STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI PULAU PEMAGARAN, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

Muhammad Romdonul Hakim, Afriana Kusdinar, Malika Felizia Kiswandi, Safran Yusri

Abstract


Pengamatan mangrove di Pulau Pemagaran, Kepulauan Seribu mengambil lokasi stasiun pengamatan di bagian utara, timur, selatan, dan barat Pulau Pemagaran dengan substrat berupa pasir berlumpur. Ekosistem mangrove di Pulau Pemagaran memiliki Indeks Nilai Penting (INP) berkisar dari 32,02 – 300,00. Pada stasiun 1 Rhizophora mucronata menjadi jenis mangrove yang paling dominan untuk stadia pohon dan anakan dengan INP masing-masing 250,00 dan 165,74; sedangkan untuk stadia semai Rhizophora stylosa menjadi jenis mangrove yang paling dominan dengan INP sebesar 81,41. Pada stasiun 2 mangrove jenis Sonneratia alba adalah yang paling dominan untuk stadia pohon dengan INP sebesar 106,09; sedangkan untuk stadia anakan dan semai Rhizophora mucronata menjadi mangrove yang paling dominan dengan INP masing-masing sebesar 174,58 dan 82,89. Pada stasiun 3 hanya terdapat 1 individu mangrove yaitu dalam stadia pohon sehingga Rhizophora stylosa memiliki INP sebesar 300,00. Terakhir, pada stasiun 4 hanya terdapat satu jenis mangrove yaitu Rhizophora stylosa pada stadia anakan dan semai sehingga INPnya sebesar 300,00. Rhizophora stylosa merupakan jenis mangrove yang sebarannya terdapat di seluruh stasiun, sekaligus menandakan merupakan mangrove baru yang sengaja ditanam di Pulau Pemagaran. Pulau Pemagaran memiliki nilai indeks keanekaragaman berkisar antara 0 – 1,30. Hal ini menunjukkan keanekaragaman jenis mangrove yang tumbuh di Pulau Pemagaran tergolong rendah atau bersifat seragam.

Observations of mangroves on Pemagaran Island, Seribu Islands took the location of observation stations in the north, east, south, and west of Pemagaran Island with the substrate in the form of muddy sand. The mangrove ecosystem on Pemagaran Island has an Important Value Index (INP) ranging from 32.02 – 300.00. At station 1 Rhizophora mucronata became the most dominant mangrove species for tree and tiller stages with INPs of 250.00 and 165.74, respectively; while for the seedling stage, Rhizophora stylosa became the most dominant mangrove species with an INP of 81.41. At station 2, the Sonneratia alba mangrove species was the most dominant for the tree stage with an INP of 106.09; while for the tiller and seedling stages, Rhizophora mucronata became the most dominant mangrove with INPs of 174.58 and 82.89, respectively. At station 3 there is only 1 individual mangrove, namely in the tree stage so that Rhizophora stylose has an INP of 300.00. Finally, at station 4 there is only one type of mangrove, namely Rhizophora stylosa at the tiller and seedling stages so that the INP is 300.00. Rhizophora stylose is a type of mangrove whose distribution is found in all stations, as well as indicating that it is a new mangrove deliberately planted on Pemagaran Island. Pemagaran Island has a diversity index value ranging from 0 to 1.30. This shows that the diversity of mangrove species growing on Pemagaran Island is low or uniform.


Keywords


Mangrove; struktur komunitas; pemagaran

Full Text:

PDF

References


Agungguratno EY dan Darwanto. (2016). Penguatan Ekosistem Mangrove untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Eko-Regional. 11(1): 1-9.

Barbour MG, Burk JH, Pitts WD. (1987). Terrestrial Plant Ecology. Menlo Park: The Benjamin Cummins.

Bengen DG. (2001). Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB. Bogor.

Haikal BF, Susilo SB, Agus SB, Oktavian RZ. (2021). Mapping mangrove distribution using remote sensing technology in Harapan, Kelapa and Pamegaran Seribu Islands National Park. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. 944(1).

Hakim MR, Krisnafi Y, Prayitno MRE. (2021). Struktur Komunitas Mangrove di Kawasan Mangrove Bulaksetra, Kabupaten Pangandaran. Marine Fisheries Science Technology Journal. 2(1): 151-156.

Hartati R, Pribadi R, Astuti RW, Yesiana R, Hidayati, IY. (2016). Kajian Pengamanan dan Perlindungan Pantai di Wilayah Pesisir Kecamatan Tugu dan Genuk, Kota Semarang. Jurnal Kelautan Tropis. 19(2): 95-100.

Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Odum EP. (1993). Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Onrizal. (2008). Teknik Survey dan Analisa Data Sumberdaya Mangrove. Pelatihan Pengelolaan Hutan Mangrove Berkelanjutan untuk Petugas/Penyuluh Kehutanan di Tanjung Pinang, 14-18 Maret 2008.

Panggabean AS dan Setyadji B. (2011). Bentuk Pertumbuhan Karang Daerah Tertutup dan Terbuka Di Perairan Sekitar Pulau Pamegaran, Teluk Jakarta. Bawal. 3(1995):255-260.

Sasauw J, Kusen JD, Schaduw JNW. (2016). Struktur Komunitas Mangrove Di Kelurahan Tongkaina Manado. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 2(1): 17-22.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/marlin.V3.I2.2022.87-96

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
P-ISSN: 2716-120X
E-ISSN: 2715-9639