Pengelolaan Perikanan Gurita dengan Pendekatan Pengelolaan Perikanan Berbasis Ekosistem (EAFM) di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara

Leny Dwihastuty, Muhammad Nur Arkham, Akbar A Digdo, Ami Raini Putriraya

Abstract


Informasi mengenai kondisi pengelolaan perikanan gurita di Indonesia masih belum banyak diketahui. Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi dari perikanan gurita adalah di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi perikanan gurita dan pengelolaan perikanan gurita berdasarkan indikator EAFM di lokasi penelitian. Lokasi penelitian adalah di Kabupaten Minahasa Utara, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah survei dan observasi langsung. Analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif dan penilaian berdasarkan indikator EAFM. Kondisi sosial ekonomi nelayan gurita di lokasi penelitian dilihat dari pendapatan rata-ratanya sebesar Rp2,920,654.29/bulan (Desa Bulutai) dan Rp3,317,336.38/bulan (Desa Gangga Satu). Status pengelolaan perikanan gurita di lokasi penelitian dari hasil penilaian dengan pendekatan indikator EAFM dilihat dari aggregate komposit semua domain sebesar 92 termasuk kategori “sangat baik”. Nilai terkecil dari hasil penilaian yaitu terdapat pada domain ekonomi sebesar 67 termasuk kategori “baik”. Sehingga diperlukan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan nelayan dalam pengelolaan gurita di Kabupaten Minahasa Utara. Hal ini dikarenakan kepemilikan aset oleh rumah tangga perikanan (RTP) tidak mengalami peningkatan, pendapatan rata-rata nelayan berada di bawah UMP Provinsi Sulawesi Utara tahun 2023 yaitu sebesar Rp3.485.000,00/bulan, dan pengeluaran nelayan sama dengan bunga kredit. Rekomendasi kebijakan yang bisa diberikan dari hasil penelitian adalah meningkatkan ekonomi nelayan gurita dengan mendukung sistem pemasaran dimulai dari membuat standar harga jual serta berkolaborasi dengan industri perikanan, selain itu juga meningkatkan kapasitas nelayan dalam penggunaan alat tangkap dan peningkatan nilai tambah produk gurita.

 

Title: The Octopus Fishery Management with an Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) in North Minahasa Regency, North Sulawesi Province

Information regarding the management of octopus fisheries in Indonesia is still relatively limited. One of the regions in Indonesia with the potential for octopus fisheries is in North Minahasa Regency, North Sulawesi Province. The objective of this research is to assess the socio-economic conditions of octopus fisheries and the management of octopus fisheries based on the EAFM indicators in the research location. The research was conducted in North Minahasa Regency, utilizing survey and direct observation methods. Data analysis was performed using descriptive analysis and evaluation based on EAFM indicators. The socio-economic conditions of octopus fishermen in the research area, as assessed by their average income, are IDR 2,920,654.29 per month in Bulutai Village and IDR 3,317,336.38 per month in Gangga Satu Village. The status of octopus fisheries management in the research area, based on the assessment using the EAFM indicators, received an aggregate composite score of 92, categorizing it as “very good.” The lowest score was in the economic domain, with a score of 67, categorized as “good.” Therefore, there is a need to improve the economic well-being of octopus fishermen in North Minahasa Regency. This is due to the fact that household asset ownership within the fishing community has not increased, the average income of fishermen is below the North Sulawesi Province’s 2023 Regional Minimum Wage of IDR 3,485,000.00 per month, and fishermen’s expenses are equal to their loan interest. Policy recommendations based on the research findings include improving the economic conditions of octopus fishermen by supporting marketing systems, starting with the establishment of standardized pricing and collaborating with the fishing industry. Furthermore, enhancing the capacity of fishermen in the use of fishing gear and adding value to octopus products are also recommended.



Keywords


pengelolaan perikanan; sosial ekonomi; gurita; EAFM; perikanan skala keci; Kabupaten Minahasa Utara

Full Text:

PDF

References


[BPS] Badan Pusat Statistik. (2022). Kecamatan Likupang Barat Dalam Angka 2022. Likupang Barat: Badan Pusat Statistik.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014. Indikator untuk pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management). Satker Pengelolaan dan Rehabilitasi Terumbu Karang – CTI. Jakarta.

Adel Y, Yovitner, Rahardjo MF. 2016. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni, Koumans 1933) Dengan Pendekatan Ekosistem (Studi Kasus Pulau Banggai Kabupaten Banggai Laut). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). 21 (3): 186-194. DOI: 10.18343/jipi.21.3.186.

Almeida, C., Loubet, P., Laso, J., Nunes, M.L., & Marques, A. (2022). Environmental assessment of common octopus (Octopus vulgaris) from a small‑scale fishery in Algarve (Portugal). The International Journal of Life Cycle Assessment 27:849–867. https://doi.org/10.1007/s11367-022-02072-7.

Amarullah, Zuraidah S, Gazali M. (2020). Strategi Peningkatan Pendapatan Nelayan Skala Kecil Berkelanjutan Melalui Pemanfaatan Potensi Gurita (Octopus sp) di Kabupaten Simeulue Propinsi Aceh. Jurnal Perikanan Tropis, 7(1): 13-25. https://doi.org/10.35308/jpt.v7i1.1806.

Azis, A., Syamsuddin, H., Syamsuarty, S., Rismayani, A., Yusuf, M.Y., & Sainal. (2022). Assessment of octopus fisheries management based on fishing technique domain by EAFM (ecosystem approach to fisheries management) in Tarupa Island. Tomini Journal of Aquatic Science, 3(2): 74-84. DOI: https://doi.org/10.37905/tjas.v3i2.17015.

Budiarto, A., Adrianto, L., & Kamal, M. M. (2015). Status pengelolaan perikanan rajungan (Potunus Pelagicus) dengan pendekatan ekosistem di Laut Jawa (WPPNRI 712). J.Kebijak.Perik.Ind. 7(1), 924. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.7.1.2015.9-24.

Busch, P., Heinzel, M., Kempken, M., & Liese, A. (2020). Mind the Gap? comparing de facto and de jure expert authority of international public administrations in financial and agricultural policy. J. Comp. Policy Anal.: Res. Pract. (2020), https://doi.org/10.1080/13876988.2020.1820866.

Creswell, J. W. (2010). Research Desaign: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan Mixed. Pustaka Pelajar. Indonesia. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1213690.

Damanik MRS, Lubis MRK, Astuti AJD. 2016. Kajian pendekatan ekosistem dalam pengelolaan perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 571 Selat Malaka Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Geografi. 8(2): 165176. DOI: https://doi.org/10.24114/jg.v8i2.5780.

Dudayev, R., Hakim, L.L., & Rufiati, I. (2023). Participatory fisheries governance in Indonesia: Are octopus fisheries leading the way?. Marine Policy, 147 (2023) 105338. https://doi.org/10.1016/j.marpol.2022.105338.

Dumas, P., Leopold, M., Frotte, L., & Peignon, C. (2012). Mud crab ecology encourages site-specific approaches to fishery management. J Sea Res. 67 (1):1-9. DOI:10.1016/j.seares.2011.08.003.

FAO 2003. The Ecosystem Approach to Fisheries. FAO Technical guidelines for responsible fisheries, 4. https://www.fao.org/in-action/globefish/publications/details-publication/en/c/346126/.

FAO 2017. Handbook for Fisheries Socio-economic Sample Survey. FAO Fisheries and Aquaculture Technical Paper. 118 p. http://www.fao.org/3/a-i6970e.pdf.

Garcia, M. & Cochrane, K.L. (2005). Ecosystem approach to fisheries: a review of implementation guidelines. ICES J. Mar. Sci. 62: 311– 318. https://doi.org/10.1016/j.icesjms.2004.12.003.

Halim, A., Loneragan, N.R., Wiryawan, B., Fujita, R., Adhuri, D.S., Hordyk, A.R., & Sondita, M.F.A. (2020). Transforming traditional management into contemporary territorial-based fisheries management rights for small-scale fisheries in Indonesia, Mar. Policy 116 (2020), 103923.

MEL Pesisir Lestari (2023). Data Perikanan Gurita Provinsi Sulawesi Utara. https://public.tableau.com/app/profile/mel.pesisir.lestari/vizzes.

Kantun, W., Cahyono, I., & Arsana, WS. (2017). Strategi pengembangan perikanan pancing ulur di Babana Mamuju Tengah Sulawesi Barat. Marine Fisheries, 8 (2), 235-247. https://doi.org/10.29244/jmf.8.2.235-247.

Kenedi, M.I. (2022, 14 Maret). Gurita, Salah Satu Primadona Ekspor Perikanan Indonesia. Econusa.id. https://econusa.id/id/ecoblog/gurita-salah-satu-primadona-ekspor-perikanan-indonesia/.

Monintja, ES. (2016). Penilaian pengelolaan perikanan berdasarkan indikator teknik penangkapan ikan dan kelembagaan ecosystem approach to fisheries management [Skripsi, Institut Pertanian Bogor]. https://agris.fao.org/agris-search/search.do?recordID=ID2021103231

Muawanah, U., Yusuf, G., Adrianto, L., Kalther, J., Pomeroy, R., Abdullah, H., & Ruchimat, T. (2018). Review of national laws and regulation in Indonesia in relation to an ecosystem approach to fisheries management. Mar. Policy 91 (2018) 150–160. https://doi.org/10.1016/j.marpol.2018.01.027.

Nelwan AFP, Sondita MFA, Monintja DR, Simbolon D. (2010). Analisis Upaya Penangkapan Ikan Pelagis Kecil di Selat Makassar, Perairan Pantai Barat Sulawesi Selatan. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. 10(1): 1-14. https://doi.org/10.24319/jtpk.1.1-14.

Omar, A. S. Bin., Wahyuddin, N., Apriani, AY., Junedi, EA., Tresnati, J., Parawansa, BS., & Inaku, DF. (2020). Biologi reproduksi gurita, Octopus cyanea Gray, 1949 di Perairan Selat Makassar dan Teluk Bone. Prosiding Simposium Nasional VII Kelautan dan Perikanan, 7 (1), 131-144. https://journal.unhas.ac.id/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/10801.

Pregiwati, L.A., Wiryawan, B., Baskoro, M.S., Wisudo, S.H., & Satria, A. (2015). Linking indicators for ecosystem approach fisheries management and management of marine protected area effectiveness in Anambas Island, Indonesia. Aquaculture, Aquarium, Conservation & Leglislation International Journal of the Bioflux Soceity. Vol 8 (No. 6), 1048-1063, http://www.bioflux.com.ro/docs/2015.1048-1063.pdf

Sala, R., Simbolon, D., Wisudo, S.H., Haluan, J., & Yusfiandayani, R. (2017). Multidimensional Analysis of Fisheries Sustainability in Traditional Use Zone Of Misool, Raja Ampat, Indonesia. International Journal of Development Research. Vol. 07, pp.11822-11829. Available online at http://www.journalijdr.com.

Salas, S., Sumaila, U.R., & Pitcher, T. (2004). Shortterm Decision of Small-scale Fishers Selecting Alternative Target Species: a Choice Model. Can .J. Fish. Aquat. Sci. 61: 374-383. DOI: 10.1139/f04-007.

Salganik, M.J. & Douglas, D.H. (2007). Sampling and Estimation in Hiden Populations Using Respondent-Driven Sampling. Journal Sociological Methodology, 34(1): 193-239. https://doi.org/10.1111/j.0081-1750.2004.00152.

Selpiana., Karim, M., & Kantun, W. (2021). Pengembangan perikanan dan pemasaran gurita (Octopus sp) di Makassar Sulawesi Selatan. SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science, 3 (1), 188-197. https://doi.org/10.31605/siganus.v3i1.1236.

Simbolon D, Wiryawan B, Wahyuningrum PI, Wahyudi H. (2011). Tingkat Pemanfaatan dan Pola Musim Penangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali. Buletin PSP. 19(3): 295-309. https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulpsp/article/view/4164.

Sudarmo, A.P., Baskoro, M.S., Wiryawan, B., Wiyono, E.S., & Monintja, D.R. (2016). Analisis Internal dan Eksternal Pengelolaan Perikanan Pantai Skala Kecil di Kota Tegal. Marine Fisheries. 7(1): 45-56. DOI: https://doi.org/10.29244/jmf.7.1.45-56.

Tanody, AS., Dewi, IAL., & Sri, N. (2019). Proses penilaian domain sumber daya ikan, habitat dan ekosistem, dan teknologi ikan dalam pendugaan peforma perikanan di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang. PARTNER, 24 (2), 978-990. http://dx.doi.org/10.35726/jp.v24i2.357

Tarigan, DJ., Simbolon, D., & Wiryawan, B. (2018). Strategi Pengelolaan Perikanan Gurita di Kabupaten Banggai Laut, Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 9 (1), 13-24. https://doi.org/10.24319/jtpk.9.13-24.

Tarigan, DJ., Simbolon, D., & Wiryawan, B. (20199). Evaluasi keberlanjutan perikanan gurita dengan indikator EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management) di Kabupaten Banggai Laut. Marine Fisheries, 10 (1), 83-94. https://doi.org/10.29244/jmf.10.1.83-94

Triono, Pangesti, P., Wiyono, E.S., Baskoro, M., Nurani, T.W., & Wiryawan, B. (2015). Status Bio-ekonomi Sumberdaya Udang di Kabupaten Cilacap. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 10(2): 149-157. DOI: 10.15578/jsekp.v10i2.1256.

Wasak, M. (2012). Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat Nelayan di Desa Kinabuhutan Kecamatan Likupang Barat. Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Pacific Journal. 1(7):1339-1342.

Ye Y, Cochrane K, Qiu Y. 2011. Using ecological indicators in the context of an ecosystem approach to fisheries for data-limites fisheries. Fisheries Research.112: 108-116. DOI: https://doi.org/10.1016/j.fishres.2011.06.004.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/marina.v9i2.12825

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

---------------------------------------------------------------------------------------

Published by

Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.