VARIASI GENETIK TIGA GENERASI IKAN HIAS CUPANG ALAM ENDEMIK DARI ACEH Betta rubra, Perugia 1893 (Pisces: Osphronemidae), HASIL BUDIDAYA
Abstract
Betta rubra merupakan salah satu spesies ikan cupang alam endemik dari Aceh. Keberadaannya yang hampir dinyatakan punah sebelum ditemukan kembali pada tahun 2007. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji keragaman genetik dan potensi genetik dari ikan Betta rubra dari tiga generasi yang sudah dibudidayakan untuk perbaikan genetik di Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH), Depok, Jawa Barat, Indonesia. Jumlah sampel yang digunakan pada populasi G-0 adalah enam ekor, sedangkan pada populasi G-1 dan G-2 masing-masing 10 ekor. Ikan uji yang digunakan diambil sirip ekornya untuk analisis secara genotipe dengan randomly amplified polymorphic DNA (RAPD) menggunakan primer yaitu OPZ-9, OPB-6, dan OPZ-13. Sebelum diambil sirip ekornya ikan terlebih dahulu difoto di atas millimeter block untuk data truss morfometrik (fenotipe). Hasil menunjukkan ikan Betta rubra populasi alam (G-0) memiliki nilai heterozigositas 0,1872 dan derajat polimorfisme 47,06% yang lebih rendah dibandingkan generasi G-1 dengan heterozigositas 2,421 dan derajat polimorfisme 64,71%. Populasi G-2 memiliki nilai heterozigositas 0,1577 dan derajat polimorfisme 44,12%. Koefisien keragaman secara fenotipe populasi G-1 memiliki variasi lebih tinggi dibanding populasi G-0 dan G-2. Hubungan kekerabatan antara G-1 dengan G-0 dan G-2 berbeda nyata (P<0,05), sedangkan hubungan antara G-1 dengan G-2 tidak berbeda nyata (P>0,05), sehingga antara populasi G-0 dan G-2 membentuk cluster terpisah dengan G-1. Keragaman genetik pada tiga generasi Betta rubra memiliki pola yang sama baik secara fenotipe maupun genotipe.
Betta rubra is one of the endemic species of Betta fish from Aceh. The fish was almost declared extinct before it was rediscovered in 2007. The purpose of this study was to examine the genetic diversity and genetic potential of Betta rubra from three generations which have been reared for genetic improvement at the Research Institute for Ornamental Fish Culture, Depok, West Java, Indonesia. The number of fish for G-0 population used in the study was six fish whilst G-1 and G-2 populations were 10 fish. Tail fins from each fish were sampled for genotype analysis using randomly amplified polymorphic DNA (RAPD) using primers OPZ-9, OPB-6, and OPZ-13. Before tail fin collection, the fish was photographed on a millimeter block for truss morphometric data measurement (phenotype). The results showed that the Betta rubra wild population (G-0) had heterozygosity of 0.1872 and polymorphism of 47.06% which were lower than the G-1 population with heterozygosity of 2.421 and polymorphism of 64.71%. The G-2 population had heterozygosity of 0.1577 and polymorphism of 44.12%. The phenotype coefficient of variation in the G-1 population higher than the G-0 and G-2 populations. The kinship relationship between G-1 with G-0 and G-2 was significantly different (P<0.05), while the relationship between G-1 and G-2 was not significantly different (P>0.05). This research concludes that the populations of G-0 and G-2 have formed a separate cluster to G-1. The genetic diversities in the three Betta rubra populations have similar phenotype and genotype patterns.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.16.2.2021.71-82
Jurnal Riset Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.