ESTIMASI KEBUTUHAN KAPUR UNTUK TAMBAK TANAH SULFAT MASAM (TSM) DI PULAU LAUT KABUPATEN KOTA BARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Tarunamulia Tarunamulia, Hasnawi Hasnawi, Admi Athirah

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan dan kebutuhan kapur yang dapat diaplikasikan untuk mendukung upaya remediasi tambak tanah sulfat masam (TSM) di Pulau Laut, Kabupaten Kota Baru Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk mengestimasi kebutuhan kapur, sebanyak 46 contoh tanah diambil dan dianalisis mengikuti metode acak bertingat (random stratified). Selain contoh tanah, juga dilakukan pengambilan tiga contoh untuk masing-masing jenis kapur komersial yang tersedia di lokasi studi. Sampel tanah dan kapur selanjutnya dibawa ke laboratorium tanah Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3), Maros untuk análisis lanjutan kandungan kimia fisika. Analisis kebutuhan kapur untuk menetralisir kemasaman tanah tambak dilakukan dengan mengombinasikan metode Boyd dan metode SPOCAS dengan parameter input berupa kualitas tanah dan kualitas kapur yang meliputi nilai netralisir (NV) and tingkat efisiensi (ER). Hasil analisis menunjukkan bahwa ketersediaan kapur di lokasi studi masih jauh dari cukup untuk tujuan menetralisasi kemasaman tanah dasar tambak. Berdasarkan nilai rata-rata tingkat kemasaman tanah 994 mol H+/ton didapatkan kebutuhan kapur untuk kedua tipe kapur dolomit “Dolo Natural” dan “Kaptan” bervariasi antara 1,2 hingga 28 ton/ha dengan kebutuhan kapur maksimum ditemukan berada di Kecamatan Pulau Laut Timur. Untuk mengurangi penggunaan kapur disarankan agar melakukan tahapan remediasi secara utuh yang meliputi pengeringan, perendaman, dan pembilasan tambak, sebelum pengapuran dilaksanakan.

The study was carried out to determine the naturally available lime in and lime amount required to remediate acid sulfate soils affected brackishwater ponds (TSM) in Pulau Laut, Kota Baru Regency South Kalimantan Province. Lime requirements were determined by collecting 46 soil samples following a stratified random sampling method. In addition, three samples each from two locally available commercial lime materials were collected for physical and chemical properties analyses at the Soil Laboratory of the Research Institute for Coastal Aquaculture and Fisheries Extension (RICAFE). Lime requirements to neutralize ponds’ soil acidity were determined through a combined Boyd and SPOCAS methods with input parameters of soil quality as well as neutralizing values (NV) and efficiency rating (ER) of the liming materials. The results of the analyses indicated that the availability of lime materials in the study location was insufficient to neutralize the acidity of the pond bottom soil. Taking into account the average soil acidity level of 994 mol H+/tonnes, the required amount of lime varied from 1.2 to 28 tonnes/ha for both commercial dolomitic limestones “Dolo Natural” and “Kaptan”. The highest lime requirements was found in the TSM ponds of Pulau Laut Timur Regency. This research recommends that a complete remediation stage, including drying, submerging, and flushing of ponds before applying liming materials, can greatly minimize the required amount of lime.


Keywords


tambak; tanah sulfat masam; kapur; Kabupaten Kota Baru; brackishwater ponds; acid sufate soils; lime; Kota Baru Regency

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.14.2.2019.109-117


Lisensi Creative Commons
Jurnal Riset Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 1907-6754
e-ISSN 2502-6534