Persepsi Masyarakat terhadap Pengelolaan Wisata Mangrove Terpadu di Kawasan Taman Wisata Alam Teluk Youtefa

Annita Sari, Dahlan Dahlan, Yudi Prayitno, Ralph A.N. Tuhumury, Willem H. Siegers, Ade Kurniawan, Iwan Ahmad

Abstract


Makin banyaknya pembangunan di kawasan mangrove Teluk Youtefa mengakibatkan mangrove mengalami kerusakan dan degradasi. Pelestarian ekosistem pesisir diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan kelestarian taman wisata mangrove melalui penyelenggaraan wisata mangrove terpadu. Penelitian persepsi masyarakat terhadap pengelolaan wisata mangrove terpadu di Kawasan taman wisata alam Teluk Youtefa dilakukan pada kampung Enggros, Tobati dan Nafri, tujuannya dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah masyarakat mengerti bahwa kawasan mangrove penting bagi kelangsungan hidup masyarakat dan lingkungan pesisir. Pengambilan data dilakukan di kawasan Taman Wisata Alam Teluk Youtefa, Jayapura, Papua pada bulan Agustus 2019 s.d. Februari 2021. Tujuan penelitian adalah memastikan bahwa konteks sosial, ekonomi, dan budaya di tempat ekowisata mangrove dapat berkembang serta memberikan inisiatif strategis khusus, dalam hal ini pandangan masyarakat. Metode yang digunakan adalah wawancara dan diskusi kelompok terpumpun (focus grup discussion) yang kemudian dianalisis dengan menggunakan SWOT. Berdasarkan hasil penelitian, persepsi masyarakat tentang fungsi dan manfaat mangrove sebagai habitat satwa bernilai tinggi (sangat paham), sedangkan persepsi mengenai Pewisata mangrove terpadu, fasilitas, dan aksesibilitas serta keamanan bernilai sedang (cukup paham). Analisis SWOT dengan lima strategi yang menjadi prioritas untuk pengembangan wisata mangrove terpadu menunjukkan bahwa pengembangan dan pengelolaan kawasan Taman Wisata Alam Teluk Youtefa berpusat pada masyarakat, komunitas adat, dinas terkait, dan pemangku kepentingan (stakeholder); ketersediaan sumber daya manusia (SDM); perbaikan kawasan taman wisata; dan lain-lain. Pengelolaan wisata mangrove terpadu dilaksanakan dengan melibatkan semua unsur (LMA, instansi pemerintah dan swasta, LSM, serta perguruan tinggi).

Title: Public Perception of Integrated Management of Mangrove Tourism in Youtefa Bay Tourism Park Area

The increasing number of developments in the Youtefa Bay mangrove area has resulted in the mangroves experiencing damage and degradation. Preserving coastal ecosystems is needed as an effort to maintain the sustainability of mangrove tourism parks through organizing integrated mangrove tourism. Research on community perceptions regarding integrated mangrove tourism management in the Youtefa Bay natural tourism park area was carried out in the villages of Enggros, Tobati and Nafri. The aim of this research was to find out whether the community understands that mangrove areas are important for the survival of the community and the coastal environment. What are the research methods and what data is needed and how to analyze it. Data collection was carried out in the Youtefa Bay Natural Tourism Park area, Jayapura, Papua from August 2019 to 2019. February 2021. The aim of the research is to ensure that the social, economic and cultural context of mangrove ecotourism can develop and provide special strategic initiatives, in this case the community’s views. The method used was interviews and focus group discussions which were then analyzed using SWOT. Based on the research results, the public’s perception of the function and benefits of mangroves as animal habitat is of high value (very understanding), while the perception of integrated mangrove tourism, facilities, and accessibility and safety is of medium value (somewhat understanding). SWOT analysis with five strategies that are priorities for the development of integrated mangrove tourism shows that the development and management of the Youtefa Bay Nature Tourism Park area is centered on the community, traditional communities, related agencies and stakeholders; availability of human resources (HR); improvement of the tourist park area; and others. Integrated mangrove tourism management is implemented by involving all elements (LMA, government and private agencies, NGOs, and universities.


Keywords


lembaga masyarakat adat; mangrove terpadu; persepsi masyarakat; Teluk Youtefa; SWOT

Full Text:

PDF

References


Alam, B. (2022). Persepsi masyarakat terhadap ekowisata mangrove lantebung di Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar.

Ananda, K. D., Suparyana, P. K., & Nada, M. H. (2019). Peran balai pengelolaan hutan mangrove Wilayah I Bali dalam pengolahan hasil hutan mangrove berbasis pemberdayaan masyarakat lokal. SOCA: Jurnal Sosial, Ekonomi Pertanian, 13(3), 331. https://doi.org/10.24843/soca.2019.v13.i03.p04

Arafah, N., Maruf, A., & Nurhayati. (2018). Persepsi dan sikap masyarakat terhadap pengembangan Ekowisata Mangrove Bungkutoko, Kendari, 4(1). http://ojs.uho.ac.id/index.php/green/article/view/4160

Arifiani, N. A., & Mussadun, M. (2016). Studi persepsi masyarakat terhadap tingkat keberlanjutan wilayah pesisir Kecamatan Sarang. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 4(3), 171. https://doi.org/10.14710/jwl.4.3.171-186

BPS. (2022). Kota Jayapura dalam angka 2022.

Dharmawati, I. G. A. A., & Wirata, I. N. (2016). Hubungan tingkat pendidikan, umur, dan masa kerja dengan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada guru Penjaskes SD di Kecamatan Tampak Siring, Gianyar. Jurnal Kesehatan Gigi, 4(1), 1–5.

Ernawati, E. (1997). Metode statistika (1st ed.). Transito.

Fatimatuzzahroh, F., Hadi, S. P., & Purnaweni, H. (2021). Tingkat partisipasi masyarakat dan analisis aktor pada rehabilitasi mangrove di Desa Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 16(2), 257. https://doi.org/10.15578/jsekp.v16i2.9420

Hanifah, M. (2010). Hubungan usia dan tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (sadari). Tugas Akhir. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Hermawan, H. (2017). Buku panduan wisata edukasi (pp. 1–31). Uni Press.

www.academia.edu/34895269/BUKU_PANDUAN_WISATA_EDUKASI.pdf

Husamah, H., & Hudha, A. M. (2018). Evaluasi implementasi prinsip ekowisata berbasis masyarakat dalam pengelolaan Clungup Mangrove Conservation Sumbermanjing Wetan, Malang. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 8(1), 86–95. https://doi.org/10.29244/jpsl.8.1.86-95

Kalor, J. D., Dimara, L., Swabra, O. G., & Paiki, K. (2018). Status kesehatan dan uji spesies indikator biologi ekosistem mangrove Teluk Yotefa Jayapura. Biosfera, 35(1), 1–9. https://doi.org/10.20884/1.mib.2018.35.1.495

Kasmin, M. F. R., Akhbar, A., & Arianingsih, I. (2016). Analisis temporal perubahan lahan hutan mangrove di Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong. Warta Rimba, 4(1), 34–41.

Laapo, A., Fahrudin, A., Bengen, D. G., & Damar, A. (2012). Study of mangrove areas characteristic and suitability for mangrove ecotourism activity in Togean Islands of Togean Islands National Park. Forum Pascasarjana, 33 (November 2015). http://ilkom.journal.ipb.ac.id/index.php/forumpasca/article/viewFile/4992/3413

Lugina, M., Alviya, I., Pribadi, M. A., & Sari, G. K. (2016). Strategi pengelolaan mangrove berbasis masyarakat. Policy Brief, 10(4), 1–4.

Nelly, C., & Zakiah. (2022). Persepsi masyarakat dan wisatawan terhadap rencana pengembangan ekowisata mangrove di Gampong Iboih Sabang. Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu, 3(1).

Norsidi, N., Suherdiyanto, S., & Manu, H. Y. (2021). Persepsi masyarakat mengenal pengembangan ekowisata hutan mangrove di Desa Pasir Kecamatan Mempawah Hilir. Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi, 5(1), 94–102. https://doi.org/10.29408/geodika.v5i1.3288

Nurkumala, F., & Sukma, R. N. (2022). Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan hutan mangrove di Desa Labuhan Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, 7(1), 119–123. http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/SNasPPM

Pramusita, A., & Asrori, Y. W. (2022). Analisa minat kunjungan wisatawan terhadap daya tarik wisata di Kampung Ketandan, Yogyakarta. Pariwisata, 9(2). http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp98

Purwowibowo, P., Santoso, B., Nufus, B. H., & Hendrijanto, K. (2018). Coastal community empowerment strategy and the role of local informal. 2nd International Seminar Series on Regional Dynamic (ISSRD), 1(2), 38–50.

Qomariah, L. (2009). Pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Taman Nasional Meru Betiri (Studi Kasus Blok Rajegwesi Sptn I Sarongan). Tugas Akhir. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Rumbino, F., Moeljono, S., & Ungirwalu, A. (2021). Persepsi masyarakat lokal terhadap pengembangan hutan mangrove sebagai kawasan ekowisata di Kampung Ruar, Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor. Cassowary, 4(2), 205–220. https://doi.org/https://doi.org/10.30862/casssowary.cs.v4.i2.54

Saputra, E., Susanti, E., & Mujiburrahad, M. (2021). Persepsi masyarakat terhadap keberadaan ekoswisata mangrove di Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 6(4), 343–355.

Sari, A. (2022). Pengembangan model pengelolaan wisata mangrove terpadu di Kawasan Taman Wisata Teluk Youtefa. Disertasi. Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin.

Sari, A., Dahlan, D., Tuhumury, R. A. N., Prayitno, Y., Siegers, W., Supiyanto, S., & Werdhani, A. S. (n.d.). Dasar-dasar metodologi penelitian (Y. Prayitno, Ed.; 1st ed.). Angakasa Pelangi Papua.

Sari, A., Tuwo, A., Saru, A., & Rani, C. (2022). Diversity of fauna species in the mangrove ecosystem of Youtefa Bay Tourism Park, Papua, Indonesia. Biodiversitas, 23(9), 4490–4500. https://doi.org/10.13057/biodiv/d230915

Sari, S. N., Nugraha, S., & Utomowati, R. (2022). Analisis kesesuaian dan daya dukung kawasan wisata pantai di Kabupaten Bantul Tahun 2022. International Journal of Environment and Disaster (IJED), 1(1), 24–33.

Sari, Y. R., & Kagungan, D. (2016). Kebijakan pengembangan kawasan wisata bahari berbasis kearifan lokal dan penguatan kelembagaan desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jurnal Ilmiah Econosains, 14(1), 82–97.

Saru, A. (2013). Mengungkap potensi emas hijau di wilayah pesisir (A. Dadi, Ed.; 1st ed., Vol. 1). MAsagena Press.

Sharma, A. (2015). Educational tourism: Strategy for sustainable tourism development with reference of Hadauti and Shekhawati Regions of Rajasthan, India. Journal of Knowledge Management, Economics and Information Technology, 5(4), 1–17. www.scientificpapers.org

Sugono, D., Sugiyono, S., Maryani, Y., Qodratillah, M. T., Sitanggang, C., Hardinawati, M., Malia, D., Santoso, T., Budiwidiyanto, A., Darnis, A. D., & Puspita, D. (2008). Kamus bahasa Indonesia (D. Sugono, Ed.; 1st ed.). Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Tebay, S. (2004b). Kajian pengembangan ekowisata mangrove berbasis masyarakat di Taman Wisata Teluk Youtefa, Jayapura, Papua. Thesis. Institut Pertanian Bogor.

Tijjani, S., Mizuno, K., & Herdiansyah, H. (2021). The Loss of ecosystem services in women’s forest at Youtefa Bay, Jayapura, Papua, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 940(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/940/1/012061

Trivianti, M., Zulkarnain, Z., & Darwis, A. N. (2022). Pemberdayaan nelayan berbasis gender dalam peningkatan ekonomi rumah tangga di Desa Darul Aman, Provinsi Riau. Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Highlight, 8(1).

Tuwo, A. (2011). Pengelolaan ekowisata pesisir dan laut: Pendekatan ekologi, sosial-ekonomi, kelembagaan dan sarana wilayah. Brilian Internasional.

UU No. 21 Tahun 2001. (2001). Otonomi khusus bagi Provinsi Papua. http://www.theceli.com/dokumen/produk/2001/21-2001.html

Wulansih, R. (2021). Hubungan umur, pendidikan dan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan kader nasyiatul aisyiyah tentang stunting di Kabupaten Boyolali. Thesis. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

.

Yurike, Y., & Syafruddin, Y. S. (2022). Analisis aset penghidupan masyarakat pada dua kondisi kawasan mangrove. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 17(1), 63. https://doi.org/10.15578/jsekp.v17i1.10934




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v18i2.12103

Indexed by:

 

-------------------------------------------------------------------------------------

Published by

Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic 
in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.