Penentuan Kadar Formaldehid Alami pada Ikan Selar Tetengkek (Megalaspis cordyla) selama Penyimpanan Suhu Dingin

Rufnia Ayu Afifah, Achmad Poernomo, Farida Ariyani, Zahra Adzkia

Abstract


Adanya interpretasi terhadap asumsi zero tolerance pada kandungan formaldehida yang diatur dalam peraturan pemerintah Indonesia perlu dipertimbangkan kembali. Faktanya, pada proses kemunduran mutu ikan segar, terjadi perombakan trimetilamin oksida oleh enzim trimetilamin oksidase yang terpecah menjadi trimetilamin dan menghasilkan senyawa hasil samping berupa formaldehida. Banyak penelitian sebelumnya membahas kandungan formaldehida alami pada beberapa komoditas perikanan seperti ikan beloso, ikan tongkol, dan ikan kerapu, serta masih diperlukan bukti dukung kandungan formalin alami dari komoditas perikanan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar formaldehida alami dari ikan selar tetengkek segar dan mengetahui perubahan kandungan formaldehida serta tingkat kesegaran mutu ikan selar tetengkek selama penyimpanan suhu dingin. Sampel ikan selar tetengkek diperoleh dari hasil tangkapan one day fishing yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu, Serang dan selanjutnya dibawa menuju laboratorium Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jakarta menggunakan transportasi darat dengan waktu perjalanan ±3 jam. Sampel kemudian diberikan dua perlakuan, yaitu tanpa perendaman formaldehida tambahan dan dengan perendaman dengan formaldehida 3% v/v selama 30 menit pada suhu ruang. Ikan selar tetengkek selanjutnya disimpan dalam cool box dengan penambahan es 1:2. Selama penyimpanan, Total Volatile Base (TVB) dan kandungan formaldehida diuji setiap 3 hari sekali. Nilai TVB pada sampel ikan selar tetengkek selama penyimpanan, baik ikan selar tanpa perendaman formaldehida dan dengan perendaman formaldehida 3% cenderung mengalami peningkatan hingga nilai TVB tertinggi, yaitu penyimpanan hari ke-30. Nilai TVB sampel pada perlakuan dengan perendaman formaldehida 3% lebih kecil dibanding nilai TVB tanpa perlakuan perendaman. Formaldehida menyebabkan kemunduran mutu ikan terjadi lebih lambat. Tren yang sama ditunjukkan pada kandungan formaldehida selama penyimpanan. Pada hari ke-9 sampai hari ke-30, kandungan formaldehida cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh adanya kemungkinan formaldehida yang leaching setelah penyimpan hari ke-9. Dari hasil ini, disimpulkan bahwa ikan selar tetengkek segar mengandung formaldehida alami (2,55 ppm) dan jumlahnya meningkat selama 30 hari pada penyimpanan suhu dingin. Tingkat kesegaran ikan selar tetengkek segar juga mengalami kemunduran mutu selama 30 hari penyimpanan suhu dingin.

The interpretation of the zero tolerance assumption in determining formaldehyde content in Indonesian regulations needs to be reconsidered. In fact, endogenous formaldehyde in fish is formed as a by-product of trimethylamine oxide degradation to be trimethylamine and dimethylamine during the deterioration process. Many previous studies have reported the endogenous formaldehyde content in several commodities such as beloso fish, skipjack fish, and grouper fish, also more supporting evidence is still needed regarding the endogenous formaldehyde content of other commodities. Therefore, this study aimed to determine the endogenous formaldehyde content of selar tetengkek fish and to determine the changes in formaldehyde content and deterioration of selar tetengkek fish during chilling storage. Selar tetengkek fish soaked with 3% v/v formaldehyde for 30 minutes at room temperature and control without soaking treatment. Selar tetengkek fish were then stored in a cool box with the addition of ice (1:2). During storage, the total volatile base (TVB) and formaldehyde content were tested every 3 days. The TVB value in the selar tetengkek fish during storage, both with and without the treatment of formaldehyde soaking tended to increase and reach the highest TVB value in the 30th day of storage. The TVB value of the selar tetengkek fish with 3% formaldehyde soaking was lower than the TVB value without the soaking treatment. Formaldehyde affected the deterioration of fish occur more slowly. The same trend was shown in the formaldehyde content during storage. However, on day 9 to day 30, the formaldehyde content decreased. It was due to the possibility of formaldehyde leaching after the 9th day of storage. In conclusion, selar tetengkek fish contains endogenous formaldehyde (2.55 ppm) and it increased during 30 days of cold storage. The quality of selar tetengkek fish also decreased during 30 days of cold storage.


Keywords


formaldehida; ikan selar tetengkek; penyimpanan suhu dingin; total volatile base

Full Text:

PDF

References


Anissah U, Barokah GR, Ariyani F. 2019. Pengaruh Penyimpanan terhadap Profil Formaldehida Alami dan Kemunduran Mutu pada Ikan Beloso. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 22(3): 535-547.

