2024
Panduan Budidaya Ikan Nila Bioflok Si Panen
PANDUAN BUDIDAYA IKAN NILA BIOFLOK SIPANEN
Penyusun :
Endri Hendriansyah
Editor: Dr. Joni Hariyadi D. , M.Sc
Sampul dan layout:
Diah Widasmara
Halaman : 57 hal
Edisi/cetakan: cetakan pertama, 2024
Diterbitkan oleh:
AMAFRAD Press
Gedung Mina Bahari III lantai 6
Jl. Medan Merdeka No.16,
Gambir, Jakarta Pusat -10110
Nomor Anggota IKAPI: 501/DKI/2015
P-ISBN : dalam proses
e-ISBN : dalam proses
Hak Penerbitan © AMAFRAD Press
SINOPSIS:
Budidaya perikanan saat ini semakin maju dan semakin berkembang untuk memenuhi kebutuhan akan pangan hewani. Dalam perkembangan budidaya ikan nila, masalah seperti efisiensi pakan yang rendah, limbah budidaya yang meracuni ikan itu sendiri, serangan penyakit, pencemaran lingkungan, serta keterbatasan sumberdaya air merupakan masalah – malasah utama yang terjadi. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah penggunaan teknologi bioflok.
Bioflok adalah teknik budidaya perikanan yang lebih memanfaatkan peran bakteri heterotrof dalam pengolahan limbahnya. Tujuannya agar cemaran limbah tersebut dapat lebih cepat teratasi dengan proses flokulasi daripada proses nitrifikasi sehingga air kolam minim cemaran, minim penggantian, kepadatan dan ketahanan hidup ikan pun sangat tinggi. Selain itu, usaha bioflok ikan nila juga mempunyai efisiensi pakan yang tinggi sehingga lebih menguntungkan daripada penggunaan teknologi yang lainnya.
Akan tetapi banyak pembudidaya ikan nila yang masih mengalami kegagalan dalam aplikasi bioflok di lapangan. Mereka “secara tidak disadari” melakukan cara lama (konvensional) dalam mengatasi masalah cemaran limbahnya sehingga selalu gagal panen, atau jika berhasil panen pun maka produktivitasnya sangat rendah, ikan masih saja kecil meskipun sudah dipelihara dalam waktu yang lama. Tekanan usaha (stres) yang tinggi juga sering terjadi karena mereka banyak mengalami kematian ikan tanpa tahu bagaimana solusinya. Ini semua terjadi karena bioflok yang mereka lakukan ternyata masih tidak sesuai dan masih tercampur dengan cara konvensinal non-bioflok.
Buku ini merupakan panduan bagaimana cara melakukan bioflok ikan nila yang sesuai melalui prosedur standar pelaksanaan (SOP) SIPANEN. Bioflok SIPANEN ini sangat mudah diaplikasikan, lebih murah biaya operasional dan lebih memberikan ketenangan dalam usaha budidaya ikan nila. Dengan mengikuti buku panduan ini, diharapkan para pembudidaya ikan nila bisa mengaplikasikan bioflok dengan mudah sehingga mereka bisa panen dengan produktivitas tinggi, meningkatkan pendapatan usaha serta mampu mengatasi masalah yang mungkin akan terjadi.
Teknik Budidaya Rumput Laut
TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Penyusun :
DH. Guntur Prabowo, A.Pi,MM
Dr. Mochammad Farkan A.Pi, SE., M.Si.
Cover :
Angga Eka Rachmadi
Alifrizqi Fika Cendekia
Lay out & tata naskah:
Angga Eka Rachmadi
Alifrizqi Fika Cendekia
Halaman:iv+90 hal
Edisi/cetakan: cetakan pertama, 2024
Penerbit:
AMAFRAD Press
Gedung Mina Bahari III Lantai 6
Jl. Medan Merdeka Timur No.16
Gambir, Jakarta Pusat-10110
Nomor Anggota IKAPI: 501/DKI/2015
P-ISBN : dalam proses
e-ISBN : dalam proses
Hak Penerbitan © AMAFRAD Press
Sinopsis:
Rumput laut disebut sebagai makro algae ajaib karena mempunyai fungsi sebagai bahan makanan, pupuk, bernilai ekonomis tinggi, menyerap karbon dan mitigasi perubahan iklim. Rumput laut (seaweed) secara ilmiah dikenal dengan istilah algae atau ganggang. Jenis alga ini di perairan ditemukan sebanyak 782 jenis alga yang terdiri dari 179 jenis alga hijau, 151 jenis alga coklat dan 452 alga merah. Beragam jenis rumput laut yang dibudidayakan, dikembangkan dan diperdagangkan secara luas di Indonesia adalah jenis karaginofit, (diantaranya Eucheuma spinosium, Eucheuma edule, Eucheuma serra, Eucheuma cottonii, dan Eucheuma spp), agarofit (Gracilaria spp, Gelidium spp dan Gelidiella spp), serta alginofit (Sargassum spp, Laminaria spp, Ascophyllum spp dan Macrocystis spp).
Budidaya diawali dengan pemilihan lokasi. Budidaya rumput laut dapat dilakukan di tambak dan di laut sesuai dengan jenis rumput laut. Jenis Gracillaria sp dibudidaya di tambak. Sedangkan jenis Euchema sp dibudidaya di laut. Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan rumput laut di laut adalah Tata ruang wilayah, tenaga kerja, transportasi, keamanan, parameter kualitas air, kondisi dasar perairan, gelombang, kecepatan arus, kedalaman dan beberapa indikator biologi seperti adanya jenis rumput yang sama, hama ikan. Faktor yang harus diperhatikan budidaya di tambak adalah tanah dasar tambak, salinitas, pasang surut, aliaran air dan aksesibilitas.
Budidaya Eucheuma dapat dilakukan dengan 3 (tiga) metode yaitu : metoda lepas dasar (off botom method), metoda apung (floating method), metoda dasar (bottom method). Sedangkan budidaya di tambak menggunakan metoda dasar. Tahapan pemeliharaan di laut adalah pemilihan bibit, pemasangan sarana dan prasarana di laut, perawatan, monitoring kualitas air dan panen. Sedangkan budidaya di tambak terdiri dari pengeringan lahan, pemasangan instalasi budidaya. suplai air di tambak, manajemen air di petakan tambak, perawatan, monitoring kualiatas air dan panen. Hama yang sering menyerang adalah ikan herbivora. Penyakit yang sering meninfeksi sering dikenal ice-ice.
Panendilakuan setelah berumur 45 – 60 hari tergantung pertumbuhan dan tujuan budidaya. Panen pertama anatar 25.600 kg - 51.200 kg/Ha. Produksi budidaya di tambak sekitar 2 ton/Ha. Penanganan pasca panen dilakukan pengeringan dengan dijemur dan sampai mempunyai kadar air sekitar 10 %. Hasil analisa usaha menunjukkan R/C rasio 2,3. Break Event Point (BEP) harga penjualan sebesar Rp. 3.231,42,- dan produksi sebesar 190,16 Kg. Payback Period mengindikasikan bahwa semua biaya investasi yang ditanamkan pada usaha ini akan dikembalikan dalam jangka waktu tidak lebih dari 0,79 tahun (9 bulan).
Download Buku
Pemilihan Lokasi Tambak Budidaya Udang
PEMILIHAN LOKASI TAMBAK BUDIDAYA UDANG
Penyusun :
Dr. Mochammad Farkan, A.Pi., SE., M.Si. Reza Shah Pahlevi, S.Pi., M.Sc., Ph.D. Margono, S.St.Pi., M.Tr.Pi
Lakonardi Nuraditya, S.St.Pi, MM.
Editor :
Dr. Joni Haryadi D., M.Sc
Nur Azmi Ratna Setyawidati, S.T, M.Sc
Sampul dan lay out:
Arif Nur Utomo
Foto ilustrasi :
Atikah
Halaman: iv+57
Edisi/cetakan: cetakan pertama, 2024
Diterbitkan oleh:
AMAFRAD Press
Gedung Mina Bahari III lantai 7
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16
Gambir, Jakarta Pusat-10110
Nomor Anggota IKAPI: 501/DKI/2015
P-ISBN : dalam proses
e-ISBN : dalam proses
Hak Penerbitan © AMAFRAD Press
Budidaya udang merupakan industri yang mempunyai cakupan mulai industri hulu sampai hilir. Penerapan teknologinya dari tradisional sampai supra intensif. Pemeliharaan sistem intensif akan menggunakan teknologi maju dan penggunaan modal besar. Jenis udang yang banyak dibudidayakan di tambak adalah udang windu dan udang vaname. Untuk memulai usaha budi daya udang yang berkelanjutan langkah awalnya adalah pemilihan lokasi (site selection). Kesalahan dalam pemilihan lokasi akan menjadi permasalahan yang berkelajutan. Namun ketepatan dalam memilih lokasi akan meningkatkan efisisensi pembiayaan.
Untuk menilai lahan tambak budidaya udang faktor yang harus diperhatikan adalah ekologi dan yang menentukan adalah suplai air laut. Ketersediaan air dapat dinilai dari fenomena pasang surut (pasut ) perairan pantai. Nilai pasut yang baik adalah 2 – 3m. Titik – titik pasut dapat digunakan untuk mengukur elevasi lahan. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk merancang tata letak, konstruksi tambak dan saluran air. Sedangkan untuk parameter kualitas air disesuaikan kebutuhan udang dan kondisi lahan. Beberapa parameter kualitas air yang digunakan untuk penilaian lahan adalah suhu, salinitas pH, H2S, NH3, Fe, Pb, Kecerahan air. Sedangkan aspek kualitas tanah budidaya udang yang perlu dilakukan pengukuran adalah pH, bahan organic, potensial redoks, Nitrit, H2S, Phosphat, tekstur, unsur hara tanah ( Nitrogen Kalium Kalsium Magnesium Total besi). Untuk aspek dukungan budidaya udang yang harus diperhitungkan adalah sosial, ekonomi, budaya, aksesibilitas.
Hasil evaluasi tingkat kelayakan lahan lahan dianalisa dengan merubah data kualitatif menjadi kuantitatif. Penghitungan angka nominal tidap Lokasi dapat dianalisa dengan menggunakan beberapa metode antara lain
- Metode Bayes
- Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)
- Composit Performance Index (CPI)
- Metoda perbandingan dan pembobotan
Hasil penghitungan dapat dijadikan mengambil Keputusan memilih lahan yang ideal untuk budidaya udang di tambak
Sistem dan Prosedur Penyelenggaraan Ujian Keahlian Pelaut Kapal Penangkap Ikan
SISTEM DAN PROSEDUR PENYELENGGARAAN UJIAN KEAHLIAN PELAUT KAPAL PENANGKAP IKAN
Penyusun :
Dr. Maman Hermawan, M.Sc.
Bongbongan Kusmedy, S.Pi., M.Si.
Erick Nugraha, S.St.Pi., M.Si.
Editor : Dr. Heri Triyono, A.Pi, M. Kom
Desainer Sampul : Mohammad Yusuf Annur, S.Tr.Pi.
Halaman : vii+195 halaman
Edisi/Cetakan : Cetakan Pertama, 2024
Diterbitkan oleh :
AMAFRAD Press
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari III, Lantai 6, Jl Medan Merdeka Timur No. 16
Jakarta Pusat 10110
Telp (021) 3513300 Fax : (021) 3513287
Email : amafradpress@gmail.com
Nomor IKAPI: 501/DKI/2015
p-ISBN : 978-623-6464-82-3
e-ISBN : 978-623-6464-83-0 (PDF)
Hak Penerbitan © AMAFRAD Press
Sinopsis:
Sertifikat Ahli Nautika/Teknika Kapal Penangkap Ikan (AN/ATKAPIN) merupakan pengakuan terhadap keterampilan untuk melakukan pekerjaan tertentu di kapal penangkap ikan setelah lulus ujian keterampilan yang diselenggarakan oleh lembaga diklat keahlian pelaut kapal penangkap ikan atau unit diklat kepelautan perikanan lainnya yang terakreditasi.
Lembaga pendidikan dan pelatihan harus menjamin terselenggaranya penilaian hasil pembelajaran peserta diklat yang terdiri dari penilaian hasil pembelajaran oleh peserta diklat, yaitu dengan mengikuti ujian keahlian pelaut oleh pelaksana ujian keahlian pelaut kapal penangkap ikan (PUKP-KAPIN). Ujian keahlian kapal penangkap ikan adalah ujian kompetensi untuk mendapatkan sertifikat Ahli Nautika/ Teknika Kapal Penangkap Ikan (ANKAPIN-I, ANKAPIN-II, ANKAPIN-III dan ATKAPIN-I, ATKAPIN-II, ATKAPIN-III) bagi peserta diklat dengan metode ujian tulis/CBA (Computer Based Assesment) dan ujian komperhensif oleh PUKP-KAPIN dibawah pengawasan DPKP. DPKP sebagai penanggungjawab dan supervisi Ujian Keahlian Pelaut (UKP) yang merupakan lembaga mandiri yang dibentuk oleh/dan bertanggungjawab kepada Dirjen Perhubungan Laut.
TUNA HANDLINES SISTEM PUMPBOAT
TUNA HANDLINES SISTEM PUMPBOAT
Penulis:
Franky Adrian Darondo, M.Tr.Pi.
Erick Nugraha, M.Si.
Editor :
Dr. Ir. I Nyoman Suyasa, M.S
Desainer Sampul :
Eli Nurlaela, S.Pi., M.Pi.
Halaman : vii+76
Edisi/Cetakan :
Cetakan Pertama, 2024
Diterbitkan oleh :
Amafrad Press
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari III Lantai 7
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Gambir
Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110
p-ISBN : 978-623-6464-80-9
e-ISBN : 978-623-6464-81-6 (PDF)
Hak Penerbitan © AMAFRAD Press
Sinopsis:
Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dengan harga yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga komoditas ikan lainnya. Dalam peta industri perikanan Asia-Pasifik, posisi kota Bitung memang cukup penting karena merupakan penghasil tuna cakalang terbesar di Indonesia, sehingga dijuluki sebagai “Kota Cakalang”.
Laut Sulawesi berada di barat Samudera Pasifik, sehingga menjadi alur lintas masa air Samudera Pasifik. Disana banyak ditemukan beranekaragam komoditas sumberdaya ikan pelagis besar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi diantaranya tuna (Thunnus sp.), cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol (Euthynnus affinis), cucut (Rhizoprionodon acutus), tenggiri (Scomberomorus sp.), dan setuhuk (Makaira nigricans).
Dalam pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis besar, salah satu alat tangkap tradisional digunakan untuk menangkap ikan tuna adalah pancing ulur (hand line). Armada penangkap ikan tersebut, menggunakan berbagai macam jenis alat penangkap ikan. Salah satu jenis kapal penangkap ikan yang umum terdapat di Bitung yaitu handlines dengan Pumpboat.
Handline adalah alat penangkap ikan jenis pancing yang sederhana. Struktur utamanya terdiri darі pancing, tali pancing, pemberat, dan umpan. Alat tangkap ini sudah banyak digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan tuna dі laut. Handline termasuk alat penangkap ikan yang aktif dan ramah lingkungan. Kini, handline dengan pakura menjadi pilihan utama nelayan sebagai alat penangkap tuna di Provinsi Sulawesi Utara.
Metode pengoperasian handline sistem pakura dilakukan dengan satu kesatuan armada kapal induk yang disebut dengan pumpboat dimana setiap satu kapal pumpboat memiliki 8 sampai dengan 10 unit perahu katinting (Pakura).
SDM UNGGUL EKONOMI BIRU UNTUK INDONESIA SEJAHTERA
SDM UNGGUL EKONOMI BIRU UNTUK INDONESIA SEJAHTERA
Penyusun:
Dr. I Nyoman Radiarta, S.Pi., M.Sc.
Dewi Rukmasari, S.Pi.
Ludhityan Bagus Riadi, SE.
Anindya Legia Putri, S.I.Kom.
Wahyu Widodo, S.I.Kom
Editor :
Dr. Rudi Alek Wahyudin, S.Pi., M.Si.
Desainer Sampul: Wahyu Widodo, S.I.Kom
Hal : xi+45 halaman
Edisi/Cetakan: pertama, 2024
Diterbitkan oleh:
AMAFRAD Press
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari III, Lantai 6, Jl Medan Merdeka Timur No.16,
Jakarta Pusat 10110
Telp (021) 3513300 Fax: (021) 3513287
Email: amafradpress@gmail.com
Nomor IKAPI: 501/DKI/2015
p-ISBN: Dalam Proses
e-ISBN: Dalam Proses
Hak Penerbitan © AMAFRAD Press
Sinopsis:
Kedua program tersebut turut membawa pengaruh besar pada berbagai capaian positif yang diraih BPPSDM KP. Di tahun 2023, BPPSDM KP berhasil meraih capaian PNBP sebesar Rp32 miliar atau setara 129,60 persen, dari target Rp24,7 miliar. Sementara itu pada serapan anggaran mencapai 98,37 persen.
Pada aspek pendidikan, BPPSDM KP telah menerima 100 persen anak Pelaku Utama KP pada seluruh satuan pendidikan tinggi kP sebagai komitmen pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Di samping itu sebanyak 72, 41 persen, lulusan Satuan Pendidikan KP terserap pada DU/DI dalam maupin luar negeri. Pada aspek pelatihan dan penyuluhan, BPPSDM KP telah berhasil meningkatkan kompetensi 34.518 masyarakat KP dan menyuluh 47.612 kelompok KP.
Tentu berbagai capaian positif tersebut menjadi semangat BPPSDM KP untuk meningkatkan target dan capaian pada program kerja tahun 2024
UNCLOS 1982: Implementasi Pengawasan Wilayah Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
UNCLOS 1982 : IMPLEMENTASI PENGAWASAN WILAYAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
Penulis : Sugiono Soepardi. Irandha CM. Siahaan, Rasdam, Jhon SM. Siregar
Editor : I Nyoman Suyasa
Nur Azmi Ratna Setyawidati
Penata Isi : Muhamad Ali Ulat, Aris Widagdo, Pieter Amalo
Desain Cover : Sugiono Soepardi
Halaman : xii+129 hal
Edisi/Cetakan : Cetakan pertama, 2024
Penerbit : AMAFRAD Press
Gedung Mina Bahari III Lantai 6
Jl. Medan Merdeka Timur No.16
10110 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3513300 Fax: 3513287
Email : amafradpress@gmail.com
Nomor IKAPI: 501/DKI/2015
SINOPSIS:
Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional tahun 1982 yang dikenal dengan UNCLOS 1982 (United Nation Convention on The Law of the Sea). merupakan kesepakatan yang difasilitasi oleh PBB guna pengaturan atas laut di muka bumi ini. Dan UNCLOS 1982 ini sudah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia dalam Undang Undang Nomor 18 Tahun 1985, dengan demikian semua ketentuan yang sudah disepakati dan tertuang dalam UNCLOS 1982 ini wajib di laksanakan di Indonesia dengan segala aspeknya. Adanya ketentuan yang mengikat terhadap semua produk hukum yang akan ditetapkan diterapkan oleh Indonesia sebagai Negara Kepulauan wajib mempertimbangkan bahkan mengacu dari ketentuan UNCLOS 1982 yang telah disepakati.
Didalam UNCLOS 1982 diatur tentang batas wilayah perairan antar negara, adanya organisasi internasional dan regional yang bertujuan untuk melindungi sumber daya laut dengan segala kandungan dan isinya agar terpelihara kesinambungannya, dengan demikian diperlukan kesepakatan regional yang diatur dengan organisasi yang lebih spesifik dalam kekhususan pengelolaan. Beberapa organisasi regional tersebut antara lain RFMO, IOTC, CCSBT yang pada prinsipnya mengatur bahkan menetapkan kuota penangkapan ikan pada masing-masing negara yang menjadi anggota maupun bukan anggota pada regional yang bersangkutan. Semua pengaturan tersebut bertujuan guna terjaganya kesinambungan sumberdaya laut khususnya ikan dan sumberdaya lainnya.
Dalam implementasnya dikaitkan juga dengan langkah-langkan Monitoring, Controlling dan Surveilance yang lebih popular dikenal dengan MCS, yang merupakan tindak berjaga-jaga atau antisipastif dan tindak pengawasan serta penindakan terhadap kegiatan yang diindikasi akan merusak lingkungan dan sumber daya laut yang tersedia. Bagi Indonesia, Implementasi ketentuan UNCLOS 1982 dalam pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan belum dilakukan secara simultan dalam satu wadah sentral tetapi dilakukan oleh banyak Lembaga dengan dasar aturan dan perundang-undangan masing-masing Lembaga yang spesifik sesuai visi dan misi Lembaga, sedangkan Bakamla (Badan Keamanan Laut) sampai saat ini hanya bersifat koordinatif dari semua Lembaga pengawasan laut lainnya.
Di Indonesia, beberapa Lembaga yang memiliki armada yang berperan melakukan patroli dan pengawasan bahkan penindakan di ruang lingkup kerjanya, terdapat 17 (tujuh belas) peraturan perundang-undangan yang mengatur kewenangan di bidang kelautan dengan 13 (tiga belas) kementerian/lembaga sebagai penegak hukum di laut. Dari 13 (tiga belas) lembaga tersebut 6 (enam) lembaga / kementerian sudah memiliki armada / kapal sebagai alat penegakan hukum dilaut dengan cara melaksanakan patroli di laut, antara lain TNI AL, POLRI / Direktorat Kepolisian Perairan dan udara, Kementerian Perhubungan / Dirjen Hubla, Kementerian Kelautan dan Perikanan /Dirjen PSDKP, Kementrian Keuangan / Dirjen Bea Cukai dan BAKAMLA (Badan Keamanan Laut).
Keberadaan inilah yang mengakibatkan terjadinya tumpeng tindih dalam penegakan hukum di laut, dan kondisi demikian sulit untuk di sinergikan karena masing masing lembaga memiliki strategi / kebijakan yang terkait dengan peralatan/sarana prasarana dan SDM serta obyek pengawasan yang berbeda beda. Disamping itu ada Lembaga yang mensinegikan masyarakat yakni Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas) yang dibina oleh Ditjen PSDKP KKP memberdayakan munculnya Desa Berbasis Pengawasan
Khusus Kementerian kelautan dan Perikanan melalui Ditjen PSDKP telah menginisiasi terbentuknya Forum Koordinasi Penanganan Tindak Pidana di Bidang Perikanan dibentuk melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) KP Nomor 18/MEN/2011 .
Forum koordinasi bertujuan memperlancar komunikasi serta pertukaran data, informasi, dan hal-hal lain yang diperlukan berkaitan efektifitas dan efisiensi penanganan dan/atau penyelesaian tindak pidana di bidang perikanan secara terpadu. Hal ini dimaksudkan dalam rangka optimalisasi penanganan dan keberhasilan proses hukum perkara di bidang perikanan melalui wadah kerja sama antar aparat penegak hukum. Kerja sama antar aparat penegak hukum (penyidik, penuntut umum, dan hakim) memiliki peran penting dalam mecapai maksud dan tujuan tersebut mengingat sistem peradilan yang berlaku di Indonesia yaitu Integrated Criminal Justice System.
UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan UU No 31 Tahun 2004 tentang perikanan merupakan undang-undang yang bersifat Lex Specialis yang mengamanatkan pembentukan 10 (sepuluh) Pengadilan khusus Perikanan tersebar seluruh wilayah Indonesia (Belawan, Tanjung Pinang, Ranai, Pontianak, Jakarta, Bitung, Ambon, Tual, Sorong dan Merauke). Namun demikian, kompleksitas kasus pidana perikanan justru mendorong peran dan sinergitas lembaga pengawas laut lainnya, mengingat dalam kasus IUU Fishing terkandung beberapa masalah pidana lainnya.
2023
Cara Cepat (Panduan) Praktik Dasar Pengujian Mikrobiologi
Penulis :
Sumartini, M.Sc
Devi Wulansari, M.Sc
Susi Ratnanigtyas, M.Si
Rika Sebtiana Kristantri, M.Si
Putri Wening Ratrinia, M.Si
Azmi Nur Fauzia
Editor :
Ir. Pujoyuwono Martosuyono, M.Si
Desain Cover dan Tata Letak sampul:
Sumartini, M.Sc
Halaman:
xiii + 109 halaman
Edisi/Cetakan :
Cetakan pertama, 2023
Diterbitkan oleh :
AMAFRAD Press-Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari III, Lantai 6,
Jln. Medan Merdeka Timur No. 16 – Jakarta Pusat
Telp.(021)3519070 (lacak), Faksimile (021)3513287
Email: amafradpress@gmail.com
Nomor IKAPI: 501/DKI/2015
ISBN: 978-623-6464-76-2
e-ISBN : 978-623-6464-77-9 (PDF)
Sinopsis:
Buku “Cara cepat belajar praktik dasar pengujian mikrobiologi” berbasis pendekatan saintifik deskriptif dan visual ini merupakan panduan mahasiswa dan laboran mikrobiologi secara umumnya dalam melaksanakan praktikum matakuliah mikrobiologi dan diharapkan dengan adanya penuntun ini mahasiswa dan pembaca dapat lebih memahami konsep-konsep, prinsip dan teori mengenai mikrobiologi. Buku ini penulis sajikan dengan pendekatan saintifik, deskriptif dan visual. Pendekatan saintifik akan memotivasi pembaca agar terlibat aktif dalam menerapkan prosedur kerja ilmiah praktik dasar mikrobiologi. Pembaca dapat memahami konsep yang rumit, abstrak dan terlatih serta terampil dalam bekerja dengan prosedur ilmiah. Buku ini dilengkapi dengan penuntun praktikum secara visual sebagai bahan pengamatan untuk meningkatkan kemampuan diri dan disertai gambar yang mendukung teori pada materi yang akan dipraktikkan
Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) & Fire Blanket untuk Memadamkan Api Kecil
Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Fire Blanket Untuk Memadamkan Api Kecil
Penulis :
Anasri, A.Pi,. M.Si*
Dr. Anthon Anthonny Djari, M.S
Afrilio Franseda, S.T,.
M.Kom Nauval Franata, S.Si,. M.T
Editor:
Dr. Heri Triyono, A.Pi, M.Kom
Desain Cover dan Tata Letak sampul:
Afrilio Franseda S.T,. M.Kom
Halaman : viii+71 halaman
Edisi/Cetakan :
Cetakan pertama, 2023
Diterbitkan oleh :
AMAFRAD Press-Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan
dan Perikanan
Gedung Mina Bahari III, Lantai 6,
Jln. Medan Merdeka Timur No. 16 – Jakarta Pusat
Email: amafradpress@gmail.com
Nomor IKAPI: 501/DKI/2015
ISBN: dalam proses
e-ISBN : dalam proses
Sinopsis:
Upaya pencegahan akan terjadinya kebakaran (fire prevention) jauh lebih penting dilakukan dari pada upaya memadamkan api setelah terjadinya musibah kebakaran (fire fighting). Upaya pencegahan ini dapat dilakukan, apabila seseorang mampu menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Selimut Tahan Api (fire blanket) serta alat pemadam api tradisional lainnya. Mencegah terjadinya kebakaran (fire prevention) juga jauh lebih baik dan efektif dari pada upaya memadamkan kebakaran (fire fighting), dan untuk mencegah kebakaran tersebut maka dapat dilakukan dengan penggunaan APAR dan fire blanket secara benar, tepat dan cepat. Penggunaan APAR dan fire blanket secara benar, tepat dan cepat hanya dapat dilakukan melalui pelatihan secara rutin dan berkesinambungan.
Dalam buku ini dibahas secara luas dan lengkap tentang teknik penggunaan APAR, meliputi : mencegah terjadinya kebakaran, tahap persiapan penggunaan APAR, tahap pelaksanaan penggunaan APAR, kesalahan dalam penggunaan APAR, tahap pengakhiran penggunaan APAR, evaluasi pelaksanaan penggunaan APAR dan perlengkapan petugas pemadam kebakaran. Pada penggunaan selimut tahan api (fire blanket) juga dibahas secara luas dan lengkap tentang : persiapan penggunaan fire blanket, pelaksanaan penggunaan fire blanket, kesalahan dalam penggunaan fire blanket, tahap pengakhiran penggunaan fire blanket, evaluasi pelaksanaan penggunaan fire blanket, cara mengenakan fire blanket pada seseorang dan penggunaan alat pemadam api tradisional lainnya.
Kesalahan dalam penggunaan APAR dan fire blanket ini tidak akan menyelamatkan diri dari kebakaran, tapi malah seseorang dapat berisiko membuat cedera dan menjadi korban kebakaran. Sarana Fire Protection seperti halnya APAR, fire blanket dan sarana lainnya yang tersedia tidak akan menghasilkan upaya yang optimal apabila tidak didukung oleh personal dan operator yang terampil. Apabila terjadi musibah kebakaran yang mengakibatkan adanya korban cedera atau luka bakar, maka dalam buku ini juga dibahas secara luas dan lengkap tentang teknik menolong korban kecelakaan kerja yang meliputi : klasifikasi kecelakaan kerja, klasifikasi jenis cedera akibat kecelakaan kerja, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) dan prioritas tindakan terhadap korban kecelakaan kerja. Antara satu korban kecelakaan kerja dengan korban kecelakaan kerja lainnya, tentu berbeda penanganan dan tindakan pertolongan yang dilakukan. Dalam buku ini juga dibahas beberapa tindakan yang dapat dilakukan terhadap korban kecelakaan kerja, seperti : pernapasan dari mulut ke mulut, pijat jantung, melakukan Cardio Pulmonary Rescuscitation (CPR), tindakan P3K korban luka bakar, tindakan P3K korban luka bakar sengatan listrik dan tindakan P3K korban luka bakar kimia.
Semoga buku ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan dan keterampilan khususnya bagi siswa/mahasiswa dan personal/operator dalam melakukan pencegahan kebakaran (fire prevention) dan upaya memadamkan api (fire fighting) apabila terjadi musibah kebakaran.
Teknologi dan Nutrisi Hasil Laut
Teknologi Dan Nutrisi Hasil Laut
Penulis:
Sumartini, M.Sc.
Radipta Lailatussifa, M.Sc.
Ayu Rizki Amalia, M.Si
Editor :
Nur Azmi Ratna Setyawidati, S.T, M.Sc
Ir. Pujoyuwono Martosuyono, M.Si
Desainer Sampul :
Sumartini, M.Sc.
Halaman : xvi + 361 halaman
Edisi /Cetakan :
Cetakan Pertama, 2023
Diterbitkan oleh :
AMAFRAD Press
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Gedung Mina Bahari III, Lantai 6, Jl Medan Merdeka Timur No.16, Jakarta Pusat 10110
Telp (021) 3513300
Fax : (021) 3513287
Email :amafradpress@gmail.com
Nomor IKAPI: 501/DKI/2015
p-ISBN : 978-623-6464-74-8
e-ISBN : 978-623-6464-75-5 (PDF)
Sinopsis:
Hasil perikanan dan kelautan merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia ditinjau dari luas perairan Indonesia 6.400.000 km2, Luas NKRI (daratan dan perairan) seluas 8.300.000 km2. Panjang garis pantai 108.000 km. Potensi perikanan di Indonesia sangatlah menjanjikan, namun hingga saat ini pengetahuan mengenai nutrisi dan dampak praktik penanganan dan pengolahan hasil perikanan masih perlu dikembangkan. Teknologi dan nutrisi hasil laut lebih bertujuan untuk menambah wawasan mengenai nutrisi dan pengaruh pengolahan produk perikanandan hasil laut yang ditekankan pada peningkatan kualitas, perbaikan mutu sensori dan diversifikasi produk perikanan. Buku “Teknologi dan Nutrisi Hasil Laut” ini menyajikan komponen-komponen nutrisi dan prinsip-prinsip pengolahan produk perikanan dan hasil laut.
Buku ini terdiri dari tujuh bab yang disajikan secara sistematis. Bab 1 mengulas mengenai jenis-jenis vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Bab 2 membahas mengenai nutrisi hasil-hasil laut, Bab 3 membahas mengenai biokimiawi ikan segar, Bab 4&5 membahas fermentasi dan pengolahan tradisional pada hasil perikanan, Bab 6 membahas mengenai produk perikanan modern dan bab 7 membahas mengenai produk perikanan non konsumsi. Diharapkan, buku ini dapat menjadi salah satu referensi untuk Civitas akademika bidang penanganan dan pengolahan hasil laut.
Kewarganegaraan bagi Mahasiswa Milenial
KEWARGANEGARAAN BAGI MAHASISWA MILENIAL
Penyusun :
Eli Nurlaela, S.Pi., M.Pi.
Dr. Maman Hermawan, M.Sc.
Erick Nugraha, S.St.Pi., M.Si.
Drs. Jaulim Sirait, M.Si
Editor : Hery Choerudin, S.St.Pi., M.Si., Dr. Heri Triyono, A.Pi, M.Kom, Dr. Maharini Yulisti, M.Si
Desainer Sampul : Tomi Aris, S.Kel, M.Han
Halaman : xii+86 hal
Edisi/Cetakan :
Cetakan Pertama, 2023
Diterbitkan oleh :
Amafrad Press
Gedung Mina Bahari III Lantai 6
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Gambir Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110 Telepon (021)3519070 (Lacak), Faksimile (021) 3513287, Email:amafradpress@gmail.com, Anggota IKAPI: 501/DKI/2015
p-ISBN : 978-623-6464-72-4
e-ISBN : 978-623-6464-73-1 (PDF)
Sinopsis:
Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian penting dari sistem pendidikan yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar negara, serta memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang aktif, demokratis, dan bertanggung jawab.Pendidikan Kewarganegaraan memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai esensi kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui pemahaman ini, mahasiswa tidak hanya dapat mengenali landasan ideologis negara, tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Penting bagi generasi muda, termasuk mahasiswa, untuk memiliki semangat kebangsaan yang kuat dan mampu menghadapi pengaruh globalisasi. Pendidikan Kewarganegaraan membantu mengkonsolidasikan rasa cinta tanah air dan memperkuat identitas nasional. Dengan memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara, mahasiswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan negara, berkontribusi dalam masyarakat, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, aspek bela negara juga penting dalam pendidikan kewarganegaraan. Mahasiswa diberi pemahaman tentang pentingnya pertahanan dan keamanan negara, serta bagaimana peran mereka dalam menjaga kedaulatan dan integritas negara. Ini juga melibatkan pembelajaran mengenai tanggung jawab dalam situasi darurat
Pengantar Pendidikan Pancasila
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
Penulis:
Eli Nurlaela, S.Pi., M.Pi.,
Erick Nugraha, S.St.Pi., M.Si.,
Drs. Jaulim Sirait, M.Si.
Editor : Hery Choerudin, S.St.Pi., M.Si
Dr. Heri Triyono, A.Pi, M.Kom
Dr. Maharani Yulisti, S.Pi, M.Si
Desainer Sampul : Tomi Aris, S.Kel, M.Han
Halaman : vii +69 halaman
Edisi/Cetakan :
Cetakan Pertama, 2023
Diterbitkan oleh :
Amafrad Press
Gedung Mina Bahari III Lantai 6
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Gambir
Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110
Email : amafradpress@gmail
Anggota IKAPI: 501/DKI/2015
p-ISBN : 978-623-6464-70-0
e-ISBN : 978-623-6464-71-7 (PDF)
Sinopsis:
Pancasila adalah dasar filsafat negara Indonesia yang memiliki lima nilai dasar, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sejak jaman sebelum Pancasila menjadi dasar negara, nilai-nilai ini telah terwujud dalam budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia. Pendidikan Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter manusia Indonesia yang profesional dan bermoral. Dalam era globalisasi seperti sekarang, di mana arus informasi, budaya, dan ideologi dapat dengan mudah menyebar melalui media dan teknologi, penting untuk mempertahankan akar budaya dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan berbangsa. Melalui pendidikan Pancasila, mahasiswa bisa lebih menghargai keragaman budaya dan pandangan dalam negeri, serta memahami pentingnya persatuan dan toleransi di tengah perbedaan. Dengan demikian, pendidikan Pancasila tidak hanya berfungsi untuk mempertahankan identitas nasional, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk keberlanjutan dan kemajuan bangsa Indonesia. Dengan mengenali akar budaya dan nilai-nilai yang melekat dalam Pancasila, mahasiswa dapat menjaga identitasnya dalam menghadapi arus globalisasi dan perubahan zaman. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila memiliki peran yang krusial dalam membentuk karakter dan moral masyarakat Indonesia.
Navigasi Kapal Penangkap Ikan
Navigasi Kapal Penangkap Ikan
Penulis: Silvester Simau, Grandhi K. da Gomez,
Editor : Dr. I Nyoman Suyasa, M.S.,
Nur Azmi Setyawidati, ST., M.Sc
Desain Cover dan Tata Letak sampul:
Grandhi K. da Gomez
Halaman : xlv+646 halaman
Edisi/Cetakan :
Cetakan pertama, 2023
Diterbitkan oleh :
AMAFRAD Press-Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari III, Lantai 6, Jln. Medan Merdeka Timur No. 16 – Jakarta Pusat
Email: amafradpress@gmail.com
Nomor IKAPI: 501/DKI/2015
ISBN: 978-623-6464-68-7
e-ISBN : 978-623-6464-69-4 (PDF)
Sinopsis Buku Navigasi Kapal Penangkap Ikan
Memperhatikan kelangkaan buku-buku teks Bahasa Indonesia dalam bidang kompetensi pelaut kapal penangkap ikan yang dimiliki oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) cq. Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, maka tim penulis tergerak hati untuk menulis buku Navigasi Kapal Penangkap Ikan agar menambah media pembelajaran dalam proses Pendidikan dan pelatihan di Lembaga Pendidikan maupun Lembaga Pelatihan di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Buku Navigasi Kapal Penangkap Ikan ini telah diupayakan untuk merespon tuntutan kompetensi peserta didik dalam silabus IMO Model Course 7.05 (Skipper on Fishing Vessel) dan silabus IMO Model Course 7.06 (Officer in Charge of a Navigational Watch on Fishing Vessel). Selain itu memenuhi muatan materi silabul mata kuliah keterampilan kepelautan kapal perikanan yang ada dalam kurikulum edisi 2022 Program Studi Teknik Penangkapan Ikan di satuan pendidikan tinggi Politeknik Kelautan dan Perikanan lingkup KKP. Inisiatip penulisan buku dimaksud juga untuk mendukung upaya pemerintah Republik Indonesia yang telah meratifikasi Dokumen Konvensi IMO melalui Perpres RI Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pengesahan International Convention on Standards of Training,Certification And Watchkeeping for Fishing Vessel Personnel (STCWF-1995) (Konvensi Internasional Tentang Standar Pelatihan, Sertifikasi,dan Dinas Jaga Bagi Awak Kapal Penangkap Ikan, 1995).
Isi keseluruhan bab ditulis dengan merujuk dari berbagai sumber literatur yang valid, terpercaya, dan resmi sesuai standar IMO (International Maritime Organization). Semua matei yang ditulis dilengkapi dengan berbagai ilustrasi, foto, gambar berwarna yang mutakhir sesuai perkembangan teknologi serta lebih lengkap. Cara pembacaan symbol-simbol peta produk luar negeri maupun dalam negeri, dan penggunaan Berita Pelaut Indonesia ditulis secara lengkap (berwarna) dan belum pernah dimuat dalam buku-buku navigasi lain sebelumnya. Jenis pedoman (Kompas) yang selama ini ditulis hanya pada pedoman magnet dan pedoman gasing, maka dalam buku ini telah dilengkapi dengan pedoman elektronik dan pedoman satelit.
Materi tentang penentuan posisi dan garis baringan dengan radar, secara detail dan mendalam dimuat dalam buku ini. Bab ini memuat tentang prinsip kerja radar, cara mengoperasikan radar, gangguan pada tampilan radar, mengoperasikan ARPA, menggunakan plotting sheet, menghitung CPA, DCPA dan TCPA yang dilengkapi dengan contoh kasus dalam pelayaran, yang belum pernah dimuat dalam buku lain sebelumnya.
Terkait dengan materi AIS (Automatic Identification System) pada kapal penangkap ikan. Materi ini belum pernah dimuat dalam buku-buku navigasi lain sebelumnya. Muatan materi bab ini ditulis untuk memenuhi standar IMO sebagai pengetahuan dan keterampilan peserta didik serta mendukung program pemerintah Indonesia melalui Permenhub nomor 7/2019. pemerintah Indonesia mewajibkan seluruh kapal berbendera Indonesia serta kapal asing yang berlayar di perairan Indonesia wajib memasang dan mengaktifkan AIS serta memberikan informasi yang benar. Dalam upaya mengembangkan kegiatan monitoring aktifitas kapal penangkap ikan di Indonesia, sudah saatnya kapal penangkap ikan Indonesia menggunakan AIS agar memudahkan monitoring aktifitas kapal terutama dalam rangka pencegahan IUU Fishing. Perkembangan teknologi saat ini AIS hybrid dapat juga digunakan sebagai penanda pada alat penangkap ikan pada kapal rawai tuna, kapal purse seine, dan kapal gill net.
Electronic Chart Display & Information System (ECDIS) = Sistem Tampilan dan Informasi Peta Elektronik. Materi ini belum pernah dimuat dalam buku-buku navigasi sebelumnya di lingkup KKP. Muatan materi bab ini ditulis untuk memenuhi standar IMO Model Course 7.05 (page 55 to 59) sebagai pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Muatan materi meliputi perbedaan peta kertas dan peta elektronik, kelebihan peta elektronik dibandingkan dengan peta kertas, jenis peta elektronik, symbol-simbol pada peta elektronik, melindungi konten peta elektronik.mode tampilan peta elektronuik, cara menggunakan peta elektronik.
Harapan yang melangit kiranya materi yang terkandung dalam buku Navigasi Kapal Penangkap Ikan ini dapat memperkaya sumber belajar yang lebih kekinian (up-date). Terima kasih.
daftar istilah perikanan dan kelautan
Penulis : Dr. Maman Hermawan, M.Sc., Dr. Yvonne I.
Pattinaja, DEA.
Editor : I Nyoman Suyasa
Desainer Sampul : Erick Nugraha
Layout Editing : Erick Nugraha
Halaman : ii+283 halaman
Edisi/Cetakan : Cetakan Pertama, 2023
Diterbitkan oleh :
Amafrad Press
Gedung Mina Bahari III Lantai 7, Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110
p-ISBN : (sedang dalam proses)
e-ISBN : (sedang dalam proses)
Hak Penerbitan © AMAFRAD Press
Sinopsis:
Disebut sebagai Negara Bahari atau negara maritim, dengan ribuan pulau besar dan pulau kecil, Indonesia memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat berlimpah dan dapat dikembangkan demi kesejahteraan bangsa.
Walaupun lebih dari 70 % masyarakat berdiam di wilayah pesisir tapi pengenalan dan pemahaman tentang sumberdaya alam pesisir dengan segala jenis aktivitas yang ada didalamnya belum banyak di kenal oleh masyarakat. Untuk itulah, bahan ajar ini merupakan salah satu sarana pendidik dalam membantu taruna, serta masyarakat luas dalam memahami dan mengenal berbagai istilah perikanan dan kelautan serta potensi yang ada di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil.
Sangat diharapkan agar modul atau bahan ajar tentang Daftar Istilah Perikanan dan Kelautan dapat menjadi panduan dan dapat dipahami secara baik oleh para taruna dan menjadi pegangan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kita, terutama di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Pengelolaan Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan
Penulis:
Sakti Wahyu Trenggono, Wahyu Indra Sakti, Donny Ermawan Taufanto, Abdul Satar, Supo Dwi Diantara, Ferry Trisnaputra, David Gina Kimars Ketaren, I Nengah Putra Winata, Hendra Gunawan, Hari Darmica, Juspri Ginting, Agung Triwibowo, Muhammad Sulaiman, Alifia Noor Aziz, Mechdi Ghazali
Editor:
Dr. Niken Financia Gusmawati
Maulana Firdaus, Ph.D
Dr. Mugi Mulyono
Dr. Tatty Yuniarti
Syamdidi M.App.Sc
Kamaluddin Kasim, M.Sc
Cornelia Mirwantini Witono, M.Ling
Cece Sudrajat, M.AP
Mira Maulita, M.M
Agus Syah Pahlevi, S.Pi
Ofan Bosman, S.Pi., M.Si
Edisi/Cetakan:
Cetakan pertama, 2023
ISBN: 978-623-6464-64-9
e-ISBN: 978-623-6464-65-6 (PDF)
Sinopsis:
Indonesia kekayaan laut yang luar biasa, baik biota maupun kepulauan yang eksotik. Eksplorasi laut menjadikan negara kepulauan ini berada pada urutan kedua sebagai negara penghasil ikan terbesar dunia setelah Tiongkok. Sumberdaya alam laut berupa terumbu karang menjadikan Indonesia sebagai bagian terbesar Segitiga Terumbu Karang yang merupakan habitat dari 76% terumbu karang dan 37 % dari seluruh spesies ikan terumbu karang dunia.
Ketergantungan masyarakat terhadap laut menjadikan 2,8 juta rumah tangga yang terlibat langsung dalam industri maritim Indonesia. Sumber protein hewani masyarakat Indonesia sekitar 54% berasal dari ikan dan makanan laut. Indonesia memasok lebih dari 10% ikan dan makanan laut dunia. Industri maritim melibatkan bidang pariwisata sangat memanfaatkan kondisi perairan yang unik dan lestari dari kepulauan Indonesia
Peranan masyarakat dalam pelestarian lingkungan pesisir ditandai dengan aktifnya penananman mangrove. Mangrove mempunyai peranan besar terhadap kelestarian biota-biota pesisir. Terumbu karang dan hutan bakau menjadi pelindung alami serta sumber mata pencaharian masyarakat pesisir untuk mendukung kelangsungan hidup mereka. Eksplorasi ekonomi berbagai bidang termasuk energi terbarukan, menjadikan Indonesia memerlukan konsep yang bisa menyelaraskan antara pemanfaatan sumberdaya alam kelautan dan perikanan yang seimbang sehingga menjadikan manfaat ekonomi selaras dengan kelestarian alam. Konsep Blue economy mengusung “Pemanfaatan sumber daya laut yang berwawasan lingkungan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan mata pencaharian sekaligus pelestarian ekosistem laut”. Buku Pengelolaan Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan membuka cakrawala dan cara berpikir kita terhadap dunia kelautan dan perikanan di Indonesia. Buku ini, selain sebagai sumber referensi yang komprehensif, juga memberikan manfaat yang begitu besar pada ranah pendidikan, penelitian, investor, dan pihak pemerintah dalam menyusun kebijakan yang strategis. Buku ini terdiri dari 13 Bab yaitu BUDAYA MASYARAKAT MARITIM PULAU TERLUAR, AQUACULTURE PERFORMANCE MENUJU SUSTAINABLE OCEAN ECONOMY, ANALISIS KETERLIBATAN MASYARAKAT BAHARI DALAM PELUANG PEMBERDAYAAN EKONOMi, ANALISIS STRATEGI TATA KELOLA MARITIM KEPULAUAN TERLUAR, PERAN MANGROVE DALAM MENGURANGI PEMANASAN GLOBAL, ANALISIS KEMAMPUAN MASYARAKAT PESISIR DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN, PENGELOLAAN LINGKUNGAN PESISIR MELALUI PERAN MASYARAKAT SIPIL, PERAN MASYARAKAT PESISIR PASCA BENCANA ALAM DI DESA PESISIR, BIG DATA KELAUTAN, UPAYA PENGELOLAAN PADA KERUSAKAN TERUMBU KARANG, ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PENGELOLAAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG, KORELASI PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM DAN PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE, IMPLEMENTASI SUSTAINABLE LIVELIHOOD FRAMEWORK.
