembus ketebalan sedimen sangat dibutukan untuk identifikasi tinggalan budaya bawah air di Kalimantan Barat.

Keywords


Tinggalan budaya bawah laut; Kalimantan Barat, side scan sonar; BMKT; Sungai Kapuas

Full Text:

PDF

References


Andi, U. F. (2017). Pengaruh Jaringan Perdagangan Global Pada Struktur Wilayah Dan Konfigurasi Spasial Pusat Pemerintahan Kesultanan-Kesultanan Melayu Di Kalimantan Barat. Langkau Betang: Jurnal Arsitektur, 4(1), 67-78.

Anitha, U., Malarkkan, S., Premalatha, J., & Prince, P. G. K. (2016). Study of Object Detection in Sonar Image using Image Segmentation and Edge Detection Methods. Indian Journal of Science and Technology, 9(42).

Ardiwidjaja, R. (2017). Pelestarian Tinggalan Budaya Bawah Air: Pemanfaatan Kapal Karam sebagai Daya Tarik Wisata Selam. AMERTA, 35(2), 133-148.

Aryani, R., Saputro, S., & Hariadi, H. (2016). Sebaran Material Padatan Tersuspensi Berdasarkan Pengaruh Arus Dan Pasang Surut Di Sekitar Perairan Muara Sungai Kapuas Kecil, Jungkat, Pontianak. Journal of Oceanography, 5(4), 470-478.

Gemilang, W. A., Wisha, U. J., & Rahmawan, G. A. (2018). Particle Size Characteristics Of Riverbed Sediment Transported By Tidal Bore” Bono”(Case Study: Kampar Big River Estuary, Riau, Indonesia). Marine Research in Indonesia, 43(1).

Green, J. (2004). Maritime archaeology A Technnical Handbook (Second Edition). United Kingdom. Elsevier Acdemic Press.

Grøn, O., Boldreel, L. O., Cvikel, D., Kahanov, Y., Galili, E., Hermand, J. P., ... & Reitan, M. (2015). Detection and mapping of shipwrecks embedded in sea-floor sediments. Journal of Archaeological Science: Reports, 4, 242-251.

Heriati, A., Mustikasari, E., & Al Azhar, M. (2015). Variabilitas Pola Arus dan Gelombang di Selat Karimata. Jurnal Segara, 11(2), 125-136.

Kusumastanto, T. (2013). Arah Strategi Pembangunan Indonesia Sebagai Negara Maritim. Researchgate. Accessed July, 20, 2017. https://scholar.google.co.id/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Arah+Strategi+Pembangunan+Indonesia+Sebagai+Negara+Maritim&btnG=.

Manalu, B. Pusat Kajian dan Penelitian Arkeologi Kalimantan Barat. Jurnal Online Mahasiswa S1 Arsitektur UNTAN, 1(2).

Mochtar, A. S. (2016). In-situ Preservation Sebagai Strategi Pengelolaan Peninggalan Arkeologi Bawah Air Indonesia. KALPATARU, 25(1), 53-64.

Muhamad, Simele Victor. (2014). Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia. Info Singkat Hubungan I: 5-8.

Mundardjito, M. (2007). Paradigma dalam Arkeologi Maritim. Wacana, 9(1), 1-20.

Nurdianti, A. K., Atmodjo, W., & Saputro, S. (2016). Studi Batimetri Dan Kondisi Alur Pelayaran Di Muara Sungai Kapuas Kecil, Kalimantan Barat. Journal of Oceanography, 5(4), 538-545.

Sa’adah, N., Subardjo, P., Atmodjo, W., & Ismail, M. F. A. (2015). Laju Sedimen Menggunakan Metode Isotop 210pb Di Muara Jungkat Pontianak Kalimantan Barat. Journal of Oceanography, 4(1), 48-54.

Sofian, H. O. (2010). Permasalahan Arkeologi Bawah Air Indonesia. Kapata Arkeologi, 6(11), 49-65.

Sonnenburg, E. P., & Boyce, J. I. (2008). Data‐fused digital bathymetry and side‐scan sonar as a base for archaeological inventory of submerged landscapes in the Rideau Canal, Ontario, Canada. Geoarchaeology, 23(5), 654-674.

Suandi, S., Jumarang, M. I. Apriansyah, A. (2016). Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. POSITRON, 6(2), 60-71.

Sugito, S., Muliadi, M., & Apriansyah, A. Distribusi Salinitas di Estuari Kapuas Kecil. PRISMA FISIKA, 6(2), 68-74.

Honey, M., & Krantz, D. (2007). Global trends in coastal tourism. Center on Ecotourism and Sustainable Development.

Ardiwidjaja, R. (2017). Pelestarian Tinggalan Budaya Bawah Air: Pemanfaatan Kapal Karam sebagai Daya Tarik Wisata Selam. AMERTA, 35(2), 133-148.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkn.v15i1.7363

Copyright (c) 2019 Jurnal Kelautan Nasional


Creative Commons License

Copyright of Jurnal Kelautan Nasional (p-ISSN 1907-767Xe-ISSN 2615-4579)

Pusat Riset Kelautan
Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan

View My Stats

Index by