Anissah U, Ariyani F, Barokah GR, Januar HI. 2021. NMR Metabolomics of Saurida tumbil Fish Treated with Formaldehyde Solution as Misconduct Food Preservation Method. Journal of Aquatic Food Product Technology, 30(3): 263-270.

https://doi.org/10.1080/10498850.2021.1880510

Arbajayanti RD. 2017. Pembentukan Formalin Alami pada Ikan Beloso (Saurida tumbil) selama Penyimpanan Suhu Chilling. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 2354.3:2006: Penentuan Kadar Lemak pada Produk Perikanan. Dewan Standardisasi Nasional. Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 2354.4:2006: Penentuan Kadar Protein pada Produk Perikanan. Dewan Standardisasi Nasional. Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 2354.8:2009: Penentuan Kadar Total Volatil Base Nitrogen (TVB-N) dan Trimetil Amin Nitrogen. Dewan Standardisasi Nasional. Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2010. SNI 2354.1:2010: Penentuan Kadar Abu pada Produk Perikanan. Dewan Standardisasi Nasional. Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2015. SNI 2354.2:2015: Pengujian Kadar Air pada Produk Perikanan. Dewan Standardisasi Nasional. Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2018. SNI 2354.18:2018: Penentuan Kadar Formaldehida Bebas Pada Produk Perikanan Dengan Spektrofotometer. Dewan Standardisasi Nasional. Jakarta

Barokah GR, Putri AK, Anissah U, Murtini JT. 2018. Pembentukan Formaldehida Alami dan Penurunan Mutu Ikan Kerapu Cantik (Epinephelus fuscoguttatus×E. microdon) selama Penyimpanan pada Suhu Beku. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 13(1): 71–78.

Barokah GR, Ariyani F, Anissah U. 2019. Kandungan formaldehida alami pada bagian organ tubuh ikan beloso (Saurida tumbil). In Prosiding Seminar Nasional Tahunan Hasil Perikanan dan Kelautan, 16: 374-378.

Barokah GR, Ariyani F, Wibowo S, Januar HI, Annisah U. 2020. Determination of Endogenous Formaldehyde in Moonfish (Lampris guttatus) During Frozen Storage. Egyptian Journal of Aquatic Biology & Fisheries, 24(3): 17 – 28.

Baskoro S. 2020. Pembentukan Formalin Alami pada Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) selama Penyimpanan Suhu Chilling. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Benjakul S, Visessanguan W, Tanaka M. 2004. Induced formation of dimethylamine and formaldehyde by lizardfish (Saurida micropectoralis) kidney trimethylamine-N-oxide demethylase. Journal Food Chemistry, 84: 297–305.

Hidayat I. 2015. Perubahan Karakteristik Kimia, Mikrobiologi, dan Histologi Ikan Nila (Oreoochromis niloticus) berdasarkan Fase Post Mortem. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Jacobsen C, Nielsen HH, Jorgensen B, Nielsen J. 2010. Chemical processes responsible for the quality deterioration in fish, Chemical Deterioration and Physical Instability of Food Beverages. Wood Head Publishing, Denmark. 439 – 465 pp.

Liu S, Fan W, Zhong S, Ma C, Li P, Zou K, Peng Z, Zhu M. 2010. Quality evaluation of tray-packed tilapia fillets stored at 0° C based on sensory, microbiological, biochemical and physical attributes. African Journal of Biotechnology, 9(5): 692–701.

Murtini J, Riyanto R, Priyanto N, Hermana I. 2014. Pembentukan Formalin Alami pada Beberapa Jenis Ikan Laut selama Penyimpanan dalam Es Curai. Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan, 9(2): 143-151. https://doi.org/10.15578/jpbkp.v9i2.107.

Nurhayati T, Abdullah A, Sari SN. 2019. Penentuan formalin ikan beloso (Saurida tumbil) selama penyimpanan beku. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 22(2): 236-245.

Nurjanah K, Abdullah A, Mustopa MZ, Tilaar SO. 2010. Upaya Mempertahankan Kesegaran Ikan Selar Bentong (Selar boops) dengan Penambahan Kitosan Pasca-penangkapan di PPN Pekalongan, Jawa Tengah. In Seminar Nasional Perikanan Indonesia, 348-356 pp.

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2018. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 7 tahun 2018 tentang Bahan Baku yang Dilarang Dalam Pangan Olahan.

Peraturan Menteri Kesehatan. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan No. 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan.

Rachmawati N, Riyanto R, Ariyani F. 2007. Pembentukan formalin pada ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) selama penyimpanan suhu dingin. Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan, 2(2).

Rahmayani. 2016. Biologi Reproduksi Ikan Tetengkek Megalaspis cordyla (Linnaeus, 1758) di Perairan Selat Sunda. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Sahliyah AR. 2017. Kemunduran mutu dan pembentukan formalin alami pada ikan kembung (Rastrelliger sp.) selama penyimpanan suhu chilling. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Seibel BA, Walsh PJ. 2002. Trimethylamine oxide accumulation in marine animals: relationship to acylglycerol storage. The Journal of Experimental Biology, 306: 297–306.

Sotelo CG, Pineiro C, Perez-Martin RI. 1995. Denaturation of fish protein during frozen storage: the role of formaldehyde. Zeitschrift fur Lebensmittel Untersuchung und-Forschung, 200: 14-23.

Wardani RI, Mulasari SA. 2016. Identifikasi Formalin pada Ikan Asin yang Dijual di Kawasan Pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap. Kesehatan Masyarakat, 10(1): 15-24.

Wicaksono NE. 2018. Pembentukan senyawa formalin alami pada ikan bandeng (Chanos chanos) selama penyimpanan beku. [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Wijayanti AT. 2009. Kajian Penyaringan dan Lama Penyimpanan dalam Pembuatan Fish Peptone dari Ikan Selar Kuning (Caranx leptolepis). [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Yasuhara A, Shibamoto T. 1995. Quantitative analysis of volatile aldehydes formed from various kinds of fish flesh during heat treatment. Journal of Agriculture and Food Chemistry, 43: 94–97.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jmtr.v3i2.15048

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Jl. Kampung Baru, Pelabuhan Ferry Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, 85351

P-ISSN: 29862310 

E-ISSN: 29860903 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats