ANALISIS KESESUAIAN KAWASAN EKOWISATA BAHARI DI TANJUNG WAEROLE DAN NUSATELU

Achmad Jais Elly, Alex SW Retraubun, Dicky Sahetapy, Renold Papilaya

Abstract


Dalam perumusan penentuan kawasan ekowisata bahari perlu digunakan analisis kesesuaian secara spasial khususnya parameter-parameter hidrooseanografi atau ekologi (parameter biologi dan fisik) dalam penentuan lokasi kawasan wisata. Tanjung Waerole dan Nusatelu memiliki potensi pariwisata yang ditetapkan melalui RZWP3K dan telah dimanfaatkan sehingga diperlukan pengelolannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian Tanjung Waerole dan Nusatelu sebagai kawasan ekowisata bahari dilihat dari aspek ekologi di . Data dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengukuran serta foto dan sensus bawah air. Analisis data menggunakan indeks kesesuaian wisata yang dianalisis secara spasial dengan menggunakan perangkat lunak Quantum GIS. Hasil Analisis yang dihasilkan menunjukkan bahwa kawasan Tanjung Waerole dan Nusatelu sangat sesuai untuk dimanfaatkan sebagai kawasan ekowisata bahari, diantaranya wisata pantai dengan potensi ekologis sebesar 968,05 m, kategori wisata snorkeling dengan potensi ekologis sebesar 0,07 Ha, kategori wisata diving/selam dengan potensi ekologis sebesar 0,14 Ha, kategori wisata pancing pantai dengan potensi ekologis sebesar 0,69 Ha, dan kategori wisata pancing perairan dengan potensi ekologis sebesar 34,97 Ha.

In determining the marine ecotourism area, it is necessarily to use suitability analysis in spatial using hydroseanography parameter or ecology (biological and physical parameter) in determining the location of tourism area. Tanjung Waerole and Nusatelu have tourism potential which is determined through the RZWP3K and has been utilized so that management is needed. This research aimed to analyze the suitability of ecological side in Tanjung Waerole and Nusatelu as the areas of marine ecotourism. The data were collected through observation process, measurement, and underwater photography and census. The data analysis used tourism suitability index analyzed by spatial of Quantum GIS software. The result of analysis revealed that the areas of Tanjung Waerole and Nusatelu that suitable to be utilized as the marine ecotourism area are beach tourism with ecological potency around 968.05 m, snorkeling tour category with ecological potency 0.07 Ha, diving category with ecological potency 0.14 Ha, beach fishing with ecological potency 0.69 Ha, and water fishing with ecological potency 34, 97 Ha.


Keywords


Bahari; ekowisata; kesesuaian; parameter

Full Text:

PDF

References


Adnyana, P. B., Yudasmara G. A., & Budi, G. (2014). Analisis potensi dan kondisi ekosistem terumbu karang pulau menjangan untuk pengembangan ekowisata bahari berbasis pendidikan terpadu, Jurnal Sains dan Teknologi, 3(2), 362-377. https://doi.org/ 10.23887/jst-undiksha.v3i2.4474

Arismiyanti, N. T. (2017). Development strategy of sustainable marine ecotourism Indonesia. Asian journal on hospitality and tourism, 15, 118-138.

Bookbinder, P. M., Dinerstein, E., Rijal, A., Cauley, H., & Rajoria, A. (1998). Ecotourism support of biodiversity. Journal Conservation Biology, 121 (12), 1309-1404. https://doi.org/10.1111/J.1523-1739.1998.97229.X

Butarbutar, R., & Soemarno. (2013) Environmental effects of ecotourism in Indonesia. Journal of Indonesia tourism and development studies, 1(3), 97-107. https://doi.org/10.21776/ub.jitode.2013.001.03.01

Chasanah, I., Purnomo, P. W., & Haeruddin. (2017) Analisis kesesuaian wisata pantai jodo desa sidorejo kecamatan gringsing kabupaten batang. Journal of natural resources and environmental management, 7(3), 235-243. https://doi.org/10.29244/jpsl.7.3.235-243

English, S., C. Wilkinson and V. Baker, 1997 Survey manual for tropical marine resources. ASEAN-Australia Marine Science Project: Living Coastal Resources, Australian Institute of Marine Science, PMB No. 3, Townsville Mail Centre, Australia 4810: 390 p.

Kecamatan Leihitu dalam Angka. 2020. BPS Maluku Tengah

Kusumo, M., & Hidayah Z. (2012) Model penentuan kawasan ekowisata bahari dengan pemanfaatan data citra satelit resolusi dan sistem informasi geografis. Jurnal Rekayasa, 5(2),87-94. https://doi.org/10.21107/rekayasa.v5i2.2117

Lelloltery, H., Pujiatmoko S., Fandeli C., & Baiquni M., (2016). Pengembangan Ekowisata Berbasis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Pantai (Studi Kasus Pulau Marsegu Kabupaten Seram Bagian Barat). Jurnal Budidaya Pertanian, 12(1), 25-33. https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/bdp/article/view/44

Muntasib, H. E., Merry M. U., Agustinus S., & Resti M., (2018). Potensi Bahaya bagi Keselamatan Pengunjung di Kawasan Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Pangandaran Jawa Barat. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 8 (1), 15-25.

Murtini, S., Sumarni, Utomo, D. H., & Astina, I. K. (2019). Suitability evaluation of the potential of Ria Kenjeran Beach as marine ecotourism in Surabaya City. IOP Conference. Series: Eart and environmental science, 243(1).

Ngabito, M. (2013). Analisis kesesuaian dan daya dukung ekowisata pulau saronde kabupaten gorontalo utara provinsi gorontalo. Tesis. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Paulus C. A. (2009). Penentuan Kawasan Pariwisata Bahari Dan Pantai Dengan Analisis Spasial Citra Satelit Di Kabupaten Waropen-Papua. Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Rabiyanti, I., Yulianda, F., & Imran, Z. (2020). Study of giant clam resources for potential marine tourism in Morella waters, central Maluku. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science, 420(1).

Rajab, M. A., Fahruddin, A., & Setyobudiandi, I. (2013). Daya dukung perairan pulau liukang loe untuk aktivitas ekowisata bahari. Jurnal Ilmu Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan, 2(3), 114-125. https://doi.org/10.13170/depik.2.3.854

Rajab, M. A. (2020). Analisis daya dukung pulau liukang loe untuk pengembangan wisata pantai. Jurnal Industri Pariwisata, 3(1), 50-56.

Sahetapy, D. A. S. W. Retraubun., Bengen D.G., Abrahansz, J. 2018. Potency of reef fishes in Tuhaha bay waters, Central Maluku Regency, Maluku Province, Indonesia. Proceeding of IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (339) 012006: 10 p

Tiyasmono, K. D., Riyanti. G. A., & Hardianto, F. N. (2019). Model Konseptual Hubungan Modal Sosial Dan Pengembangan Desa Wisata. Management dynamic conference, 5, 214-220. http://repository.usd.ac.id/id/eprint/36122

Umar, H. (2012). Metode floating object untuk pengukuran arus menyusur pantai. Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan, 10(2), 157-167. http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/geo

Wardhani K. M., & Hidayah Z., (2012). Model penentuan kawasan ekowisata bahari dengan pemanfaatan data citra satelit resolusi tinggi dan sistem informasi geografis. Jurnal Rekayasa, 5(2), 87-92. https://doi.org/10.21107/rekayasa.v5i2.2117

Wuleka, K. C. J., Ernest, B., & Oscar, A.I. (2013). Livelihood enhancement through ecotourism: a of mognori ecovillage near mole National Park, Damongo, Ghana. International Journal of Business and Social Science, 4(4), 128-137. http://www.ijbssnet.com/journals/Vol_4_No_4_April_2013/15.pdf

Wildan, Sukardi, & Syuaib, M. Z. (2016). The feasibility of development of social capital-based ecotourism in west lombok. Mimbar, 32(1), 214-222.

Yulianda, F. 2007. Ekowisata bahari sebagai alternatif pemanfaatan sumberdaya pesisir berbasis konservasi. 119-129. Bogor, Indonesia: Departemen Manajemen Suberdaya Perairan, Institut Pertanian Bogor.

Yulisa, E. N., Johan, Y., & Hartono, D. (2016). Analisis kesesuaian dan daya dukung ekowisata pantai kategori rekreasi pantai laguna desa merpas kabupaten kaur. Jurnal Enggano, 1(1), 97–111. https://core.ac.uk/download/pdf/228580017.pdf

Yulius., Rahmania, R., Kadarwati, U. R., Ramdhan M., Khairunnisa T., Saepuloh, D., Subandriyo, J., & Tussadiah, A., (2018). Kriteria penetapan zona ekowisata bahari. pusat riset kelautan badan riset dan sumber daya manusia kelautan dan perikanan. Bogor: IPB Press.

Widhianingrum, I., Indarjo, A., & Pratikto, I. (2013) studi kesesuaian perairan untuk ekowisata diving dan snorkeling di perairan pulau keramat, kabupaten sumbawa provinsi nusa tenggara barat. Journal of Marine Research, 2(3), 181-189.https://doi.org/10.14710/jmr.v2i3.3147

Wilks, J. (2017). Tourism and aquatic safety: no lifeguard on duty-swim at your own risk. Tourism in marine environments, 12(3-4), 211-219. https://doi.org/10.3727/154427317X15016348972677

Zulfikar., Wardiatni, Y., & Setyobudiandi, I. (2009) Kesesuaian dan daya dukung ekosistem terumbu karang sebagai kawasan wisata selam dan snorkeling di tuapejat kabupaten kepulauan mentawai. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesi, 1, 195-203. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jippi/article/view/10719




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.13.1.2021.17-30


Creative Commons License
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550