PERBEDAAN HASIL TANGKAPAN HIU DARI RAWAI HANYUT DAN DASAR YANG BERBASIS DI TANJUNG LUAR, LOMBOK

Agus Arifin Sentosa, Nanang Widarmanto, Ngurah Nyoman Wiadnyana, Fayakun Satria

Abstract


Aktivitas penangkapan hiu sebagai target tangkapan utama bagi perikanan rawai di Tanjung Luar, Lombok Timur berlangsung sepanjang tahun dengan upaya penangkapan yang terus meningkat. Tingginya upaya penangkapan dapat meningkatkan jumlah dan jenis hasil tangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil tangkapan hiu dari alat tangkap rawai hanyut dan rawai dasar yang dioperasikan oleh nelayan yang berbasis di PPI Tanjung Luar, Lombok Timur. Data tangkapan diperoleh melalui catatan enumerator di Tanjung Luar, Lombok Timur pada Januari – November 2015. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan perhitungan laju tangkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju tangkap rawai hiu yang dioperasikan nelayan Tanjung Luar berfluktuasi tiap bulan dengan rerata 73,98±40,58 kg/hari dan rerata laju pancing 4,32±2,23 ekor/100 pancing. Laju tangkap cenderung mulai mengalami peningkatan mulai bulan April dan mencapai puncaknya sekitar November. Laju tangkap rawai hanyut lebih tinggi dibandingkan rawai dasar. Total hasil tangkapan didominasi oleh Carcharhinus falciformis (42,12%), Prionace glauca (10,51%) dan C. limbatus (10,32%) dimana C. falciformis dan P. glauca cenderung lebih banyak tertangkap oleh rawai hanyut sedangkan C. limbatus banyak tertangkap oleh rawai dasar. Jenis hiu hasil tangkapan rawai dasar lebih beragam (26 jenis) dibanding rawai hanyut (18 jenis). Rawai hanyut cenderung lebih banyak menangkap jenis hiu dengan status konservasi rawan dan langka menurut Daftar Merah IUCN serta masuk dalam Appendiks CITES.

Keywords


Elasmobranchii; konservasi; laju tangkap; rawai; Tanjung Luar; Lombok Timur

Full Text:

PDF

References


Bahtiar, A., Barata, A. & Novianto, D. (2013). Sebaran Laju Pancing Rawai Tuna di Samudera Hindia. J. Lit. Perikan. Ind, 19 (4), 195-202.

Blaber, S.J.M., Dichmont, C.M., White, W., Buckworth, R., Sadiyah, L, Iskandar, B., Nurhakim, S., Pillans, R., Andamari, R., Dharmadi, & Fahmi. (2009). Elasmobranchs in southern Indonesian fisheries: the fisheries, the status of the stocks and management options. Reviews in Fish Biology and Fisheries, 19, 367–391.

Castro, J.I., Woodley, C.M., & Brudek, R.L.. (1999). A Preliminary Evaluation of the Status of Shark Species (p. 72). FAO. Fisheries Technical Paper No. 380. Rome: Food and Agricultural Organization.

Compagno, L.J.V. (1998). Sharks. In K.E. Carpenter & V.H. Niem (eds). FAO Identification Guide for Fishery Purposes. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific. Vol. 2. Cephalopods, Crustaceans, Holuthurians, and Sharks (pp. 1193-1366). Rome: Food and Agriculture Organization.

Dharmadi, Suprapto, & Widodo, A.A. (2008). Komposisi dan fluktuasi hasil tangkapan ikan cucut dominan yang tertangkap rawai tuna permukaan. J. Lit. Perikan. Ind., 14 (4), 371-377.

Dharmadi, Fahmi, & White, W. (2009). Biodiversity of Sharks and Rays in South-Eastern Indonesia. Ind. Fish. Res. J., 15 (1), 17-28.

Dharmadi, Faizah, R., & Sadiyah, L. (2013). Shark longline fishery in Tanjungluar East Lombok. Ind. Fish. Res. J., 19 (1), 39-46.

Dharmadi, Fahmi, & Satria, F. (2015). Fisheries management and conservation of sharks in Indonesia. African Journal of Marine Science, 37 (2), 249-258.

Dulvy, N.K., Fowler, S.L., Musick, J.A., Cavanagh, R.D., Kyne, P.M., Harrison, L.R., Carlson, J.K., Davidson, L.NK., Fordham, S.V., Francis, M.P., Pollock, C.M., Simpfendorfer, C.A., Burgess, G.H., Carpenter, K.E., Compagno, L.J.V., Ebert, D.A., Gibson, C., Heupel, M.R., Livingstone, S.R.., Sanciangco, J.C., Stevens, J.D., Valenti, S., & White, W.T. (2014). Extinction risk and conservation of the world’s sharks and rays. eLife Research Article 3, eLife.00590 3. DOI: 10.7554/eLife.00590. 35 p.

Effendie, M.I. (2002). Biologi Perikanan (p. 163). Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Fahmi, & Dharmadi. (2013). Tinjauan Status Perikanan Hiu dan Upaya Konservasinya di Indonesia (p. 179). Jakarta: Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Fahmi, & Dharmadi. (2015). Pelagic shark fisheries of Indonesia's Eastern Indian Ocean Fisheries Management Region. African Journal of Marine Science, 37(2), 259-265.

Faizah, R., Sadiyah, L., & Dharmadi. 2013. Komposisi jenis cucut hasil tangkapan rawai cucut yang didaratkan di PPI Tanjung Luar , Lombok Timur. In Kartamihardja et al. (eds). Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan IV. (KSI-PI 43: pp 1-11). Purwakarta: Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan.

Galluccci, V.F., Taylor, I.G., & Erzini, K. (2006). Conservation and management of exploited shark populations based in reproductive value. Can. J. Fish. Aquat. Sci.,63, 931–942.

Gilman, E., Clarke, S., Brothers, N., Alfaro-Shigueto, J., Mandelman, J., Mangel, J., Petersen, S., Piovano, S., Thomson, N., Dalzell, P., Donoso, M., Goren, M. & Werner, T. (2008). Shark interactions in pelagic longline fisheries. Marine Policy, 32, 1–18.

Kurniawan, R., Barata, A., & Nugroho, S.C. (2016). Laju Pancing (Hook Rate), Panjang Hiu Aer (Prionace glauca) dan Daerah Penangkapannya di Samudera Hindia. In Prosiding Simposium Hiu dan Pari di Indonesia (pp. 63-68). Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Lack, M., & Sant, G. (2006). Confronting shark conservation head on (pp. 35). Cambridge, UK: TRAFFIC International.

Lack, M., & Sant, G. (2011). The Future of Sharks : A Review of Action and Inaction (pp. 41). Washington, D.C.: TRAFFIC International and the Pew Environment Group.

Last, P.R., & Stevens, J.D. (1994). Sharks and Rays of Australia (p. 513). Australia: Fisheries Research and Development Corporation.

Mandelman, J.W., Cooper, P.W., Werner, T.B., & Lagueux, K.M. (2008). Shark bycatch and depredation in the U.S. Atlantic pelagic longline fishery. Rev Fish Biol Fisheries, 18, 427–442.

Morgan, A., & Carlson, J.K. (2010). Capture time, size and hooking mortality of bottom longline-caught sharks. Fisheries Research, 101, 32–37.

Musick, J.A., Burgess, G, Cailliet, G, Camhi, M, & Fordham, S. 2000. Management of sharks and their relatives (Elasmobranchii). Fisheries, 25, 9–13.

Novianto, D., Barata, A., & Bahtiar, A. (2010). Efektivitas Tali Cucut Sebagai Alat Tambahan pada Pengoperasian Rawai Tuna dalam Penangkapan Cucut. J. Lit. Perikan. Ind., 16 (3), 251-258.

Novianto, D., & Nugraha, B. (2014). Komposisi Hasil Tangkapan Sampingan dan Ikan Target Perikanan Rawai Tuna Bagian Timur Samudera Hindia. Marine Fisheries, 5 (2), 119-127.

Prisantoso, B.I., Widodo, A.A., Mahiswara, & Sadiyah, L. (2010). Beberapa Jenis Hasil Tangkap Sampingan (By Catch) Kapal Rawai Tuna di Samudera Hindia yang Berbasis di Cilacap. J. Lit. Perikan. Ind., 16 (3), 185-194.

Setyaji, B, & Nugraha, B. (2012). Hasil Tangkap Sampingan (HTS) Kapal Rawai Tuna di Samudera Hindia yang Berbasis di Benoa. J. Lit. Perikan. Ind., 18 (1), 43-51.

Sparre, P., & Venema, S. (1999). Introduction to Tropical Fish Stock Assesment. (Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis, alih bahasa : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan). Buku 1: Manual (p. 438). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan.

Stobutzki, I.C., Miller, M.J., Heales, D.S., & Brewer, D.T. (2002). Sustainability of elasmobranchs caught as bycatch in a tropical prawn (shrimp) trawl fishery. Fish. Bull.,100, 800–821.

Sudirman, & Mallawa, A. (2004). Teknik Penangkapan Ikan (p. 168). Jakarta: Rinneka Cipta.

Sybersma, S. (2015). Review of shark legislation in Canada as a conservation tool. Marine Policy, 61, 121–126.

White, W.T., Last, P.R., Stevens, J.D., Yearsley, G.K., Fahmi, & Dharmadi. 2006. Economically important sharks and rays of Indonesia (Hiu dan pari yang bernilai ekonomis penting di Indonesia). ACIAR monograph series; no. 124 (p. 329). Canberra: Australian Centre for International Agricultural Research.

White, W.T., Dichmont, C., Purwanto, Nurhakim, S., Dharmadi, West, R.J., Buckworth, R., Sadiyah, L., Faizah, R., Sulaiman, P.S., & Sumiono, B. (2012). Tanjung Luar (East Lombok) Longline Shark Fishery (p. 53). Australia: Australian National Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS), University of Wollongong.

Widodo, A.A, & J. Widodo. (2002). Perikanan cucut artisanal di perairan Samudera Hindia, Selatan Jawa dan Lombok. JPPI Sumberdaya dan Penangkapan, 8, 75-81.

Widodo, A.A., Prisantoso, B.I., & Mahulette, R.T. (2011). Hasil Tangkap Sampingan (HTS) pada Perikanan Rawai Tuna di Samudera Pasifik. J. Lit. Perikan. Ind., 17 (4), 273-284.

Wildlife Conservation Society (WCS). (2014). Shark fisheries status and future conservation in Nusa Tenggara Barat and Adjacent Waters, Indonesia. Wildlife Conservation Society-Indonesia Program. Report.

Williams, P.G. 1997. Shark and related species catch in tuna fisheries of the tropical Western and Central Pacific Ocean (p. 21). Tokyo, Japan: FAO Technical Working Group meeting on the Conservation and Management of Sharks.

Zainudin, I.M. (2011). Pengelolaan Perikanan Hiu Berbasis Ekosistem di Indonesia (p. 93). Tesis Pasca Sarjana. Depok: Universitas Indonesia.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.22.2.2016.105-114


Creative Commons License
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 0853-5884
e-ISSN 2502-6542

Find in a library with WorldCatCrossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj