KAJIAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA KEPITING BAKAU (SCYLLA SPP) DI INDONESIA

Ariani Andayani, Ketut Sugama, Ibnu Rusdi, Estu Sri Luhur, Sulaeman Sulaeman, Rasidi Rasidi, Isti Koesharyani

Abstract


Nilai ekspor kepiting Indonesia turun drastis mulai tahun 2015, sedikit mengalami peningkatan di tahun 2019 namun masih jauh dibandingkan nilai ekspor tahun 2013 dan 2014. Komoditas kepiting Indonesia memiliki daya saing yang kuat di pasar ekspor ditunjukan dengan nilai RCA (Revealed Comparative Advantage) diatas satu. Data tahun 2019 menunjukkan Indonesia baru menyumbang 1,66% dari total nilai ekspor kepiting dunia. Volume produksi kepiting dari tahun 2015-2017 masih didominasi oleh tangkapan alam sekitar 75-85% sedangkan produksi dari budidaya hanya 15-25%. Dari produksi kepiting budidaya 15-25% tersebut benihnya masih bergantung dari alam. Produksi kepiting Indonesia masih bergantung pada hasil tangkapan alam, sementara pemanfaatan sumber daya kepiting terbatas. Tujuan kajian ini adalah untuk memberikan gambaran kondisi saat ini budidaya kepiting bakau dan merumuskan strategi pengembangan budidaya kepiting yang belum berkembang secara optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui study literatur, wawancara dan Focus Group Disscussion (FGD) yang dianalisis secara deskriptif. Permasalahan budidaya kepiting saat ini adalah benih sulit didapatkan pada bulan-bulan tertentu sehingga kegiatan budidaya terganggu. Mengingat pasar yang masih terbuka luas, namun hasil tangkapan mulai berkurang ditandai sulitnya memperoleh benih kepiting dari alam secara kontinyu, maka kegiatan budidaya dari pembenihan harus segera diwujudkan dan ditingkatkan produksinya. Kebutuhan benih untuk kegiatan budidaya sangat besar sehingga diperlukan banyak hatchery.

The export value of Indonesian crabs fell drastically starting in 2015, with a slight increase in 2019 but still far from the export values of 2013 and 2014. Indonesian crab commodities have strong competitiveness in the export market as indicated by the RCA (Revealed Comparative Advantage) value above one. Data for 2019 showed Indonesia only contributed 1.66% of the total world crab export value. The volume of crab production from 2015-2017 is still dominated by natural catch, around 75-85%, while production from aquaculture is 15-25%. Of the production of cultivated crabs, 15-25% still depend on natural seeds. Indonesia's crab production still relies on natural catches, while the utilization of crab resources is limited. This study aims to provide an overview of the current condition of mud crab culture and formulate a strategy for developing crab culture that has not developed optimally. The method used in this research is through literature study, interviews and Focus Group Discussion (FGD), which were analyzed descriptively. The problem with crab cultivation today is that seeds are challenging to obtain in certain months, so cultivation activities are disrupted. The market is still wide open, but the catch is starting to decrease, marked by the difficulty of continuously obtaining crab seeds from nature. The cultivation activities from hatcheries must be realized, and production must increase. Seeds for cultivation activities are huge, so many hatcheries are needed.


Keywords


Kepiting bakau; akuakulture; tempat pembenihan

Full Text:

PDF

References


Agus, M. (2008). Analisis Carrrying Capacity Tambak Pada Sentra Budidaya Kepiting Bakau (Scylla spp.) Di Kabupaten Pemalang–Jawa Tengah. Universitas Diponegoro.

Comtrade.un.org. UN Comtrade Database. https://comtrade.un.org/data. Akses 10 Agustus 2021.

Food and Agriculture Organization [FAO]. (2007). Mangroves of Asia 1980-2005: Country Reports. Rome; FAO.

Hubatsch H.A., Lee S.Y., Meynecke J.O., Diele K., Nordhaus I., Wolff M. (2015). Life-history, movement, and Habitat use of Scylla serrata (Decapoda, Portunidae): Current Knowledge and Future Challenges. Journal of Hydrobiologia (2016) 763:5-21. https://link.springer.com/article/10.1007/s10750-015-2393-z

Ikhwanuddin, M., J. Nur-Atika, A.B. Abol-Munafi and H. Muhd-Farouk. (2014). Reproductive Biology on the Gonad of Female Orange Mud Crab, Scylla olivacea (Herbst, 1796) from the West Coastal Water of Peninsular Malaysia. Asian Journal of Cell Biology, 9: 14-22. https://scialert.net/abstract/?doi=ajcb.2014.14.22

Jhaveri, N., Dzung, N. T., & Dung, N. K. (2018). Mangrove Collaborative Management in Vietnam and Asia (Issue January).

Keenan, C.P. (1999). Aquaculture of the mud crab, genus Scylla-Past, present and future. In: Mud crab aquaculture and biology (eds.C.P. Keenan and A. Blackshaw). ACIAR Proceedings 78: 9-13.

Khoa, T. N. D., & Harrison, F. S. (2019). Development of mud crab breeding technology for conservation and communal livelihoods in the Setiu Wetlands, Terengganu, Malaysia. Asian Journal of Agriculture and Biology, Special Issue 7(11), 11–16. https://www.asianjab.com/development-of-mud-crab-breeding-technology-for-conservation-and-communal-livelihoods-in-the-setiu-wetlands-terengganu-malaysia/

Kemendag.go.id. RCA (Revealed Comparative Advantage). https://www.kemendag.go.id/addon/rca/. Akses 5 Juli 2021.

