PERFORMA IKAN Belontia hasselti DENGAN BERBAGAI DENSITAS DAN PEMBERIAN JENIS PAKAN BERBEDA PASCA TRANSPORTASI

Ferdinand Hukama Taqwa, Dade Jubaedah, Mochamad Syaifudin, Tanbiyaskur Tanbiyaskur, Gion Tanbao Suselin

Abstract


Salah satu ikan konsumsi dari perairan rawa dengan nilai ekonomis cukup tinggi dan berpotensi sebagai komoditas ikan hias ialah dari jenis Belontia hasselti. Kegiatan budidaya ikan ini belum banyak dilakukan karena masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam, sehingga upaya domestikasi mulai dari tahapan penanganan pascatangkap, distribusi, dan pemulihan pascatransportasi perlu dilakukan. Tujuan penelitian ialah menentukan batas densitas tertinggi ikan B. hasselti selama transportasi sistem tertutup dan jenis pakan yang sesuai selama masa pemulihan pascatransportasi. Penelitian terdiri atas dua tahap dengan metode rancangan acak lengkap (RAL). Tahap pertama yaitu perbedaan densitas ikan B. hasselti selama 24 jam transportasi sistem tertutup, yaitu masing-masing sebanyak 38, 42, 46, dan 50 ekor L-1. Tahap kedua berupa pemulihan ikan selama 10 hari setelah proses transportasi dengan pemberian jenis pakan berbeda, yaitu Tubifex sp., Chironomus sp., dan pakan apung komersial dengan kadar protein 30%. Performa ikan B. hasselti yang diamati sesaat pascatransportasi dan selama masa pemulihan meliputi kelangsungan hidup (sintasan), kadar glukosa darah, tingkat konsumsi oksigen, pertumbuhan bobot mutlak, dan efisiensi pakan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa densitas ikan B. hasselti hingga 50 ekor L-1 selama transportasi 24 jam menghasilkan sintasan 100%, namun menyebabkan peningkatan kadar glukosa yang signifikan hingga mencapai 177,67 mg dL-1. Di akhir masa pemulihan, tingkat sintasan, pertumbuhan bobot mutlak, dan efisiensi pakan ikan B. hasselti tertinggi terdapat di perlakuan dengan pemberian pakan berupa Tubifex sp. dan signifikan berbeda dengan metode pemberian pakan lainnya, yaitu berturut-turut sebesar 100%; 1,07 g; dan 23,73%. Kadar glukosa darah dan tingkat konsumsi oksigen ikan di akhir masa pemulihan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antar perlakuan. Kisaran kualitas air yang terukur selama transportasi dan pemulihan masih layak untuk kehidupan ikan B. hasselti. Secara umum kepadatan ikan B. hasselti sebesar 50 ekor L-1 selama transportasi 24 jam dan proses pemulihan dengan pemberian pakan Tubifex sp. selama 10 hari menunjukkan performa budidaya yang lebih baik. Kajian mengenai sistem transportasi B. hasselti dengan kepadatan yang lebih tinggi dan durasi transportasi yang lebih lama, serta waktu pemulihan yang lebih singkat dengan pakan buatan yang sesuai masih dibutuhkan untuk pengembangan budidaya secara intensif di masa mendatang.

Belotia hasselti is a high economic value fish and has the potential as an ornamental fish commodity. The cultivation of this fish has lagged due to the supply reliance on wild stock. Therefore, domestication efforts of this fish have to be developed, starting with post-catch handling, distribution, and post-transportation recovery. The purposes of this research were to determine the best stocking density for B. hasselti during closed system transportation and the appropriate feed type during the recovery period. The research was designed in two stages using a completely randomized design. The first experiment was different B. hasselti densities used for 24 hours transportation period, i.e., 38, 42, 46, and 50 fish L-1, respectively. The second experiment was different feeding types during the recovery period of 10 days post-transportation, i.e., Tubifex sp., Chironomus sp., and commercial floating feed (protein content of 30%), respectively. The performance observations on B. hasselti were done immediately after transportation consisting of survival, blood glucose levels, oxygen consumption levels, absolute weight growth, and feed efficiency. The result showed that the density of up to 50 fish L-1 during 24 hours of road transportation resulted in 100% survival despite a significant increase in glucose levels up to 177.67 mg dL-1 was recorded. At the end of the recovery period, the highest survival rate, absolute weight growth, and feed efficiency of B. hasselti were found in the treatment with Tubifex sp. and significantly different from the other treatment using Chironomus sp. and commercial floating feed, which were 100%, 1.07 g, and 23.73%, respectively. There were no significant differences in blood glucose and oxygen consumption in the fish after the recovery period. The water quality range measured during transportation and recovery in this study was still suitable for fish survival. In general, the density of B. hasselti during 24 hours transportation is 50 L-1, and the recovery process by feeding Tubifex sp. in 10 days resulted in better cultivation performance. For the future development of intensive aquaculture, more research on B. hasselti transportation systems with higher densities, longer transport durations, and shorter recovery times using suitable artificial feeds is required.


Keywords


Belontia hasselti; densitas; pakan; pemulihan; transportasi; Belontia hasselti; density; feed; recovery; transportation

Full Text:

PDF

References


Agustinus, F. & Gusliany, G. (2020). Identifikasi ektoparasit pada ikan kapar (Belontia hasselti) yang dipelihara di kolam terpal. Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian, 45(2), 103-110.

Anggoro, S., Putri, A.K., & Djuwito. (2014). Osmotic performance rate and development of silver pompano seeds biomass (Trachinotus blochii) which cultivated on media with different salinity. Diponegoro Journal of Maquares, 4 (1), 159-168.

[APHA] American Public Health Association. (2012). Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater. Washington DC (US): American Public Health Association. 1360 pp.

Aziz, S., Ullah, R., Alwahibi, M.S., Elshikh, M.S., & Alkahtani, J. (2021). Profiling of toxic metals from fish (Tor putitora), water and sediments with microbial and chemical water quality appraisals. Saudi Journal of Biological Sciences, 28, 2527–2533.

Daulay AN, Rumondang, & Puspitasari D. (2018). Pengaruh Pemberian Pakan Alami terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Selinca (Belontia hasselti). Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu. Kisaran, Indonesia: Universitas Asahan.

Farida., Rachimi., & Ramadhan, J. (2015). Imotilisasi benih ikan jelawat (Leptobarbus hoevani) menggunakan konsentrasi larutan daun bandotan (Ageratum conyzoides) yang berbeda pada transportasi tertutup. Jurnal Ruaya: Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan, 5, 22-28.

Febrianti, S., Shafruddin, D. and Supriyono, E. (2020). Budidaya cacing sutra (Tubifex sp.) dan budidaya ikan lele menggunakan sistem bioflok di Kecamatan Simpenan, Sukabumi. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat, 2 (3), 429-434.

Firdaus., Pulungan, C.P., & Efawani. (2015). A study on composition in the Air Hitam River Pekanbaru Riau Province. Jurnal Online Mahasiswa FPIK Riau, 2 (1).

Gorelsahin, S., Yanar, M., & Kumlu, M. (2018). The effects of stocking density, Tubifex feeding and monosex culture on growth performance of guppy (Poecilia reticulata) in a closed indoor recirculation system. Aquaculture, 153-157.

Hasan, H., Raharjo, E. I., & Zamri, S. (2016). Respon pemberian dosis minyak sereh (Cymbopogon citratus) untuk anestesi ikan botia (Chromobotia Macracanthus Bleeker) dengan metode transportasi tertutup. Jurnal Ruaya: Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan, 4(2), 7-12.

Hasanah, N., Robin., & Prasetiyono, E. (2019). Tingkat kelangsungan hidup dan kinerja pertumbuhan ikan selincah (Belontia hasselti) dengan pH berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 7 (2), 99-112.

Herjayanto, M., Syamsunarno, M.B., Paretyo, N.A., Mauliddina , A.M., Agung, L.A., Widiyawan, E.A., & Salasabila, N. (2020). Studi awal pengangkutan sistem tertutup, pemeliharaan dan pengamatan telur Oryzias javanicus (Bleeker 1854) asal Pulau Tunda. Jurnal Iktiologi Indonesia, 20(10), 93-103.

Herlinda, S. & Sandi, S. (2017). Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Tanaman, Ternak, dan Ikan di Lahan Suboptimal Basah. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal. Palembang, Indonesia: Pusat Unggulan Riset Lahan Suboptimal Universitas Sriwijaya.

Hong, J., Chena, X., Liu, S., Fu, Z., Han, M., Wang, Y., Gu, Z., & Ma, Z. (2019). Impact of fish density on water quality and physiological response of golden pompano (Trachinotus ovatus) flingerlings during transportation. Aquaculture, 507, 260-265.

Honryo, T., Oakada, T., Kawahara, M., Kurata, M., Agawa, Y., Sawada, Y., Miyashita, S., Takii, K., & Ishibashi, Y. (2017). Estimated time for recovery from transportation stress and starvation in juvenile Pacific bluefin tuna Thunnus orientalis. Aquaculture, 30383-6.

Huwoyon, G. H & Gustiano, R. (2013). Peningkatan produktivitas budidaya ikan di lahan gambut. Media Akuakultur, 8(1), 13-22.

Irawan, H. (2020). Penambahan Ekstrak Daun Jambu Biji Buah Merah (Psidium guajava var. pomifera) untuk Transportasi Ikan Sepatung (Pristolepis grooti) Sistem Basah. Universitas Sriwijaya.

Ismayadi, A., Rosmawati., & Mulyana. (2016). Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan nilem (Osteochillus hasselti) yang dipelihara pada tingkat kepadatan berbeda. Jurnal Mina Sains, 2 (1), 24-30.

Iswantari, A., Kurniawan., Priadi, B., Prakoso, V.A., & Kristanto, A.H. (2019). Konsumsi oksigen ikan uceng Nemacheilus fasciatus (valenciennes, 1846) pada kondisi padat tebar yang berbeda. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 4 (2), 79-87.

Kamalam B.S., Rabindar S., Patiyal, Rajesh M., Mir J.I., & Singh A.K. (2017). Prolonged transport of rainbow trout fingerlings in plastic bags: Optimization of hauling conditions based on survival and water chemistry. Aquaculture, 480,103-107.

Kayali, B., Yigit, M., & Bulut, M. (2011). Evaluation of the recovery time of sea bass (Dicentrarchus labrax Linnaeus, 1758) juveniles from transport and handling stress: using ammonia nitrogen excretion rates as a stress indicator. Journal of Marine Science and Technology, 19 (6), 681-685.

Maiyulianti., Mulyadi. dan Tang, U. (2017). Pengaruh jenis pakan berbeda terhadap pertumbuhan dan efisiensi pakan benih ikan selais (Cryptopterus lais). Jurnal Online Mahasiswa, 4 (2).

Mandila, S.P., & Hidajati, N. (2013). Identifikasi asam amino pada cacing sutera (Tubifex sp.) yang diekstrak dengan pelarut asam asetat dan asam laktat. Journal of Chemistry. 2(1), 103-108.

Mirghaed, A.T., & Ghelichpour, M. (2018). Effects of anesthesia and salt treatment on stress responses, and immunological and hydromineral characteristics of common carp (Cyprinus carpio, Linnaeus, 1758) subjected to transportation. Aquaculture, S0044-8486.

Muchlisin, Z, A., Arisa, A, A., Muhammadar, A, A., Fadli, N., Arisa, I,I., & Azizah, M. N. S. (2016). Growth performance and feed utilization of keureling (Tor tambra) fingerlings fed a formulated diet with different does of vitamin E (alpha-tocopherol). Arch.Pol.Fish, 23, 47-52.

Muthmainnah, D., Dahlan, Z., Susanto, R.H., Gaffar, A.K., & Priadi, D.P. (2016). Utilization of freshwater fish biodiversity as income source of poor rural people (Case study in Pampangan Subdistrict of South Sumatra Province, Indonesia). Aquatic Biodiversity Conservation and Ecosystem Services, 89-99.

Mutiara, D. (2017). Keanekaragaman spesies ikan di Sungai Padang Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 14(2), 107-111.

Pakhira, C., Nagesha, T.S., Abrahamb, T.J., Dashb, G., & Behera, S. (2015). Stress responses in rohu, Labeo rohita transported at different densities. Aquaculture Reports, 39-45.

Persada, P. (2020). Pengaruh Minyak Cengkeh (Syzgium aromaticum) dengan Dosis Berbeda terhadap Transportasi Ikan Sepatung (Pristolepis grooti). Universitas Sriwijaya.

Prakoso, V. A., Ath-thar, M. H. F., Subagja, J., & Kristanto, A. H. (2016). Pertumbuhan ikan uceng (Nemacheilus fasciatus) dengan padat tebar berbeda dalam lingkungan ex situ. Jurnal Riset Akuakultur, 11(4), 355-362.

Rahardjo, M.F., Sjafei D.S., Affandi R., & Sulistiono. (2011). Ikhtiologi. Jakarta: Lubuk Agung.

Ranjeet, K., Sureshkumar, S., Arunjith, T. S., & Hakeem, A. B. (2015). Utilization of fish bycatch in live ornamental fish trade from Kerala, South India. Int J Fish Aquat Stud, 2, 93-98.

Rubiansyah, N., Lili, W., Anna, Z., & Haetami, K. (2019). Effect of using low temperature in the beginning of transportation with closed system of goldfish juvenile (Carassius auratus L.). World Scientific News, 45-55.

Sampaio, D.F. & Freire, C.A. (2016). An overview of stress physiology of fish transport: changes in water quality as a function of transport duration. Fish and Fisheries, 1-18.

Santos, E.L.S., Rezendeb, F.P., & Moron, S.E. (2020). Stress-related physiological and histological responses of tambaqui (Colossoma macropomum) to transportation in water with tea tree and clove essential oil anesthetics. Aquaculture, 523, 735164.

Sari, R.P. (2017). Kelangsungan Hidup Benih Ikan Betok pada Transportasi Sistem Kering Bertingkat dengan Kepadatan Ikan Berbeda. Universitas Sriwijaya.

Shrivastavaa, J., Sinhaa, A.K., Cannaertsa, S., Blusta, R., & Boeck, G.D. (2017). Temporal assessment of metabolic rate, ammonia dynamics and ion-status in common carp during fasting: a promising approach for optimizing fasting episode prior to fish transportation. Aquaculture, 218-228.

Subandiyono., Midihatama, A., & Haditomo, A.H.C. (2018). The effect of eugenol on blood glucose level and survival rate of gouramy (Osphronemus gouramy, Lac.) fries during and after the transportation period by using a closed transportation system. Jurnal Sains Akuakultur Tropis, 2 (2), 12-17.

Sulaeman, S., Yamin, M., & Parenrengi, A. (2008). Pengangkutan krablet kepiting bakau (Scylla paramamosain) dengan kepadatan berbeda. Jurnal Riset Akuakultur, 3(1), 99-104.

Sureshkumar, S., Ranjeet, K., & Radhakrishnan, K. V. (2013). Live handling and domestication of selected indigenous ornamental fishes of India. Int J Fish Aquat Stud, 1(5), 08-11.

Syamdidi., Ikasari, D., & Wibowo, S. (2006). Studi sifat fisiologi ikan gurami (Osphronemus gouramy) pada suhu rendah untuk pengembangan teknologi transportasi ikan hidup. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 1(1).

Taruna, R.I. (2013). Pengaruh Pemberian Pakan Alami Tubifex sp., Chironomus sp., Moina sp. dan Daphnia sp. terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Gurame Padang (Osphronemus gouramy Lac). Universitas Padjadjaran.

Taqwa, F. H., Supriyono, E., Budiardi, T., Setiawati, M., Utomo, B. P., & Affandi, R. (2018a). The osmotic response and hydromineral status of transported Anguilla bicolor bicolor glass eels with various ratios of biomass and water volume. Omni-Akuatika, 14(2), 1-10.

Taqwa, F.H., Supriyono, E., Budiardi, T., Utomo, N.B.P., & Affandi, R. (2018b). Optimization of physiological status of glass eel (Anguilla bicolor bicolor) for transport by salinity and temperature acclimatization. AACL Bioflux, 11, 856-867.

Thornton, S.A., Dudin., Page, S.E., Upton, C., & Harrison, M.E. (2018). Peatland fish of Sebangau, Borneo: diversity, monitoring and conservation. Mires and Peat, 22 (4), 1-25.

Vanderzwalmena, M., McNeilla, J., Delieuvina, D., Senesa, S., Lacallea, D.S., Mullena, C., McLellana, L., Careyb, P., Snellgrovec, D., Foggod, A., Alexandera, M.A., Henriqueza, F.L., & Slomana, K.A. (2021). Monitoring water quality changes and ornamental fish behaviour during commercial transport. Aquaculture, 531, 735860.

Wahyu, S. E., Nirmala, K., & Harris, E. (2015). Pengaruh kepadatan ikan selama pengangkutan terhadap gambaran darah, pH darah, dan kelangsungan hidup benih ikan gabus Channa striata (Bloch, 1793). Jurnal Iktiologi Indonesia, 15(2), 165-177.

Wang, W., Xu, J., Zhang, W., Glamuzina, B., & Zhang, X. (2021). Optimization and validation of the knowledge-based traceability system for quality control in fish waterless live transportation. Food Control, 122, 1-12.

Wibowo, A.D. (2019). Lama Waktu Transportasi Menggunakan Sistem Tertutup terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Tengadak (Barbonymus schwanenfeldii). Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Yanto, H. (2012). Kinerja MS-222 dan kepadatan ikan botia (Botia macracanthus) yang berbeda selama transportasi. Jurnal Penelitian Perikanan, 1(1), 43-51.

Yosmaniar & Azwar, Z. I. (2006). Studi teknik transportasi dan penanganan pasca transportasi ikan betutu (Oxyeleotris marmorata Blkr) untuk Menekan Moralitas. Prosiding Seminar Nasianol Ikan IV (pp. 124-129). Jatiluhur, Indonesia: Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Yustiati, A., Pribadi, S. S., Rizal, A., & Lili, W. (2017). Pengaruh kepadatan pada pengangkutan dengan suhu rendah terhadap kadar glukosa dan darah kelulusan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus). Akuatika Indonesia, 2(2), 138-146.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.17.1.2022.23-33


Lisensi Creative Commons
Jurnal Riset Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 1907-6754
e-ISSN 2502-6534