KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN DAERAH PENANGKAPAN HIU APENDIKS II CITES YANG DIDARATKAN DI NAMOSAIN – NUSA TENGGARA TIMUR

Sri Pratiwi Saraswati Dewi, Rodo Lasniroha, Yuniarti K Pumpun, Zainal Abidin, Suko Wardono

Abstract


Namosain, Kupang – Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu sentra produksi perikanan hiu di Indonesia. Namun informasi terkait komposisi jenis hasil tangkapannya masih terbatas, terutama karena pendataan hasil tangkapan yang masih bersifat umum dan masuk dalam satu kategori yaitu cucut. Selain itu, kondisi hiu saat didaratkan sudah tidak utuh, terpisah bagian sirip, daging, ekor, tulang dan kulitnya sehingga menyulitkan dalam melakukan pengelompokkan dan identifikasinya. Sedangkan aturan konvensi (CITES) mengharuskan melakukan identifikasi ikan hingga tingkat genus atau spesies, oleh karena itu pendataan ikan hiu hingga tingkat spesies sangat diperlukan. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji komposisi jenis hiu yang tertangkap oleh pancing rawai dan mengetahui daerah penangkapannya, terutama untuk jenis hiu apendiks II CITES. Data diperoleh dari pendataan langsung hasil pendaratan hiu di pantai Namosain periode Juli – September 2017. Hasil kajian menunjukkan bahwa 100% hiu yang didaratkan dalam kondisi tidak utuh, sehingga identifikasi jenis dilakukan berdasarkan bentuk siripnya. Dari total 4.183 individu yang terdata, 21,32% adalah jenis hiu apendiks II CITES yang terdiri dari Carcharhinus falciformis sebanyak 5,90%, Sphyrna mokarran sebanyak 3,04%, S. lewini dan S. zygaena sebanyak 13,49%. Jika dibandingkan dengan data monitoring pendaratan hiu pada tahun 2016, terjadi kenaikan sebesar 12%. Jumlah individu terbanyak adalah Sphyrna lewini dan S. zygaena dengan ukuran sirip yang mendominasi adalah 20up (20-24 cm). Hasil tangkapan hiu apendiks II CITES tertinggi terjadi pada bulan Agustus. Sedangkan daerah penangkapan potensial hiu apendiks II CITES berada pada koordinat 90 – 110 LS dan 1230 – 1280 BT.

Namosain, Kupang – East Nusa Tenggara is one of Indonesia’s shark fishing center. However there is only little information regarding shark species, because data of catch composition recorded in one category that is “cucut”. Besides that, condition of sharks that landed has been cut off to some pieces such as fins, meat, caudal, skin, and cartilage, so it’s difficult to identify or classify the species. However, the regulation set up to species level, it is important to have report of catch composition up to the speciel level. This paper aims to describe landed shark species composition, especially those included in appendix II CITES caught by longline in East Nusa Tenggara. Data were obtained by enumerator catch of shark landed on Namosain in July - September 2017. The results show that all of landed shark were not being whole and intact, but in parts. Identification of landed shark was done by observing their fins. From total of 4,183 individu, 21.32% of them are included appendix II CITES consisting of Silky Shark (Carcharhinus falciformis) about 5.90%, Great Hammerhead (Sphyrna mokarran) about 3.04%, and Scalopped Hammerhead (S. lewini) and Smooth Hammerhead (Sphyrna zygaena) about 12.38% with dominan fin size 20up. There is a 13.49% incline from 2016. The highest catch of shark appendix II CITES was occurred in August with the high potential location of fishing is in 90 – 110 South latitude (S) and 1230 – 1280 East latitude (E).


Keywords


Komposisi hasil tangkapan; daerah penangkapan; hiu apendiks II CITES; NTT

Full Text:

PDF

References


Abercombrie, D.L., Chapman, D.D., Gulak, S.J.B., & Carlson, J.K. (2013). Visual identification of fins from common elasmobranchs in the Nortwest Atlantic Ocean. Panama: National Oceanic and Atmospheric Administration.

Candramila, W. & Junardi. (2006). Komposisi, keanekaragaman dan rasio kelamin ikan elasmobranchii asal sungai kakap Kalimantan Barat. Biospecies, 1(2), 41 – 46.

Chodrijah, U., Jatmiko, I., & Sentosa, A. A. (2017). Parameter Populasi Hiu Kejen (Carcharhinus falciformis) di Perairan Selatan Nusa Tenggara Barat. BAWAL. 9(3), 175 – 183. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.9.3.2017.175-183.

Compagno, L.J.V. (1984). FAO species catalogue vol.4 shark of the world part 2 – Carcharhiniformes (p.460). Roma: Food and Agriculture Organization of the United Nations.

Dharmadi, Fahmi, & Adrim, M. (2007). Distribusi frekuensi panjang, hubungan panjang tubuh, panjang klasper, dan nisbah kelamin cucut lanjaman (Carcharhinus falciformis). J. Lit. Perikanan. Indonesia. 13(3), 243 – 254. DOI:http://dx.doi.org/10.15578/jppi.13.3.2007.243-254.

Fahmi & Dharmadi. (2013). Tinjauan status perikanan hiu dan upaya konservasinya di Indonesia (p.33). Jakarta: Dit. KKJI – KKP.

Fahmi & Dharmadi. (2015). Pedoman pengenalan sirip hiu apendiks ii CITES. Jakarta: Dit. KKHL Ditjen PRL – KKP.

Faizah, R., Chodrijah, U., & Dharmadi. (2012). Aspek biologi ikan cucut kacangan (Hemitriakis indroyonoi) di Samudera Hindia. BAWAL. 4(3), 141 – 147. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.4.3.2012.141-147.

Fields, A. T., Fischer, G. A., Shea, S. K. H., & Zhang, H. (2017). Species composition of the international shark fin trade assessed through a retail-market survey in Hong Kong. Conservation Biology. 32(2), 376 – 389. DOI: https://doi.org/10.1111/cobi.13043.

Jaiteh, V. G., Hordyk, A. R., Braccini, M., Warren, C., & Loneragan, N. R. (2017). Shark finning in eastern Indonesia: assessing the sustainability of a data-poor fishery. ICES Journal of Marine Science. 74(1), 242 – 253. DOI: 10.1093/icesjms/fsw170.

Marshall, L. J., & Barone, M. (2016). Shark fin guide, identifying sharks from their fins. Roma: Food and Agriculture Organization of the United Nations.

Pratiwi, T. D. (2016). Shark finning sebagai isu global penyebab kepunahan hiu di Dunia. JISIERA. 1, 55 – 77.

Sadili, D., Dharmadi, Fahmi, Sarminto, Ramli, I., & Sudarsono. (2015). Rencana aksi nasional (RAN) konservasi dan pengelolaan hiu dan pari. Jakarta: Dit. KKHL Ditjen PRL – KKP.

Samusamu, A. S., & Dharmadi. (2017). Komposisi hasil tangkapan dan daerah penangkapan hiu botol (Centrophoridae) yang didaratkan di Tenau, Nusa Tenggara Timur. J. Lit. Perikanan Indonesia. 23(2), 89 - 96. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.23.2.2017.89-98.

Sentosa, A. A., Widarmanto, N., Wiadnyana, N. N., & Satria, F. (2016). Perbedaan hasil tangkapan hiu dari rawai hanyut dan dasar yang berbasis di Tanjung Luar, Lombok. J. Lit. Perikanan. Indonesia. 22(2), 105 – 114. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.22.2.2016.105-114.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.24.2.2018.149-156


Creative Commons License
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 0853-5884
e-ISSN 2502-6542

Find in a library with WorldCatCrossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj