PEMETAAN KELAYAKAN LAHAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii)DI KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN PENDEKATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN PENGINDERAAN JAUH

I Nyoman Radiarta, Adang Saputra, Hatim Albasri

Abstract


Rumput laut merupakan komoditas unggulan ekspor perikanan budidaya di Indonesia. Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan produksinya dapat dilakukan melalui perluasan areal budidaya. Pemilihan lokasi yang sesuai merupakan tahapan awal untuk mendukung keberhasilan usaha budidaya rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelayakan lahan untuk budidaya rumput laut dengan metode apung di kawasan minapolitan Kabupaten Bintan. Data kualitas perairan telah dikumpulkan saat survai lapangan bulan Juli 2010. ALOS AVNIR-2 digunakan untuk mengekstrak data sosial infrastruktur. Data kualitas perairan dan sosial infrastruktur kemudian dianalisis secara spasial dengan sistem informasi geografis dan multi criteria analysis. Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa dari total potensial pengembangan (904 km2), sekitar 13% tergolong sangat layak untuk pengembangan budidaya rumput laut. Lokasi dengan kategori sangat layak terkonsentrasi di Pulau Mantang, Telang Kecil, Gin Besar, Numbing, Gin Kecil, Buton, Poto, dan Kelong. Hasil penelitian ini sangat relevan dengan penetapan Kabupaten Bintan, meliputi: Kecamatan Bintan Timur, Mantang, dan Bintan Pesisir, sebagai kawasan sentra pengembangan minapolitan.


Keywords


budidaya rumput laut; pemilihan lokasi; SIG; penginderaan jauh; Bintan

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.7.1.2012.145-157


Lisensi Creative Commons
Jurnal Riset Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 1907-6754
e-ISSN 2502-6534