Model Inovasi Kolaboratif Redistribusi Aset dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Pesisir di Desa Jayamukti, Kabupaten Subang

Iskandar Syah, Busthomi Muhammad, Endang Masduki, Asropi Asropi

Abstract


Redistribusi aset tidak hanya menyerahkan tanah kepada masyarakat tetapi juga upaya memberdayakan masyarakat agar mampu mengelola tanah untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam melaksanakan program tersebut diperlukan adanya inovasi kolaborasi yang dapat melibatkan dan mendorong peran aktif berbagai pihak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana model inovasi kolaborasi, aktor penting dan peran aktor dalam redistribusi aset di Desa Jayamukti Kabupaten Subang. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan Kepala Seksi Kantor Pertanahan Kabupaten Subang, pegawai Dinas Perikanan Kabupaten Subang, pegawai Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian dan Pembangunan Daerah (BP4D) Kabupaten Subang, serta pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Subang. Adapun data sekunder berupa dokumen-dokumen yang terkait dengan gugus tugas dan program reforma agraria di Kabupaten Subang. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan model analisa Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model inovasi kolaborasi yang digunakan yaitu pembentukan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) yang merupakan bentuk inovasi pemerintah Kabupaten Subang dalam melaksanakan redistribusi aset dan pemberdayaan masyarakat. Aktor penting yang terlibat berasal dari berbagai instansi pemerintah daerah Kabupaten Subang dan organisasi masyarakat. Aktor tersebut memiliki peran dalam merencanakan, mengkoordinasikan, menetapkan, melaksanakan, pengawasan dan pelaporan program redistribusi aset. Diperlukan kolaborasi lebih lanjut antar pemerintah dalam rangka menyelesaikan masalah yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi yaitu perubahan rencana tata ruang tanah timbul dan juga yang menjadi kewenangan pemerintah pusat yaitu pengenaan tarif PNBP atas tanah timbul.

Title: Collaborative Innovation Model of Asset Redistribution for Coastal Community Empowerment in Jayamukti Village, Subang District

Asset redistribution hands over lands to the community to empower them by managing the land to improve their welfare. To implement, collaborative innovation is needed by involving annd encouraging  various parties to actively engage. This study aims to describe collaborative innovation model, important actors  and their roles in asset redistribution at Jayamukti Village, Subang Regency. This study employs descriptive qualitative methods by collecting primary data and secondary data. Primary data were obtained by interviews with Section Heads of the Subang Regency Land Office, employees of the Subang Regency Fisheries Office, employees of the Subang Regency Development Planning and Research and Development Agency (BP4D), and employees of the Subang Regency Community and Village Empowerment Office. The secondary data collected were documents related to the form of Agrarian Reform Task Unit  (GTRA) at Subang Regency. The data obtained were analyzed by the Miles and Huberman analysis model with data reduction, presentation and conclusions. The results show that the collaborative innovation model used was the establishment of GTRA as an innovation from the government Subang Regency to implement asset redistribution and community empowerment. Important actors involved were various local government agencies of Subang Regency and community organizations. Those actors involved in planning, coordinating, establishing, implementing, supervising and reporting asset redistribution programs. Further collaboration among governments is needed to solve some problems where the provincial government was authorized on spatial plans of  arising land while  the central government was authorized on nontax revenue and arising land.


Keywords


redistribusi aset; model kolaborasi; pemberdayaan

Full Text:

PDF

References


Abidin As, Z. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Di Pesisir Pantai Blanakan Kabupaten Subang. Jurnal Caraka Prabu, 1(2), 84–122. https://doi.org/10.36859/jcp.v1i2.95

Anida, A., Daryanto, A., & Hendrawan, D. S. (2018). Strategi Penyediaan Access Reform pada Program Reforma Agraria di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen, 4(2), 159–170. https://doi.org/10.17358/jabm.4.2.159

Ansell, C., & Gash, A. (2008). Collaborative governance in theory and practice. Journal of Public Administration Research and Theory, 18(4), 543–571. https://doi.org/10.1093/jopart/mum032

Asropi. (2008). Budaya Inovasi dan Reformasi Birokrasi. Jurnal Ilmu Administrasi. Vol 5, No 3 (2008), 10, 265–275. doi: https://doi.org/10.31113/jia.v5i3.451

Bommert, B. (2010). The international public management review IPMR : the e-journal of the IPMN. International Public Management Review, 11(1), 15–33. http://ipmr.net/index.php/ipmr/article/view/73/73

Chambers, R. (1995). Poverty and livelihoods: whose reality counts? Environment and Urbanization, 7(1), 173–204. https://www.ucl.ac.uk/dpu-projects/drivers_urb_change/urb_society/pdf_liveli_vulnera/IIED_Chambers_poverty.pdf

Fadli, Y., & Nurlukman, A. D. (2018). Kolaborasi Pemerintah dalam Pengembangan Terpadu Wilayah Pesisir di Kabupaten Tangerang melalui Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai ( Gerbang Mapan ). Prosiding Seminar Nasional Unimus, 1, 517–529. https://prosiding.unimus.ac.id

Handoko, T., Syofian, ., & Tinov, M. . T. (2018). Collaborative Governance Dalam Pengendalian Pencemaran Lingkungan Oleh Aktivitas Industri Pada Daerah Aliran Sungai (Das) Siak Di Kota Pekanbaru. Jurnal Administrative Reform, 6(3), 102. https://doi.org/10.52239/jar.v6i3.1904

Hastiyanto, F. (2019). Perencanaan Pembangunan Dan Gerakan Sosial Dalam Reforma Agraria Di Indonesia. Kybernan: Jurnal Studi Kepemerintahan, 5(2), 18–28. https://doi.org/10.35326/kybernan.v5i2.369

Ihsannudin, I., Pinujib, S., Subejo, S., & Sumada Bangko, B. (2016). Strategi Pemberdayaan Ekonomi Petani Garam Melalui Pendayagunaan Aset Tanah Pegaraman. Economics Development Analysis Journal, 5(4), 395–409. https://doi.org/10.15294/edaj.v5i4.22177

Jamal, E. (2016). Beberapa Permasalahan dalam Pelaksanaan Reformasi Agraria di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 18(1–2), 16. https://doi.org/10.21082/fae.v18n1-2.2000.16-24

Karnain, N., & Rahman, M. (2020). Peran Koperasi Unit Desa (Kud) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Melalui Program Keterampilan Mengolah Makanan. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 6(1), 72. https://doi.org/10.37905/aksara.6.1.72-79.2020

Kurniasari, N., & Reswati, E. (2011). Memaknai Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 6(1), 7. https://doi.org/10.15578/marina.v6i1.5805

Kurniawati, F., Kistiyah, S., & Luthfi, A. N. (2019). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Pelaksanaan Redistribusi Tanah Bekas Kawasan Hutan. Tunas Agraria, 2(3), 1–23. https://doi.org/10.31292/jta.v2i3.47

Masyhuri, I. (2003). Kemiskinan dalam Masyarakat Nelayan. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 5(1), 63–82. https://jmb.lipi.go.id/jmb/article/view/259/237

Muhtadi, A., Soewardi, K., & Taryono. (2017). Pengelolaan ekosistem mangrove berbasis minawana (studi kasus : kawasan mangrove RPH TEGAL-Tangkil KPH Purwakarta , Blanakan , Subang, Jawa Barat). Jurnal Perikanan Dan Kelautan, Volume 7 Nomor 1. Juni 2017, 7(1), 25–39.

Nazar, F., Rahman., Medi., N., & Muhammad, R. (2021). Analisa Akar Masalah Kemiskinan Mayarakat Pesisir Dengan Pendekatan Sistem Sosial Ekologi. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis , Vol. 8 No. 1 Februari 2021, 8(2), 86–93. https://doi.org/10.34308/eqien.v8i1.189

Noor, M. (2011). Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ilmiah CIVIS, 1(2), 88. https://doi.org/10.2307/257670.Poerwanto.

