ANALISIS KESESUAIAN PENEMPATAN KERAMBA JARING APUNG IKAN KERAPU DI SELAT MADURA: PERTIMBANGAN KUALITAS AIR LAUT
Abstract
Budidaya perikanan sangatlah penting untuk menyeimbangkan produksi ikan yang ada di Indonesia yang saat ini terlalu mengandalkan pada sektor perikanan tangkap. Salah satu alternatif budidaya perikanan adalah dengan keramba jaring apung (KJA). Ikan kerapu merupakan komoditas yang cocok untuk budidaya dengan KJA. Dalam penelitian ini, dilakukan uji kelayakan kualitas air laut sekitar perairan di Selat Madura dengan menggunakan standar baku mutu kualitas air laut untuk ikan kerapu, selanjutnya dilakukan pemetaan kesesuaian lokasi untuk budidaya dengan metode KJA. Data yang digunakan adalah data kualitas air laut dari Marine Coppernicus pada tahun 2021. Kesesuaian lokasi perairan untuk budidaya KJA dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu sangat sesuai (S1), sesuai (S2), dan tidak sesuai (N). Dari hasil pemetaan lokasi kesesuaian perairan untuk budidaya ikan kerapu dengan KJA di Selat Madura, menunjukkan bahwa bagian barat Selat Madura yang meliputi: perairan sekitar Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, Bangkalan, sebagian pesisir Probolinggo dan Sampang masuk pada kategori sesuai (S2) dengan rata-rata skor 56,4 sedangkan untuk perairan sekitar Situbondo, Pamekasan, Sumenep dan sebagian pesisir Probolinggo dan Sampang masuk pada kategori sangat sesuai (S1) dengan rata-rata skor 71,6. Kesesuaian tersebut sangat dipengaruhi beberapa parameter penting seperti batimetri dan kecerahan di daerah tersebut.
Fish farming plays a crucial role in Indonesia's efforts to manage its fish production, especially considering the heavy reliance on the capture fisheries sector. One promising method in fish farming involves using floating net cages, known locally as Keramba Jaring Apung (KJA). Grouper fish (Epinephelus fuscoguttatus) are particularly suitable for cultivation using KJA. This study examined the feasibility of seawater quality in the Madura Strait area by applying standard quality criteria tailored for grouper fish. Additionally, it mapped out suitable locations for KJA-based cultivation. The data utilized in this study included seawater quality data from Marine Copernicus for the year 2021. The suitability of locations for KJA farming was classified into three categories: highly suitable (S1), suitable (S2), and not suitable (N). Mapping results revealed that the western part of the Madura Strait, including Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, Bangkalan, and parts of Probolinggo and Sampang coastal areas, fell into the suitable (S2) category with an average score of 56.4. Conversely, Situbondo, Pamekasan, Sumenep, and parts of Probolinggo and Sampang coastal areas were classified as highly suitable (S1) with an average score of 71.6. The suitability of these locations is influenced significantly by crucial parameters such as bathymetry and water clarity in the respective areas.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agustina, S. S., Hutabarat, J., & Sudaryono, A. (2010). Strategi pengembangan budidaya ikan kerapu dalam keramba jaring apung di Kabupaten Situbondo. Aquacultura Indonesiana., 11(1): 77-(1), 77–87. DOI: 10.31219/osf.io/ujfc3
Della, Berliana & Ulqodry, Tengku & Putri, Wike. (2019). Analisis Laju Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dengan Jenis Pakan Berbeda di Balai Budidaya Lampung. Jurnal Penelitian Sains. 21. 118. DOI: 10.36706/jps.v21i3.543.
