PERANAN SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN NATUNA

Meirina Anggraeni, Ernan Rustiadi, Gatot Yulianto

Abstract


Kabupaten Natuna sebagai daerah pulau-pulau kecil memiliki sumber daya alam yang besar khususnya perikanan. Sektor perikanan diharapkan dapat menjadi motor penggerak bagi pengembangan wilayah Kabupaten Natuna. Salah satu alternatif menggerakkan dan memacu pembangunan wilayah adalah menentukan pusat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan keterkaitan antar sektor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat perkembangan wilayah berdasarkan kelengkapan infrastruktur wilayah, menganalisis keterkaitan ke belakang dan ke depan (backward and forward linkages) sektor perikanan dan menganalisis seberapa besar peranan sektor perikanan terhadap perekonomian Kabupaten Natuna. Analisis data yang digunakan adalah Skalogram dan Input-Output (I-O). Hasil penelitian menunjukkan kecamatan yang berpotensi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi adalah Kecamatan Bunguran Timur dan Pulau Tiga. Sektor industri pengolahan, penyediaan akomodasi dan makan minum, transportasi dan pergudangan, jasa keuangan dan asuransi, dan real estate dan jasa perusahaan termasuk ke dalam sektor unggulan karena memiliki daya penyebaran ke belakang dan daya kepekaan terhadap permintaan akhir sektor-sektor perekonomian. Sementara sektor perikanan belum menjadi sektor unggulan yang dapat menjadi penggerak secara langsung perekonomian di Kabupaten Natuna. Upaya untuk mendorong keterkaitan antar sektor perikanan dengan sektor perekonomian wilayah dengan pengembangan industri hilir yang memanfaatkan output kegiatan perikanan sebagai bahan baku produksinya baik secara langsung maupun tidak langsung dan difokuskan pada lokasi yang berpotensi sebagai pusat pertumbuhan

 

Tittle: Role of Fisheries Sector to Economy of the Natuna Regency

Natuna Regency is a potential area with great amount of fisheries resources. Its fisheries resources are expected to encourage the development within the regency. The establisment of economic growth center and increased linkages among sectors were suggested to accelerate the regional development. This study aims to analyze the level of regional development based on the completeness of regional infrastructure, to analyze the backward and forward linkages of the fisheries sector and to measure the role of fisheries in economy of Natuna Regency. Scalogram and Input-Output were used for data analysis. The results suggested two districts as a center of economic growth, they are Bunguran Timur District and Pulau Tiga. Instead of fisheries sector,  the manufacturing, accommodation, food and beverage, transportation, warehousing, financial and insurance services, real estate and company services were the leading sectors due to their backward deployment and sensitivity to the final demands of the economic sectors. Efforts to encourage linkages between fisheries and other regional economic sector are necessary through the development of downstream industries. It includes the directly and indirectly use of fisheries outputs as raw material for production in the focus area of centers of growth

 


Keywords


input-output; keterkaitan antar sektor; pengembangan wilayah; perikanan; skalogram

Full Text:

PDF

References


[BPS] Badan Pusat Statistik. (2008). Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input-Output. Jakarta, ID. Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna. (2018a). Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Natuna Menurut Lapangan Usaha. Natuna,ID. Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna. (2018b). Kabupaten Natuna dalam Angka 2018. Natuna,ID. Badan Pusat Statistik.

Budiharsono, S. (2001). Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Jakarta, ID: Pradya Paramita.

Daryanto, A & Hafizrianda, Y. (2010). Analisis Input -Output dan Social Accounting Matrix untuk Pembangunan Ekonomi Daerah. Bogor, ID: IPB Press.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Natuna. (2019). Laporan Tahunan DKP Kabupaten Natuna. Ranai, ID. DKP Kabupaten Natuna.

Ekosafitri, K. H. (2017). Peran Subsektor Perikanan dan Kelautan dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Jepara [tesis]. Bogor, ID: Institut Pertanian Bogor.

Goimawan. (2012). Perencanaan Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Tengah [tesis]. Bogor, ID: Institut Pertanian Bogor.

Gulo, Y. (2015). Identifikasi Pusat-pusat Pertumbuhan dan Wilayah Pendukungnya Dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Nias. Widyariset. 18 (1), 37-48.

Jacobsen, K. I, Lester S. E, & Halpern B. S. (2014). A global synthesis of the economic multiplier effect of marine sector. Marine Policy. 44:273-278

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2015). Penyusunan Rencana Zonasi dan Masterplan Pengembangan Kawasan Kelautan dan Perikanan Terintegrasi (PKKPT) dan Pulau-pulau Kecil Terluar (PPKT) di Kabupaten Natuna. Jakarta, ID.KKP.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 47/Kepmen-KP/2016 tentang Estimasi Potensi Jumlah Tangkapan yang diperbolehkan, Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

Lee, M. K., & Yoo, S. H. (2014). The role of the capture fisheries and aquaculture sectors in the Korean national economy: An input–output analysis. Marine Policy, 44, 448-456.

Lee, M. K., & Yoo, S. H. (2016). The role of tranportation sectors in the Korean national economy: An input-output analysis. Transportation Reseach. 93,13-22.

Morissey, K & O’Donogue, C. (2013) The role of marine sector in the Irish national economy: An input-output analysis. Marine Policy. 37, 230-238.

Muta’ali, L. (2015). Teknik Analisis Regional untuk Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan. Yogyakarta (ID): Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Nurkamil, Y. (2015). Peran Sektor Perikanan dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Cianjur [tesis]. Bogor, ID: Institut Pertanian Bogor.

Panggabean MAP. (2016). Studi Peran Subsektor Perikanan dalam Pengembangan Wilayah di Kota Sibolga. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 18(1), 49-55.

Rustiadi, E., Saefulhakim, S. & Panuju, D. R. (2011). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta, ID. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Siska, D (2016. Strategi Pengembangan Berbasis Agroindustri di Kawasan Andalan Kandangan Kalimantan Selatan [tesis]. Bogor, ID: Institut Pertanian Bogor.

Supasa T, Hsiau S. S, Lin S. M, Wongsapai W, & Wu, J. C. (2016). Has energy conservation been an effective policy for Thailand? an input-output structural decomposition analysis from 1995 to 2010. Energy Policy. 98, 210-220.

Syarief, A. (2014). Analisis Subsektor Perikanan Dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Indramayu [tesis]. Bogor, ID: Institut Pertanian Bogor.

Zou, Q & Liu, X. (2016). Economic Effect Analysis of Seawater Desalination in China with Input-Output Technology. Desalination. 380, 18-28.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jksekp.v10i1.8155

Indexed by:

 

 

 

---------------------------------------------------------------------------------------

 

Published by

Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.