2022
PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA IKAN PATIN PERKASA
PETUNJUK TEKNIS
BUDIDAYA IKAN PATIN PERKASA
Pengarah :
Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan
Penyusun :
Ir. Evi Tahapari
Jadmiko Darmawan W. P, S.Pi
Wahyu Pamungkas, S.Pi, M.Si
Editor :
Dr. Imron, S.Pi., M.Si
Dr. Ir. Bambang Gunadi, M.Sc
Bambang Iswanto, S.Pi., M.Si
Dr. Joni Haryadi D, M.Sc
Design Cover & Layout :
Asep Sopian, S.Pi.M.Si
Roby Pratama, S.Tr.Pi
Chandra Yusuf Bahari. ST
Halaman:
vi + 32 halaman
Edisi/Cetakan:
Cetakan pertama, 2022
ISBN: 978-623-6464-09-0
e-ISBN : 978-623-6464-08-3 (PDF)
Hukum Maritim dan Peraturan Perikanan
HUKUM MARITIM DAN PERATURAN PERIKANAN
Penyusun :
Dr. Maman Hermawan, M.Sc.
Erick Nugraha, S.St.Pi., M.Si.
Editor :
Bongbongan Kusmedy, S.Pi., M.Si.
Layout :
Siti Amania Raydesyana, S.Kom
Diah Widasmara, S.Pi, M.Pd
Wahyu Widodo, S.I.Kom
Halaman : ix+144 halaman
Edisi/Cetakan :
Cetakan Pertama, 2022
p-ISBN : 978-623-6464-49-6
e-ISBN : 978-623-6464-48-9 (PDF)
PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA IKAN NILA SRIKANDI
PETUNJUK TEKNIS
BUDIDAYA IKAN NILA SRIKANDI
Pengarah :
Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan
Editor :
Joni Haryadi D., M.Sc
Dr. Imron, S.Pi, M.Si
Bambang Iswanto, S.Pi, M.Si
Design Cover & Layout :
Asep Sopian, S.Pi, M.Si
Roby Pratama, S.Tr.Pi
Chandra Yusuf Bahari. ST
Jumlah:iv+53 halaman
Cetakan/edisi:Cetakan
Pertama, 2022
ISBN : 978-623-6464-03-8
e-ISBN : 978-623-6464-04-5 (PDF)
Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Lele Mutiara
Pengarah :
Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan
Penyusun :
Bambang Iswanto, S.Pi., M.P, Dr. Imron, S.Pi., M.Si., Huria Marnis, S.Pi, M.Si., Rommy Suprapto, S.Pi., M.Si.
Editor :
Dr. Ir. Bambang Gunadi, M.Sc.
Didik Ariyanto, S.Pi., M.Si.
Dr. Joni Haryadi D., M.Sc
Design Cover & Layout :
Asep Sopian, S.Pi, M.Si
Roby Pratama, S.Tr.Pi
Chandra Yusuf Bahari, ST
Jumlah: iv+57 halaman
Cetakan/edisi:Cetakan Pertama, 2022
ISBN : 978-623-6464-13-7
e-ISBN : 978-623-6464-14-4 (PDF)
bunga rampai Ikan Hias Indonesia “Domestikasi, Produksi, dan Peningkatan Kualitas”
bunga rampai Ikan Hias Indonesia “Domestikasi, Produksi, dan Peningkatan Kualitas”
Penanggung jawab: Kepala Balai Riset Budidaya Ikan Hias
Dewan Redaksi: Gleni Hasan Huwoyon, Endah Susiyanti, Nina Meilisza
Redaksi Pelaksana: Melta Rini Fahmi, Rina Hirnawati
Desain Cover: Lutfi Adam
Lay Out: Fitri Rahmawati, Danio Israhadi Fortran
Edisi/Cetakan: Cetakan Pertama, 2022
Halaman: v+202 halaman
e-ISBN : (dalam Proses)
Sinopsis:
Salah satu program besar Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya bidang kelautan dan perikanan. Pengembangan komoditas beriorentasi ekspor seperti ikan hias merupakan bentuk tindak lanjut merealisasikan program tersebut. Sebagai salah satu produsen ikan hias terbesar di dunia, Indonesia menyumbangkan nilai ekspor yang cukup tinggi dalam perdagangan internasional. Komoditas yang diekspor terdiri dari ikan hias air laut, tawar, karang hias, hingga tanaman hias air.
Pengembangan ikan hias utamanya difokuskan pada budidaya dan mengurangi tangkapan alam. Upaya ini dilakukan melalui tahap eksplorasi, adaptasi, domestikasi, pemijahan, produksi massal, hingga peningkatan kualitas. Aplikasi teknologi hasil riset ke masyarakat memainkan peran penting dalam mewujudkan pengembangan ikan hias ini. Perwujudan semangat tersebut salah satunya direalisasikan dalam bentuk buku agar mudah diakses dan diterapkan di masyarakat.
Badan Riset dan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan menerbitkan buku Bunga Rampai Ikan Hias Indonesia dengan judul “Domestikasi, Produksi, dan Peningkatan Kualitas”, Buku ini merupakan lanjutan dari buku terdahulu yang bertema “Potensi, Inventarisasi, dan Budidaya”. Dalam buku Bunga Rampai Ikan Hias Indonesia ini terdapat 18 artikel yang memuat hasil riset dari Balai Riset Budidaya Ikan Hias selama beberapa tahun terakhir.
Bunga Rampai Pendidikan Kelautan dan Perikanan "Tujuh Dasawarsa Mengabdi untuk Negeri"
BUNGA RAMPAI PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
“TUJUH DASARWARSA MENGABDI UNTUK NEGERI”
Pengarah:
Dr. I Nyoman Radiarta, S.Pi, M.Sc
Dr. Kusdiantoro, S.Pi, M.Sc
Penanggung jawab:
Dr. Bambang Suprakto, A.Pi, S.Pi
Penyusun : Sutrisno, S.Pi, MM
Arif Wahyudi, SE.,M.A.P
Dedy Heru Susanto, S. Tr. Pi
Abdurahman Rasyid, S.Pd
Suharyanto, S.Pi, M.Si
Anasri A.Pi, M.Si
Yusvita Damayanti, A.Md
Narasumber :
Dr. Soen’an Hadi Purnomo, M.Ed
Agus Irianto, S.Pi
Editor :
Dr. Ir. I Nyoman Suyasa, M.S
Desain Cover : Dr. Ir. Anthon A. Djari, M.S,
Dedy Heru Susanto, S. Tr. Pi,
M. Danial Yusuf A. Md
Jumlah Halaman :
xxii + 331 halaman
Edisi/Cetakan:
Cetakan Pertama, 2022
ISBN : 978-623-6464-60-1
e-ISBN: 978-623-6464-61-8 (PDF)
Sinopsis:
Buku BUNGA RAMPAI PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN ”Tujuh Dasawarsa Mengabdi untuk Negeri”, ini merupakan perjalanan panjang institusi dalam kiprahnya menghasilkan sumber daya manusia kelautan dan perikanan sebagai lulusan sekolah kejuruan yang handal untuk mengisi sektor perikanan. Pemikiran pentingnya referensi bagi masyarakat tentang penyelenggaraan pendidikan kelautan dan perikanan pada masa lalu dan masa depan. Pendidikan sebagai investasi peradaban bagi bangsa Indonesia yang ingin maju dan sejahtera memerlukan informasi masa lalu dan arah kedepan, sehingga pembangunan pendidikan kelautan dan perikanan di Indonesia memiliki benang merah yang berkesinambungan dari masa ke masa yang mengarah pada cita-cita kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Buku ini memuat tentang rintisan dan berdirinya kelembagaan sekolah perikanan yang dimulai pada masa kolonial Belanda dan pendudukan Jepang sebelum kemerdekaan Republik Indonesia dan pada masa awal kemerdekaan sebelum terbentuknya Departemen Pertanian, pada masa atau periode di bawah Departemen Pertanian, dan pada masa atau periode dibawah Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Perjalanan panjang ini mencakup berbagai aspek latar belakang berdirinya kelembagaan sekolah, perubahan nomenklatur kelembagaan, program penyelenggaraan pendidikan, peran pendidikan kelautan dan perikanan, dan sarana prasarana pendidikan kelautan dan perikanan.
