ANALISIS KELEMBAGAAN LOKAL PENGELOLAAN CALON KAWASAN KONSERVASI TAMAN PULAU KOLEPOM KABUPATEN MERAUKE PROVINSI PAPUA

Yunus Pajanjan Paulangan, Hendrik Sombo, Pernandes Silaen, Johanis Valentino Fofied

Abstract


Kelembagaan merupakan salah satu aspek yang penting dalam pengelolaan suatu Kawasan konservasi. Tumpang tindih kewenangan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan yang dapat mengganggu efektifitas dan efisiensi pengelolaan kawasan konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan (stakeholder) sebagai lembaga dalam pengelolaan Calon Kawasan Konservasi Taman Pulau Kolepom. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengisian kuisioner serta diskusi pakar. Analisis data menggunakan metode (Interpretative Structural Modelling (ISM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa stakeholder yang berperan dalam pengelolaan Calon Kawasan Konservasi Taman Pulau Kolepom, yakni Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Papua, Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (LPSPL) Sorong, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Papua, Pemerintahan Kampung, Pemerintahan Distrik, Lembaga Masyarakat Adat (LMA) wilayah Tabonji, Waan dan Kimaam, dan Lembaga Keagamaan (Gereja) sebagai elemen lembaga kunci dalam pengelolaan Calon Kawasan Konservasi Taman berkelanjutan.

Institutional is one of the essential aspects in the management of a conservation area. The overlapping authority can create a potential conflict of interest that can disrupt the conservation area management's effectiveness and efficiency. This study aimed to identify stakeholders as the institution in the direction of the Kolepom Island Park Conservation Proposed Area. Data were collected using interview methods and filling out questionnaires as well as expert discussions—data analysis used with the Interpretative Structural Modeling (ISM) method. The results of the study indicate that the stakeholders who play a role in the management of the Prospective Conservation Area of the Kolepom Island Coastal Park, namely the Development Planning Agency at Sub-National Level Papua Province, Technical Unit of Marine and Coastal Resources Management at Sorong, Ministry of Marine Affairs and the Fisheries Republic of Indonesia, Marine and fisheries services Papua Province, Village Government, District Government, Indigenous Peoples Institutions (Tabonji, Waan & Kimaam) and Religious Institutions (Churches) as some key institutional elements in the sustainable management of the Prospective Park-Conservation Area.


Keywords


Kelembagaan Lokal; Pengelolaan; Taman; Pulau Kolepom

Full Text:

PDF

References


Acemoglu, D. (2003). Root Causes: A Historical Approach to Assessing the Role of Institutions in Economic Development. Finance and Development. 40(2): 27-30.

Adrianto, L, Amin, A.A.A., Solihin, Hartoto, A., & Satria A. (2010). Konstruksi Lokal Pengelolaan Perikanan di Indonesia. Bogor (ID). Penerbit IPB Press.

Alston, L., & Joseph P.F. (1996). The Economics and Politcs of Institutional Change, dalam Lee J. Alston, Thrainn Eggertsson, dan Dauglas C. North. (eds.), Emperical Studies in Institutional Change.Cambridge University Press. Cambridge.

Attiri, R., Dev N., & Sharma V. (2013). Interpretative Structural Modelling (ISM) approach: an Overview. Res. J. Management Sci. 2(2): 3-8.

Cadoret, A. (2009). Conflict dynamics in Coastal Zones: a perspective using the example of Languedoc-Rousillon (France). J Coast Conserv. 13:151-163.

Ginkel, Rob van. (2007). Coastal Cultures: An Anthropology of Fishing and Whaling

Traditions. Apeldoorn: Het Spinhuis Publishers.

Halim, E. C., Andi., & Rahardjo, J. (2021). Aplikasi Interpretive Structural Modeling Pada Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Konstruksi di Surabaya. Dimensi Utama Teknik Sipil, 8 (1): 60-77. DOI: https://doi.org/10.9744/duts.8.1.60-77

Ikhsan, M. (2000). Reformasi institusi dan Pembangunan Ekonomi. Jurnal Demokrasi dan Ham. 1(2): 30-58.

Jayant, A., Azhar, M., & Singh, P. (2014). Interpretatif Structural Modelling (ISM) Approach: a State of the Art Literature Review. IJRMET. 5(1): 15-21.

Jayant, A., & Azhar, M. (2014). Analysis of the Barriers for Implementing Green Supplay Chain Management (GSCM) Practices: An Interpretative Structural Modelling (ISM) Approach. Procedia Engineering. 97:2157-2166.

Kartikasari, S. N., Marshall, A.J., & Beehler, B.M. (2012). Ekologi Papua. Seri Ekologi Indonesia, Jilid VI. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 982 hal.

Polhemus, D.A., & Allen, G. R. (2007). Freshwater Biogeography of Papua. In: A.J. Marshall & B.. Beehler, ed., The Ecology of Papua Part I. Singapore: Periplus Editions Ltd. hal.207–245.

Marimin. (2004). Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Mohammed, I. R., Shankar, R., & Banwet, D. K. (2008). Creating flex-lean-agile value bhain outsourching. Busines Process Management Journal. 14:338-389.

Mustaqim. (2018). Peran Kelembagaan Lokal dalam Pengelolaan Perikanan di Era Desentralisasi. Jurnas Sosial Sains dan Humaniora. 2(1): 91-104. DOI: 10.30595/jssh.v2i1.2314

Paulangan, Y. P. (2019). Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Terumbu Karang Berbasis Tiaitiki di Teluk Depapre Jayapura. [Disertasi]. Bogor. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Paulangan, Y. P. (2020). Ekosistem Terumbu Karang di Teluk Depapre: Kondisi & Persfektif Pengelolaannya. Penerbit CV. Pena Persada. Purwokerto.

Sambali, H., Yulianda, F., Bengen, D. G., & Kamal, M. M. (2014). Analisis Kelembagaan Pengelolaan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Jurnal Sosek KP. 9(1): 105-113. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v9i1.1188

Sanjaya, A., & Wiryasa, A. (2016). Analisis Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Bali. Materi disampaikan pada Seminar Nasional Sain dan Teknologi III di Bali, 15-16 Desember 2016.

Satria, A., & Matsuda, Y. (2004). Decentralization of fisheries management in Indonesia. Mar. Policy 28: 437-450. doi:10.1016/j.marpol.2003.11.001

Saxena, J. P., Sushil., & Vrat. (1992). Hierarchy and classification of program plan elements using interpretative structural modeling: a case of study of energy conservation in the Indian cement industry. System Practice. 5(6): 651-670.

Sentosa, A. A., & Satria, H. (2017). Beberapa Jenis Ikan Di Pulau Dolak, Kabupaten Merauke, Papua. Warta Iktiologi. 1(2): 7-13.

Sholahuddin, A. (2001). Analisis Kelembagaan Pengembangan Agroindustri (Studi Kasus Kabupaten Tebo, Jambi). [Thesis]. Bogor. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Yusuf, D., Arief, A. A., Amiluddin., Ali, S. A., & Indar, M. Y. N. (2018). Analisis Peran Kelembagaan Lokal Nelayan dan Strategi Pengembangannya dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Telur Ikan

Terbang di Kabupaten Polman Sulawesi Barat. Jurnal Akuatika Indonesia. 3(1): 1-9.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.14.1.2022.25-33


Creative Commons License
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550