PENGELOLAAN KUALITAS PERAIRAN UNTUK PEMBESARAN IKAN KERAPU CANTANG (Epinephellus spp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI DESA WAIHERU KECAMATAN TELUK AMBON BAGUALA KOTA AMBON

Mohammad Arief Hidayat, Fitri Sarifah

Sari


Ikan kerapu merupakan ikan air laut yang memiliki prospek yang sangat baik untuk dibudidayakan sebagai pemenuhan kebutuhan ikan konsumsi, peningkatan penghasilan, penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat dan nelayan, serta sebagai bentuk pelestarian sumber daya alam. Menurut data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, realisasi ekspor ikan kerapu hidup dari Provinsi Maluku ke Hongkong senilai US$1,1 juta pada periode Februari sampai dengan Oktober 2018. Namun, kegiatan budi daya ikan kerapu membutuhkan kualitas air yang baik sehingga ikan kerapu cantang tidak mudah mati dan terinfeksi penyakit. Selain itu, kualitas air juga mempengaruhi pengelolaan, pertumbuhan, perkembangbiakan atau produksi ikan. Penelitian ini dilakukan di Desa Waiheru Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kota Ambon, sebagai salah satu daerah yang berpotensi dijadikan tempat budi daya ikan kerapu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode STORET yaitu pengukuran suhu air, kecerahan, kedalaman, salinitas, DO, pH, Nitrat dan Fosfat dengan nilai akhir status kualitas adalah -5,71 atau kelas B (cemar ringan).

 

Grouper is a seawater fish that has excellent prospects for cultivation to fulfill the needs of fish consumption, increase income, and provide employment for the community and fishermen as well as a form of preserving natural resources. According to data from the Department of Industry and Trade of Maluku Province, the realization of live grouper exports from Maluku Province to Hong Kong was worth US$1.1 million in the period from February to October 2018. However, grouper cultivation activities require good water quality so that grouper fish do not die easily and are infected with diseases. In addition, water quality affects the management, growth, breeding or production of fish. This research was conducted in Waiheru Village, Teluk Ambon Baguala District, Ambon City as one of the areas that has the potential to be used as a grouper cultivation site. The research was carried out using the STORET method, namely the measurement of water temperature, brightness, depth, salinity, DO, pH, Nitrate and Phosphate with the final value of quality status is -5.71 or class B (light pollution).


Kata Kunci


ikan kerapu; kualitas air; karamba jaring apung

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alfiah. 2009. Studi Kelayakan Perairan Pulau Pajenekang (Skripsi). UNHAS. Ujung Pandang.

Andarini. 2014. Studi Parameter Kimia Fisika Perairan Pantai Muara SungaiUntuk Kesesuaian Lahan Budidaya Tambak Udang Di Kecamatan SinjaiTimur Kabupaten Sinjai. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Andrianto, T. 2005. Pedoman Praktis Budidaya Ikan Kerapu Macan. Absolut.Yogyakarta.

Baigo Hamuna, Rosye H.R. Tanjung, Suwito, Hendra K. Maury dan Alianto. 2018, Kajian Kualitas Air Laut dan Indeks Pencemaran Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia Di Perairan Distrik Depapre, Jayapura, Jurnal Ilmu Lingkungan, Volume 16, 35-43.

Barus, 2001. Studi Penyebaran Bahan Organik Pada Berbagai Ekosistem DiPerairan Pantai Pulau Bone batang. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Boyd, C. E. (1982). Water quality management for pond fish culture (pp. xii+-318pp).

Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S.P., dan Sitepu, M.J. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: Pradnya Paramita.

Dewi, I. S., Budiyarsa A. A dan Ritonga I. R. (2015). Distribusi Mikroplastik pada Sedimendi Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara. DEPIK, 4(3):121-131

Diersing, Nancy (2009). "Water Quality: Frequently Asked Questions."Florida Brooks National Marine Sanctuary, Key West, FL.

Djoko, 2011. Kualitas Air untuk Akuakultur. Bogor : Fakultas Perikanan IPB.Edition. American Public Health Association, Washington DC.

Effendi, 2000. Kajian Daya Dukung Lingkungan untuk Usaha Budidaya Udang di Delta Sungai Mahakam. Bogor.

Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta: Kanisius.

Fidri Ady. 2017. Cara mengelola kualitas air di Keramba di http://kelluhkan.blogspot.com (diakses 12 Februari 2019).

Gemilang, W.A., dan Kusumah, G. 2017. Status indeks pencemaran perairan kawasan mangrove berdasarkan penilaian fisika-kimia di pesisir Kecamatan Brebes Jawa Tengah. EnviroScienteae, 13(2), 171-180.

Hutabarat, S., dan Evans, S.M. 1984. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Krismono dan Wahyudi,N.A.(2001).Analisis kebijakan pengelolaan keramba jaring apung sebagai salah satu kegiatan pengelolaan danau dan waduk. Dalam Analisis Kebijakan Pembangunan Perikanan. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, DepartemenKelautan dan Perikanan. Jakarta, p. 75-85

Kusumaningtyas, M.A., Bramawanto, R., Daulat, A., dan Pranowo, W.S. 2014. Kualitas perairan Natuna pada musim transisi. Depik. 3(1), 10-20.

Lukman, 2002. Peranan Kecepatan Arus dan Bahan Organik Sedimen terhadap Biomassa Oligochaeeta di Inlet Waduk Cirata. Limnotek, Perairan Darat Tropis di Indonesia. 9(1):1-13.

Muhtadi, 2008. Towards Reducing Environmental Impacts of Pond Aquaculture. INFOFISH International 2 (98): 27-33.

Nonji, A. 2005. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan. Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. Philadelphia: W.B Sounders Company Ltd.

Rochdianto, A. 2005. Budidaya Ikan di Jaring Terapung. Cetakan 11. Penebar Swadaya. Jakarta

Rochman CM. 2015. Anthropogenic debris in seafood: Plastic debris and fibers from textiles in fish and bivalves sold for human consumption.

Salmin. 2005. Oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Oseana, 30(3), 21-26.

Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Simanjuntak, M. 2009. Hubungan faktor lingkungan kimia, fisika terhadap distribusi plankton di perairan Belitung Timur, Bangka Belitung. Journal of Fisheries Sciences, 11(1), 31-45.

Subamia, I.W.N. Suhenda dan Tahapari, E. 2003. Pengaruh Pemberian Pakan Buatan dengan Kadar Lemak yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan Jambal Siam (Pangasius hypopthalamus). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 9 (1): 37-42

Subyakto, S dan S Cahyaningsih, 2005. Pembenihan Kerapu Skala Rumah Tangga. Agromedia Pustaka. Jakarta

Sudarmadji. 2009. Fishes of the World, 3rd editions. John Wiley&Sons, Inc. New York.

Sudaryanti, 2009. Pengelolaan Kualitas Air Tambak, Makalah Dalam Seminar Penetapan Standar Kualitas Air Buangan Tambak, Ditjen Perikanan Budidaya.

Suin, 2002. Budidaya Ikan Kerapu Macan. Penebar Swadaya. Yogyakarta.

Sunyoto, P. 1994. Pembesaran Kerapu dengan Keramba Jaring Apung. Penebar Swadaya, Jakarta. 65 halaman.

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Wahyuni. 2008. Pengelolaan Air pada Budidaya Ikan. Jawa Tengah : Dinas Perikanan.

Widiadmoko, W. 2013. Pemantauan Kualitas Air Secara Fisika dan Kimia di Perairan Teluk Hurun. Bandar Lampung: Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung.

Winanto. 2004. Memproduksi Benih Tiram Mutiara. Penebar Swadaya. Jakarta.

WWF. 2015. Budidaya Ikan Kerapu Macan Sistem Karamba Jaring Apung. Seri Panduan Perikanan Skala Kecil.

Yuningsih, 2003. Budidaya Ikan Kerapu. Jakarta : PT. Gramedia.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jp.v10i2.14971

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.




Copyright of Jurnal Pari (p-ISSN 2502-0730 , e-ISSN 2549-0133)

Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan


Flag Counter

Index by