Dampak Budi Daya Tambak Udang Terhadap Ekosistem Mangrove

Cornelia Mirwantini Witomo

Abstract


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan budidaya tambak udang terhadap ekosistem mangrove dan memberikan rekomendasi terhadap pengelolaan ekosistem mangrove kedepan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kombinasi penelitian kuantitatif kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang dimaksud adalah luasan mangrove pada waktu yang berbeda, luasan budidaya tambak pada waktu yang berbeda, perkembangan volume produksi budidaya tambak, dampak lingkungan, ekonomi dan sosial akibat degradasi ekosistem mangrove. Sumber data sekunder diperoleh dari hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan topik bahasan dalam penelitian serta publikasi dari instansi terkait. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah studi pustaka kemudian dianalisis dengan metode analisis data sekunder secara deskritif dan dipresentasikan dalam bentuk tabulasi dan grafik. Dampak yang timbul akibat degradasi ekosistem mangrove adalah:
(1) Terjadinya erosi garis pantai dan sempadan sungai; (2) Sedimentasi; (3) Pencemaran; (4) Berkurangnya fungsi ekologi dan secara langsung akan mempengaruhi fungsi ekonomi dengan berkurangnya jumlah tangkapan nelayan; serta (5) terjadinya intrusi air laut. Implikasi pada sosial ekonomi adalah ketahanan pangan menjadi rawan dan tingginya perpindahan penduduk untuk mencari sumber mata pencaharian lainnya. Rekomendasi kebijakan untuk memperbaiki ekosistem mangrove dan mengurangi dampak adalah melakukan rehabilitasi ekosistem mangrove dengan melibatkan masyarakat secara aktif dan melakukan praktek perikanan yang berkelanjutan sebagai contoh menerapkan perikanan organik yang saat ini menjadi dasar untuk pembelian ekolabeling sebagai bentuk peningkatan sertifikasi sebagai komoditas ekspor serta pembentukan ekonomi baru yang kreatif dalam pemanfaatan mangrove seperti ekowisata, penyediaan warna alami untuk batik dan pembuatan olahan makanan.

Title: Impact of Shrimp Fish Pond towards to Mangrove Ecosystem

The objectives of this study are to identify the impacts caused by shrimp fish pond activities on mangrove ecosystem and provide recommendations for the management of the future mangrove ecosystem. The research approach used a combination of qualitative quantitative research. The type of data used in this study is secondary data. Secondary data consist of the extent of mangroves at different times, the extent of fish pond at different times, the development of the volume of production of fish ponds, environmental, economic and social impacts due to the degradation of mangrove ecosystems. Secondary data sources were obtained from the results of previous studies in accordance with the topic of discussion in research and publications from relevant agencies. The method of collecting data in this study is a literature study and then analyzed by descriptive secondary data analysis method and presented in the form of tabulations and graphs. The impacts arising from the degradation of the mangrove ecosystem are (1) the occurrence of shoreline erosion and river boundaries, (2) sedimentation, (3) pollution, (4). reduced ecological functions and will directly affect economic function by reducing the number of fishermen’s catches and (5) the occurrence of seawater intrusion. The implications for socio-economic conditions are food security is vulnerable and the high population movement to find other sources of livelihood. Policy recommendations to improve mangrove ecosystems and reduce impacts are to rehabilitate mangrove ecosystems by actively involving the community and carrying out sustainable fisheries practices as an example of implementing organic fisheries which is currently the basis for purchasing ecolabeling as a form of increasing certification as export commodities and forming a new creative economy in the utilization of mangroves such as ecotourism, providing natural colors for batik and making processed foods.



Keywords


mangrove; budi daya tambak; dampak

Full Text:

PDF

References


Ahmed, N dan M. Glaser. 2016. Coastal Aquaculture, Mangrove Deforestation and Blue Carbon Emission : is REDD + `a Solution?. Marine Policy. pp. 58 – 66

Aini. M.H. 2017. Valuasi Ekonomi Ekosistem Mangrove Di Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat Penentuan Luas Optimal Kegiatan Budidaya Tambak Udang Vannamei Intensif. Jurnal Ekonomi Daerah Volume 1 Nomor 4 2017. Halaman 1-13

Alongi. D.M., D. Murdiyarso., J.W.Fourqurean., J.B.Kauffman., A.Hutahean., S.Crooks., C.E.Lovelock., J.Howard., D.Herr., M.Fortes., E. Pidgeon dan T.Wagey. 2015. Indonesia’s Blue Carbon : a Globally Significant and Vulnerable Sink For Seagrass and Mangrove Carbon. Wetland Ecology and Management Volume 24 Issue 1 Februari 2016. pp 3-13.

Bambang .2018. Pengelolaan dan Pendayagunaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (Audit Aquaculture). Disampaikan dalam Mata Kuliah Manajemen Sumberdaya Perairan Program Studi Magister Sumberdaya Pesisir dan Laut IPB Bogor April 2017.

Bengen. D. G., D. Widiarso., M. Ibrahim., dan M.A. Suprapto. 2011. Mangrove Delta Mahakam. Penerbit P4L. ISBN 978-979-19034-5-5. 45 Halaman.

Boyd, C & D. Gautier. 2000. Effluent composition and water quality standards. Global Aquaculture Advocate. 3. pp. 61-66.

Dat. P.T dan K. Yoshino. 2013. Comparing Mangrove Forest Management in Hai Phong City, Vietnam Toward Sustainable Aquaculture. Procedia Environmental Science 17 (2013). pp 109-118

Datta.S. 2012. Organic Aquaculture A New Approach in Fisheries Development. 105-120.. 10.13140/2.1.2151.5841.

Fahrudin. A dan L. Adrianto. 2017. Kebijakan Pengelolaan Pesisir dan Laut. Disampaikan dalam Mata Kuliah Manajemen Sumberdaya Perairan Program Studi Magister Sumberdaya Pesisir dan Laut IPB Bogor April 2017.

Fauzi A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi. Jakarta (ID): Pustaka Utama.

Garcia.S. 1996. Indicators for Sustainable Development of Fisheries. Paper Presented at the Second World Fisheries Congress Workshop on Fisheries Sustainability Indicators Brisbane Australia August 1996. (Online). Tersedia di Laman : http://www.fao.org/docrep/W4745E/w4745e0f.htm. Diakses Pada Tanggal: 20 September 2018.

Garno. Y.S. 2004. Pengembangan Budidaya Udang dan Potensi Pencemarannya Pada Perairan Pesisir. Jurnal Teknik P3TL BPPT Nomor 5 Volume 3 Tahun 2004. Halaman 187 – 192.

Gisen. W. 1993. Indonesia’s Mangrove: An Update on Remaining Area and Main Management Issues. Dalam Seminar Internasional Coastal Zone Management of Small Island Ecosystems. Ambon. Indonesia. 9p.

Ilman.M., P. Dargusch., P. Dart dan Onrizal. 2016. A Historical Analysis of The Driver of Loss and Degradation of Indonesia’s Mangroves. Land Use Policy. pp. 448 – 459.

Jumaedi.S. 2016. Nilai Manfaat Hutan Mangrove dan Faktor-Faktor Penyebab Konversi Zona Sabuk Hijau (Greenbelt) Menjadi Tambak di Wilayah Pesisir Kota Singkawang Kalimantan Barat. Sosiohumaniora Volume 18 Nomor 3 November 2016. Halaman 227-234.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2017. Statistik Perikanan Budidaya Nasional 2016. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan Perikanan Jakarta.

Kustanti.A. 2011. Manajemen Hutan Mangrove. Cetakan 1 Juli 2011. Penerbit IPB Press. Bogor.

Martono.N. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder Edisi Revisi 2. Rajawali Pers. Jakarta. 270 Halaman

Mulyadi, M. 2011. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi dan Media Volume 15 Nomor 1 Juni-Januari 2011. Halaman 127-138.

Paena.M., A.Athirah dan E. Ratnawati. 2014. Validasi Luas Tambak dan Masalah Pengembangan Perikanan Air Payau di Kabupaten Berau, Kalimatan Timur. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014. Halaman 369-378.

Potts. T dan M. Haward. 2007. International Trade, Eco Labelling and Sustainable Fisheries Recent Issues Concepts and Practices. Environment, Development and Sustainability Volume 9 Springer. pp.91-106

Primavera. J.H dan J.M.A. Esteban. 2008. A Review of Mangrove Rehabilitation in The Philippines : Successes, Failure and Future Prospects. Wetland Ecology and Management Volume 16 Issue 5. pp 345–358

Primavera.J.H. 2006. Overcoming The Impacts of Aquaculture on The Coastal Zone. Ocean and Coastal Management Volume 49 Issues 9-10. pp 531-545

Qudenhoven. A.P.E,. A.J. Siahainenia., I. Sualia., F.H. Tonneijck., S.V.D. Ploeg., R.S.D. Groot., R.Alkemade., R. Leemans. 2015. Effect of Different Management Regimes on Mangrove Ecosystem Services in Java, Indonesia. Ocean and Coastal Management Number 116 2015. pp. 353-367

Seixas. S. I. F. B. P., J. Bostock., M.Eleftheriou. 2012. Promoting Sustainable Aquaculture: Building The Capacity of Local Institutions and Online Teaching (elearning). Management of Environmental Quality: An International Journal Volume 22 Nomor 4 2012. pp. 434-450

Setiawan.Y., D.G. Bengen., C. Kusuma., S.Pertiwi. 2015. Estimasi Nilai Eksternalitas Konversi Hutan Mangrove Menjadi Pertambakan di Delta Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Volume 12 Nomor 3 Desember 2015 ISSN 1829-6327 E-ISSN 2442-8930. Halaman 201-210.

Soraya.D., O.Suhara dan A. Taofiqurohman. 2012. Perubahan Garis Pantai Akibat Kerusakan Hutan Mangrove di Kecamatan Blanakan dan Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang. Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 3 Nomor 4 Desember 2012 ISSN 2088-3137. Halaman 355-364.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Alfabeta. Bandung. 806 Halaman

Suyanto. S.R dan E.P.Takarina. 2009. Panduan Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya. Cetakan 1 ISBN 979-002-362-8. Jakarta. 116 Halaman.

Tain.A. 2011. Penyebab Kemiskinan Rumah Tangga Nelayan di Wilayah Tangkap Lebih Jawa Timur. Humanity Volume 7 Nomor 1 September 2011. Halaman 1-10.

Vasilev.S. 2014. How do Ducth Retailers and Importers of Shrimp Cope With The Multiplicity of Certification Schemes on Sustainable Shrimp?. (Thesis). MSc Programme International Development Studies Specialization Communication Technology and Policy Wageningen University. 71 pages.

Wesenbeeck. B.K.V., T. Balke., P.V. Eijk., F.Tonneijck., H.Y. Siry., M.E. Rudianto dan J.C. Winterwerp. 2015. Aquaculture Induced Erosion of Tropical Coastline Throws Coastal Communities Back Into Poverty. Ocean dan Coastal Management Volume 116 September 2015. pp 466-469.

Wirartha, I. M. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. ANDI. Yogyakarta. 390 halaman.

Yanto.H. 2006. Diagnosa dan Identifikasi Penyakit Udang Asal Tambak Intensif dan Panti Benih di Kalimatan Barat. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi Volume 7 Nomor 1 Tahun 2006. Halaman 17 – 32.

Keputusan Menteri Kelautan Perikanan Republik Indonesia Nomor Kep.28/Men/2004 Tentang Pedoman Umum Budidaya Udang di Tambak

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 75/Permen-KP/2016 Tentang Umum Pembesaran Udang Windu (Penaeus monodon) dan Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei).

Undang-Undang No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/marina.v4i2.7331

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

---------------------------------------------------------------------------------------

Published by

Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.