Gobler, C. J., Cullison, L. A., Koch, F., Harder, T. M., & Krause, J. . (2005). Influence of freshwater flow, ocean exchange, and seasonal cycles on phytoplankton-nutrient dynamics in a temporarily open estuary. Estuarine, Coastal and Shelf Science, 65(1–2), 275–288. DOI: 10.1016/j.ecss.2005.05.016
Heriansah, A., & Fadly, S. (2015). Penentuan kesesuaian lokasi keramba jaring apung kerapu (epinephelus sp.) Melalui sistem informasi geografis di Pulau Saugi Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Balik Diwa, 6(2). DOI: 10.13170/depik.9.2.15199
Jaelani, L. M., Kartikasari, F., & Winarso, G. (2016). Analisis Kualitas Air Laut Untuk Penentuan Lokasi Budidaya Kerapu Bebek Menggunakan Citra Satelit Landsat-8. Geoid, 12(1), 100-110. DOI:10.12962/j24423998.v12i1.2402
Kementrian Kelautan dan Perikanan, I. (2020). Peraturan Kementrian Kelautan dan Perikanan Nomor 58 Tahun 2020. https://jdih.kkp.go.id/Homedev/DetailPeraturan/891
Khalil, M., Mardhiah, A., & Rusdydi, R. (2015). Pengaruh penurunan salinitas terhadap laju konsumsi oksigen dan pertumbuhan ikan kerapu lumpur (Epinephelus tauvina). Acta Aquatica, 2(2), 114–121. DOI: 10.29103/aa.v2i2.720
Kholizah, N., Zainuri, M., & Berkantong, J. T. (2023). Analisis produktivitas jaring tarik berkantong di Pelabuhan Branta Pesisir Tlanakan , Pamekasan Madura Productivity Analysis Of Danish Seine At The Port Of Branta Pesisir Tlanakan , Pamekasan Madura. J.Kebijak.Perikan.Ind, 15, 71–79. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.15.2.2023.71-79
KKP. (2022). Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor 19 tahun 2022 tentang estimasi potensi sumber daya ikan, jumlah tangkapan yang diperbolehkan, dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia, 3, 1–7. https://jdih.kkp.go.id/peraturan/df947-2022kepmen-kp19.pdf
Logo, Marianus & Perbani, N & Priyono, Bayu. (2019). PENENTUAN DAERAH POTENSIAL BUDIDAYA RUMPUT LAUT KAPPAPHYCUS ALVAREZII DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Seminar Nasional Geomatika. 3. 929. DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.1059.
Mahaputra, B. G. (2017). Penentuan lokasi budidaya keramba jaring apung di Perairan Teluk Prigi Kabupaten Trenggalek dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. DOI: 10.13170/depik.1.1.2365
Mahulette, R. T., & Nugroho, D. (2017). Dampak pemasangan hunian ikan buatan sebagai upaya pemulihan habitat sumberdaya ikan demersal di Perairan Pantai Brebes, Jawa Tengah. J.Kebijak.Perikan.Ind, 9(1), 31. DOI:10.15578/jkpi.9.1.2017.31-40.
Parunutu, C. P. (2015). Budidaya ikan kerapu (Epinephelus tauvina Forsskal, 1775) dan Ikan Beronang (Siganus canaliculatus Park, 1797) dalam Keramba Jaring Apung dengan Sistem Polikultur. Jurnal Budidaya Perairan, 3(1), 1–10. DOI: 10.35800/bdp.3.1.2015.6924
Ridwantara, D., Buwono, I. D., Suryana, A. A., Lili, W., & Suryadi, I. B. B. (2019). Uji kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan mas mantap (Cyprinus carpio) pada Rentang Suhu yang Berbeda. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 10(1), 46–54. DOI: 10.36706/jari.v10i1.16850
Sangaji, S. S., & Suhardi. (2019). Strategi pengembangan usaha budidaya ikan kerapu di Kelurahan Djikocobo Kota Tidore Kepulauan. Jurnal AKSARA PUBLIC, 3(4), 179–187. DOI: 10.33087/akuakultur.v5i2.66
Syarifudin. (2016). Pengaruh pH terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Biawan (Helostoma temmincki). Universitas Muhammadiyah Pontianak. DOI: https://doi.org/10.29103/aa.v10i2.9784
Wibowo, S., Utomo, B. S. V., & Suryaningrum, T. D. (1987). Kajian sifat fisiologi ikan sebagai dasar dalam pengembangan transportasi ikan kerapu lumpur (Epinephelus tauvina) Hidup untuk Eksport. Puslitbang Perikanan. DOI: 10.15578/jppi.8.6.2002.1-9
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.16.1.2024.51-60
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550