Novprastya, H., Kahar, S., & Sudarsono, B. (2014). Kajian Tentang Redistribusi Tanah Obyek Landreform Di Kabupaten Rembang. Jurnal Geodesi Undip, 3(Sistem Informasi Geografis), 240–252. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/6791

Nuruzzaman, M. (2018). Implementasi Kebijakan Program Prioritas Legalisasi Aset Sertifikat Tanah Bagi Nelayan di Kota Cirebon. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia. Vol. 3, No 1 Januari 2018, 3(8), 27–38.

Pathony Tony, Kusman, Y., & Iwan, K. (2020). Efektivitas Program Pemberdayaan Nelayan Pada Dinas Perikanan Kabupaten Subang (Studi Kasus di Kecamatan Blanakan). The World of Business Administration Journal, 2(1), 39–59. https://doi.org/10.37950/wbaj.v2i2.941

Qi, H. (2019). Strengthening the rule of law in collaborative governance. Journal of Chinese Governance, 4(1), 52–70. https://doi.org/10.1080/23812346.2019.1565852

Rohman, M. L., & Astuti, P. (2019). Access Reform Dalam Program Reforma Agraria: Studi Kasus Desa Tahunan Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Journal of Politic and Government Studies, 8(4), 381–390. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/25067

Sabarisman, M. (2017). Identifikasi dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin Pesisir. Sosio Informa, 3(3), 216–235. https://doi.org/10.33007/inf.v3i3.707

Saheriyanto, & Suhaimi, A. (2021). Pendampingan dan Akses Modal Sebagai Strategi Access Reform Dari Tanah Pelepasan Kawasan Hutan di Kabupaten Barito Kuala. Jurnal Pertanahan. Vol 11 No 1 (2021, II(1), 76–88. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2487908

Sudaryana, B. (2015). Model Penanganan Kemiskinan Masyarakat Pantai Santolo Kabupaten Garut. Jurnal Administrasi Bisnis, 1(1), 62–68. https://doi.org/https://doi.org/10.38204/atrabis.v1i1.113

Sudirman, F. A., Tombora, I. T. A., & La Tarifu. (2022). Tata Kelola Kolaboratif (Collaborative Governance) Pembangunan Pariwisata Bajo Mola Wakatobi. Indonesian Journal of International Relations, 6(1), 114–132. https://doi.org/10.32787/ijir.v6i1.335

Suprajitno, H. (2021). Identifikasi Kebijakan Pemberdayaan Nelayan Tradisional di Kawasan Pesisir Pantai Popoh Kabupaten Tulungagung. AS-SIYASAH: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 6(2), 1. https://doi.org/10.31602/as.v6i2.4372

Suriamanda, G. (2020). Urgensi Peningkatan Akses Layanan Keuangan Bagi Masyarakat Pesisir di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi. Inovasi, 17(1), 31–38. https://doi.org/10.33626/inovasi.v17i1.158

Triandaru, L., Amberi, M., Oktavianoor, T., & Hidayat, M. F. (2021). Kolaborasi Stakeholder Dalam Reforma Agraria Dengan Pola Redistribusi Tanah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, 7(2), 201–216. https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi/article/view/5655/3790

Utomo, S. (2021). Percepatan reforma agraria untuk mencapai keadilan. Jurnal Hukum Bisnis Bonum Commune, 4(2), 202–213.

Van Dijck, C., & Steen, T. (2022). Collaborating for Innovation: A Systematic Review of the Red Tape Effects at Play. International Journal of Public Administration, 00(00), 1–12. https://doi.org/10.1080/01900692.2022.2062382

Waryanta, M. (2016). Reforma Agraria: Momentum Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Kecil dalam Mendukung Ketahanan Pangan. BHUMI: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 2(2), 179. https://doi.org/10.31292/jb.v2i2.69

Wijaya, A. B., & Fauzie, A. (2020). Pemaknaan Hidup Nelayan (Analisis Makro dan Mikro pada Kemiskinan Nelayan). Indonesian Psychological Research, 2(2), 96–108. https://doi.org/10.29080/ipr.v2i2.259

Zadek, S. (2008). Global collaborative governance: There is no alternative. Corporate Governance, 8(4), 374–388. https://doi.org/10.1108/14720700810899121




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v18i1.12093

Indexed by:

 

-------------------------------------------------------------------------------------

Published by

Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic 
in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.