KKP.go.id. https://kkp.go.id/djpdspkp/artikel/7947-kinerja-ekspor-produk-perikanan-indonesia-tahun-2018. Kinerja Ekspor Produk Perikanan Indonesia Tahun 2018. Akses 27 September 2022.

Mardiana, Mingkid, W., & Sinjal, H. (2019). Kajian Kelayakan dan Pengembangan Lahan Budidaya Kepiting Bakau (Scylla spp) di Desa Kabupaten Minahasa Utara. E-Journal Budidaya Perairan, 3(1), 154–164. https://doi.org/10.35800/bdp.3.1.2015.6951

Nugraha. P. (2021). Planning the first integrated crab culture in Indonesia in 2018. disampaikan dalam FGD Pusat Riset Perikanan tanggal 17 Mei 2021.

Permadi, S. (2018). Perkembangan Metode Pembenihan Kepiting Bakau. Oseana, 43(4), 40–56. https://doi.org/10.14203/oseana.2018.vol.43no.4.4

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 1/PERMEN-KP/2015 tentang Penangkapan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus pelagicus spp.). 6 Januari 2015. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 7. Jakarta

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus Spp.), Kepiting (Scylla Spp.), dan Rajungan (Portunus Spp.) Di Wilayah Negara Republik Indonesia. 24 Mei 2021. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 627. Jakarta.

Petersen, E. H., Phuong, T. H., Van Dung, N., Giang, P. T., Dat, N. K., Tuan, V. A., Nghi, T. V., & Glencross, B. D. (2013). Bioeconomics of mud crab, Scylla paramamosain, culture in Vietnam. Reviews in Aquaculture, 5(1), 1–9. https://doi.org/10.1111/j.1753-5131.2012.01073.x

Quinitio, E. T., & Parado-Estepa, F. D. (2008). Biology and Hatchery of Mud Crabs Scylla spp. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. (Second). Sotheast Asian Fisheries Development Center Aquaculture Department. http://www.seafdec.org.ph

Rusdi, I. (2020). Pembenihan Kepiting Bakau (Scylla paramamosain) Untuk Mendukung Sediaan Benih Bagi Masyarakat yang disampaikan dalam Webinar BBRBLPP Series #2 Meneropong Perkembangan Budidaya Kepiting Bakau (Scylla spp) di Indonesia. Webinar ini diselenggarakan oleh Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Gondol - Bali, pada hari Jumat, 10 Juli 2020

Saidah, S., & Sofia, L. A. (2016). Pengembangan Usaha Pembesaran Kepiting Bakau (Scylla spp) melalui sistem Silvofishery. Jurnal Hutan Tropis, 4(3), 265–272. http://dx.doi.org/10.20527/jht.v4i3.3620

Shelley, C., Lovatelli, A. (2012). Mud crab aquaculture – A practical manual. FAO Fisheries and Aquaculture Technical Paper. No. 567. Rome, FAO. 2011. 78 pp

Statistik.kkp.go.id. Produksi Perikanan. https://statistik.kkp.go.id/home.php?m=prod_ikan_prov&i=2. Akses Agustus 2021

Sugandhi, H. (2021). Peluang dan tantangan pengembangan budidaya kepiting bakau nasional. disampaikan dalam FGD Pusat Riset Perikanan tanggal 8 April 2021.

Syafaat, M. N., Azra, M. N., Waiho, K., Fazhan, H., Ambok Bolong Abol-Munafi, Ishak, S. D., Syahnon, M., Ghazali, A., Ma, H., & Ikhwanuddin, M. (2021). A Review of the Nursery Culture of Mud Crabs, Genus Scylla: Current Progress and Future Directions. Animal, 11(2034), 227–241. https://doi.org/10.1037/10141-026

Syafaat, M. N., & Gunarto, G. (2018). Budidaya Pembesaran Kepiting Bakau Scylla tranquebarica (Fabricius, 1798) Hasil Pembenihan Pada Lokasi Tambak Yang Berbeda. Media Akuakultur, 13(1), 21–30. https://doi.org/10.15578/ma.13.1.2018.21-30

Thach, N. C. (2009). Seed production and grow-out of mud crab (Scylla paramamosain) in Vietnam. (E. Quinitio, Ed.). Tigbauan, Iloilo, Philippines: SEAFDEC Aquaculture Department. https://repository.seafdec.org/handle/20.500.12066/1952

United Nations Comtrade. (2021). Data ekspor (online). (www.comtrade.un.org diakses pada September 2021)

Waiho, K., Ikhwanuddin, M., Baylon, J. C., Jalilah, M., Rukminasari, N., Fujaya, Y., & Fazhan, H. (2021). Moult induction methods in soft-shell crab production. Aquaculture Research, 52(9), 4026–4042. https://doi.org/10.1111/are.15274

Yi, S. K., Lee, S. G., & Lee, J. M. (2009). Preliminary study of seed production of the micronesian mud crab scylla serrata (Crustacea: Portunidae) in Korea. Ocean and Polar Research, 31(3), 257–264. https://doi.org/10.4217/OPR.2009.31.3.257




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.14.2.2022.41-52


Creative Commons License
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550

Crossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj