EVALUASI KESESUAIAN TAMBAK BUDIDAYA UDANG VANAME DENGAN TINGKAT TEKNOLOGI BERBEDA DI PESISIR KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, INDONESIA
Abstract
Pesisir Kabupaten Lampung Timur merupakan sentra budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei). Namun, daerah ini mengalami fluktuasi produksi, di mana produksi periode tahun 2019-2021 mengalami penurunan dari 10.504 ton menjadi 5.903 ton. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kesesuaian fisik lahan serta kualitas air dan tanah tambak pemeliharaan udang vaname yang diklasifikasikan ke dalam dua tingkat teknologi budidaya: tradisional dan semi-intensif atau intensif. Lokasi penelitian berada di pesisir Kabupaten Lampung Timur. Parameter yang diukur (1) kesesuaian fisik lahan meliputi ketinggian lahan, penggunaan lahan, jarak dari pantai, dan jarak dari sungai; (2) kualitas air terdiri dari suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, alkalinitas, amonia, nitrit, nitrat, serta fosfat; dan (3) kualitas tanah berupa pH dan jenis substrat sedimen. Tingkat kesesuaian fisik lahan dianalisis menggunakan sistem informasi geografis dengan metode tumpang susun (overlay) peta. Kesesuaian kualitas air dan tanah berpedoman pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 75 Tahun 2016. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tambak tradisional menunjukkan 491,45 ha masuk kategori sangat sesuai (S1) dan sesuai (S2) serta 9.662,61 ha sesuai marjinal (S3). Untuk tambak semi-intensif atau intensif seluas 11,61 ha masuk kategori S1 dan S2 serta 10.416,58 ha kategori S3. Nilai hasil uji kualitas air dan tanah bervariasi di tiap titik pengujian, namun umumnya sesuai, hanya salinitas tambak semi-intensif atau intensif tercatat tidak sesuai standar budidaya udang vaname. Hasil penelitian menyimpulkan lokasi tambak di lahan S3 dan ketidaksesuaian salinitas menjadi faktor yang memengaruhi secara langsung keberhasilan budidaya dan stabilitas produksi udang.
The coastal area of East Lampung Regency is one of the main centers for whiteleg shrimp (Litopenaeus vannamei) aquaculture in Lampung Province. However, the area’s shrimp production has highly fluctuated. For example, in 2019-2021, the production decreased from 10,504 tons to 5,903 tons. This study aimed to evaluate the land suitability, water and soil quality of shrimp ponds located in the coastal of East Lampung Regency which use two types of farming technology: traditional and semi-intensive or intensive. The measured parameters included: (1) physical suitability parameters: land height from sea level, land use, distance from the beach and river; (2) water quality parameters: temperature, salinity, pH, dissolved oxygen, alkalinity, ammonia, nitrite, nitrate, and phosphate; and (3) soil quality parameters: pH and types of sediment. The level of land suitability was determined using the geographic information system (GIS) approach, in which a weighted overlay method was employed. The suitability classification of water and soil quality was based on the standard in the Decree of the Minister of Marine Affairs and Fisheries Number 75/2016. The results showed that 491.45 ha was categorized as highly suitable (S1) and suitable (S2) and 9,662.61 ha as marginally suitable (S3) for traditional farming. For semi-intensive or intensive farming were located in the S1 and S2 of 11.61 ha and S3 category of 10,416.58 ha. Water and soil quality varied in each research site but generally still met the required standard, only the water salinity of the semi-intensive/intensive did not meet the required standards of whiteleg shrimp farming. The study concludes that the location of the ponds in S3 land and the inappropriate salinity directly affect the success and stable production of shrimp farming in the area.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alauddin, M.H. (2010). Optimasi pemanfaatan wilayah pesisir berbasis daya dukung bagi pengembangan budidaya tambak udang di Kecamatan Mangara Bombang Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. Disertasi Doktor. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Amrillah, A.M., Widyarti, S., & Kilawati, Y. (2015). Dampak stres salinitas terhadap prevalensi white spot syndrome virus (WSSV) dan survival rate udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada kondisi terkontrol. Research Journal of Life Science, 2(1), 110-123. https://doi.org/10.21776/ub.rjls.2015.002.02.5
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arsad, S., Afandy, A., Purwadhi, A.P., Saputra, D.K., & Buwono, N.R. (2017). Studi kegiatan budidaya pembesaran udang vaname (Litopenaeus Vannamei) dengan penerapan sistem pemeliharaan berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 9(1), 1-14. https://doi.org/10.20473/jipk.v9i1.7624
Badaruddin, Ruslan, M., Kusuma, Z., & Rayes, M.L. (2013). An analysis of land characteristics and capabilities in Kusambi sub-watershed of Batulicin watershed in Tanah Bumbu Regency, South Kalimantan. Journal Savap International, 4(5), 222-233.
Bournazel, J., Kumara, M.P., Jayatissa, L.P., Viergever, K., Morel, V., Huxham, M. (2015). The impacts of shrimp farming on land-use and carbon storage around Puttalam lagoon, Sri Lanka. Ocean Coastal Management, 113, 18–28. https://doi.org/10.1016/j.ocecoaman.2015.05.009
Choeronawati, A.I., Prayitno, S.B., & Haeruddin. (2019). Studi kelayakan budidaya tambak di lahan pesisir Kabupaten Purworejo. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 11(1), 191-204. https://Dx.Doi.Org/10.29244/Jitkt.V11i1.22522
Djumanto, Ustadi, Rustadi, & Triyatmo, B. (2018). Utilization of wastewater from vannamei shrimp pond for rearing milkfish in Keburuhan Coast Purworejo sub-district. Aquacultura Indonesiana, 19(1), 38-46. http://dx.doi.org/10.21534/ai.v19i1.48
Farkan, M., Djokosetiyanto, D., Widjaja, R.S., Kholil, & Widiatmaka. (2017). Kesesuaian lahan tambak budi daya udang dengan faktor pembatas kualitas air, tanah dan infrastruktur di Teluk Banten Indonesia. Jurnal Segara, 13(1), 1-8. http://dx.doi.org/10.15578/segara.v13i1.6378
Farionita, I.M., Aji, J.M.M., Supriono, A. (2018). Analisis komparatif usaha budidaya udang vaname tambak tradisional dengan tambak intensif di Kabupaten Situbondo. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA), 2(4), 255-266. https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2018.002.04.1
Hardianto, T., Sudarmo, A.P., Pangaribuan, N. (2022). Analisis kesesuaian lahan dan penerapan teknologi budidaya tambak berwawasan lingkungan di Kabupaten Bone. Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi, 23(1), 33-44.
Hastuti, Y.P. (2011). Nitrifikasi dan denitrifikasi di tambak. Jurnal Akuakultur Indonesia, 10(1), 89–98.
Kholil, & Dewi, I.K. (2015). Evaluation of land use chane in upstrem of Ciliwung watershed to ensure sustainability of water resources. Asian Journal of Water, Environment And Pollution, 12(1), 11-19.
Kilawati, Y., & Maimunah, Y. (2014). Kualitas lingkungan tambak intensif Litapenaeus vannamei dalam kaitannya dengan pravalensi penyakit white spot syndrome virus. Research Journal of Life Science, 1(2), 50-58.
Mustafa, A., Hasnawi, Athirah, A., Sommeng, A., & Ali, S.A. (2014). Karakteristik, kesesuaian, dan pengelolaan lahan untuk budidaya di tambak Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Jurnal Riset Akuakultur, 9(1), 135-149. http://dx.doi.org/10.15578/jra.9.1.2014.135-149
Pradana, B., Sudarsono, B., & Subiyanto, S. (2013). Analisis kesesuaian lahan pertanian terhadap komoditas pertanian Kabupaten Cilacap. Jurnal Geodesi Undip, 2(2), 1-12. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/2434
Prasetiyono, E., Bidayani, E., Robin, & Syaputra, D. (2022). Analisis kandungan nitrat dan fosfat pada lokasi buangan limbah tambak udang vaname (Litopenaeus Vannamei) di Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 18(2), 73-79. https://doi.org/10.14710/ijfst.18.2.73-79
Rifqi, M., Widigdo, B., Mashar, A., Nazar, F., & Wardiatno, Y. (2020). Strategy to gain the target of shrimp production in Karawang District coastal area. AACL Bioflux, 13(5), 2757-2769.
satudata.kkp.go.id/. (2022). Statistik Kelautan dan Perikanan. Produksi Perikanan Budidaya. Diakses pada 5 Juli 2022, dari https://statistik.kkp.go.id/home.php?m=prod_ikan_budidaya_kab#panel-footer
Setianingrum, D.R., Suprayogi, A., & Hani’ah. (2014). Analisis kesesuaian lahan tambak menggunakan sistem informasi geografis (Studi kasus: Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Geodesi Undip, 3(2), 69–80. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/5207
Sahrijanna, A., & Septiningsih, E. (2017). Variasi waktu kualitas air pada tambak budidaya udang dengan teknologi integrated multitrophic aquaculture (IMTA) di Mamuju Sulawesi Barat. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, 8(16), 52-57.
Supito, Darmawan, A., Taslihan, A., & Sumantri, I. (2013). Teknik budidaya udang windu pola sederhana melalui penerapan BMP (Best Management Practices). Jepara: Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau.
Supriatna, M., Mahmudi, M., Musa, M., & Kusriani. (2020). Hubungan pH dengan parameter kualitas air pada tambak intensif udang vaname (Litopenaeus Vannamei). Journal of Fisheries and Marine Research, 4(3), 368–374.
Syukri, M., & Ilham, M. (2016). Pengaruh salinitas terhadap sintasan dan pertumbuhan larva udang vaname (Litopenaeus vannamei). Jurnal Galung Tropika, 5(2), 86-96.
Widiatmaka, Ambarwulan, W., Setiawan Y., Purwanto M.J., Taryono, & Effendi, H. (2014). Land use planning for brackish water shrimp ponds in The North Coast of Tuban, Indonesia. Indonesian Journal of Geography, 47(2), 194-211. https://doi.org/10.22146/ijg.9268
Widiatmaka, Ambarwulan, W., Purwanto, M.Y., Setiawan, Y., & Effendi, H. (2015). Daya dukung lingkungan berbasisi kemampuan lahan di Tuban Jawa Timur. Jurnal manusia dan lingkungan, 22(2), 247-259. https://doi.org/10.22146/jml.18749
Widigdo, B. (2013). Bertambak Udang dengan Teknologi Biocrete. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Yugo, R.A., Effendi, E., & Yulianto, H. (2020). Nutrient waste load from vaname shrimp (Litopeneaus Vannamei) and analysis of land suitability based on water quality criteria in earth in East Rawajitu prosperous. e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 9(1), 1057-1066. http://dx.doi.org/10.23960/jrtbp.v9i1.p1057-1066
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.17.4.2022.235-248
Jurnal Riset Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.