Pada masa sekarang dan masa depan pendidikan kelautan dan perikanan di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mempunyai tanggung jawab dalam mensejahterakan pelaku utama perikanan melalui pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Salah satu kebijakannya adalah memberikan peluang sebesar 55% bagi anak pelaku utama untuk berkesempatan mengikuti pendidikan di Sekolah Usaha Perikanan Menengah, Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan, maupun di Politeknik Kelautan dan Perikanan. Program kerja Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Tahun 2022, yang meliputi : 1) Peserta pendidikan vokasi kelautan dan perikanan yang kompeten, 2) Pengabdian pendidikan tinggi kelautan dan perikanan, 3) Pendidikan dan pelatihan Aparatur Kelautan dan Perikanan, 4) Layanan dukungan manajemen satuan kerja dan 5) Pengadaan peralatan dan mesin. Arah program kerja ini adalah untuk mempersiapkan perubahan-perubahan yang terjadi, seiring dengan kebijakan nasional pendidikan, termasuk didalamnya adalah perubahan kelembagaan pendidikan tinggi kelautan dan perikanan menjadi Ocean Institute of Indonesia (OII) yang merupakan tuntutan untuk menjadikan Lembaga Pendidikan Tinggi Nasional maupun Internasional. Perubahan ini akan dijadikan sejarah dalam perkembangan pendidikan kelautan dan perikanan di Indonesia untuk dimasa yang akan datang.
DESAIN PROFIL LULUSAN PENDIDIKAN VOKASI
DESAIN PROFIL LULUSAN PENDIDIKAN VOKASI
Penulis : Bambang Suprakto, Mextaria Yuliana, Luh Dewi Komarini, Sri Widodo Budi Santoso, Suseno, Resti Nurmala Dewi, Abdul Hanan, Rahmat Mualim, Basino, I Ketut Sumandiarsa, Suharyadi, Meuthia Aula Jabbar, Ina Restuwati, Yuli Purwanto, Mula Tumpu, Boby Wisely Ziliwu, Citra Zaskia Pratiwi, Intanurfemi Bacandra Hismayasari, Dzikri Wahyudi, Hamdani, Siluh Putu Sri Dia Utari, Nisa Hakimah, Zayafika Mareta, Roni Sewiko, dan Yuni Ari Wibowo, Muhammad Irpan Sejati Tassakka, Indah Alsit, Yusep Sugianto, Eddy Mustono, Nunik Mulyandari dan Isnawati Murni
Editor : I Nyoman Suyasa
Penata Isi: Mextaria Yuliana
Desain Cover : M. Danial Yusuf
Jumlah Halaman : viii + 103 halaman, 18,2 x25,7 cm
Edisi/Cetakan: Cetakan Pertama, 2022
ISBN : …………………
e-ISBN: ………………..
Sinopsis:
Profil lulusan adalah penciri atau peran yang dapat dilakukan oleh lulusan di bidang keahlian atau bidang kerja tertentu setelah menyelesaikan pendidikannya. Pendidikan kelautan dan perikanan yang dilakukan pembinaan secara teknis oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan terdiri dari pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan menengah berupa Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) yang berada di beberapa lokasi yaitu Ladong, Pariaman, Kota Agung, Tegal, Pontianak, Waiheru, dan Sorong. Pendidikan tinggi terdiri dari program Diploma I, Diploma III, Diploma IV dan Program Pascasarjana yang berada di Wakatobi, Sidaorjo, Bitung, Sorong, Kupang, Karawang, Bone, Dumai, Pangandaran, Jembrana dan Jakarta.
Lulusan pendidikan kelautan dan perikanan memiliki peluang untuk bekerja dalam bidang kelautan dan perikanan. Mereka dapat berperan sebagai, operator bidang penangkapan, mesin perikanan, budidaya perikanan, dan pengolahan hasil perikanan, sebagai quality control, quality assurance, research & development, teknisi bidang kelautan dan perikanan, akademisi, konsultan perikanan, peneliti, teknisi perikanan, wirausaha dan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Politeknik AUP menyelenggarakan program pascasarjana terapan program studi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan (PSP). Profil lulusannya adalah sebagai tenaga ahli yang handal di bidang teknologi terapan, sebagai praktisi, konsultan, perekayasa bidang perikanan dan interpreneur. Program Diploma IV dengan enam program studi secara umum memiliki profil lulusan sebagai nakhoda kapal perikanan, fishing master, pengawas perikanan, asisten manajer teknik industri perikanan, manager produksi, manager pemasaran, manager quality assurance, ahli pembesaran, ahli pengendali hama, pengelola sumber daya perikanan dan lingkungan, evaluator sumberdaya perairan, penyuluh perikanan, konsultan dan wirausaha.
Politeknik KP di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan Program Diploma III. Profil lulusan Program Diploma III diantaranya sebagai nakhoda kapal perikanan, teknisi penangkapan ikan, teknisi mesin perikanan, teknisi cold storage, teknisi akuakultur, teknisi pengendali penyakit ikan, laboran, pengawas mutu hasil perikanan, supervisor gudang, dan wirausaha.
Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi menyelenggarakan Program Diploma I untuk program studi Konservasi dan Ekowisata Bahari. Profil lulusannya adalah sebagai operator bidang konservasi, asisten pemandu selam, pemandu ekowisata dan wirausaha.
Sekolah Usaha Perikanan Menengah menyelenggakan pendidikan menengah dengan kompetensi keahlian bidang penangkapan, mesin, budidaya dan pengolahan. Profil lulusannya adalah sebagai operator alat penangkap ikan, operator budidaya perikanan, operator pengolahan hasil perikanan dan wirausaha.
Lulusan satuan pendidikan kelautan dan perikanan baik pascasarjana terapan, program diploma IV, program diploma III, program diploma I dan SUPM harus mampu memberikan kontribusi dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan
Kultivan Budidaya Bernilai Ekonomi Penting
Penulis: Ernawati, M.Si, Agung S. Abadi, M.P
Editor : Prof. Dr. Ir. Ketut Sugama, M.Sc, A.Pu
Penata Isi: Ernawati, M.Si
Desain cover: Ernawati, M.Si
Jumlah Halaman : x + 118 halaman, A5:14,8x21cm
Edisi/Cetakan: Cetakan Pertama, 2022
ISBN : 978-623-6464-56-4
e-ISBN: 978-623-6464-57-1 (PDF)
Sinopsis:
Budidaya perikanan merupakan suatu upaya pemeliharaan benih, pembiayakan ikan di lingkungan terkontrol hingga dapat memanen hasilnya untuk mendapatkan keuntungan. Pengembangan budidaya perikanan terlihat dari hasil produksi perikanan di Indonesia semakin tinggi. Hal tersebut didukung dengan semakin bertambahnya peminat dalam membudidayakan ikan. Ikan konsumsi nasional saat ini sebagian besar berasal dari perikanan budidaya. Modul kultivan budidaya perikanan bernilai ekonomi penting berisi tentang beberapa jenis ikan air tawar, payau dan laut bernilai ekonomi penting. Jenis kultivan air tawar hasil budidaya perikanan diantaranya ikan mas, nila, lele, patin, gurame, betook dan betutu. Jenis kultivan air payau diantaranya ikan bandeng, udang vaname, udang windu, sidat dan kepiting bakau. Jenis kultivan air laut hasil budidaya diantaranya ikan kerapu, kakap, baronang dan lobster mutiara. Pengenalan beberapa jenis kultivan tersebut bertujuan untuk mengetahui perbedaan jenis, biologi dan reproduksi dari ikan air tawar, payau dan laut sehingga mendukung dalam usaha budidaya perikanan.
BUDIDAYA CACING SUTERA (Tubifex spp.) DENGAN MEDIA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PAKAN LARVA IKAN
BUDIDAYA CACING SUTERA (Tubifex spp.) DENGAN MEDIA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PAKAN LARVA IKAN
Penulis: Umidayati, S.Pi., M.Tr.Pi
Deni Aulia, S.Tr.Pi., S.P
Editor : Dr. Singgih Wibowo, M.S
Penata Isi: Dra. Nunung Sabariyah, M.Pd
Desain Cover: Deni Aulia, S.Tr. Pi, S.P
Jumlah Halaman: v+51 halaman, A5:14,8 x 21 cm
Edisi/cetakan: Cetakan pertama, 2022
ISBN : 978-623-6464-54-0
eISBN : 978-623-6464-55-7 (PDF)
Sinopsis: Pakan merupakan faktor penting dalam pemeliharaan ikan. Cacing sutera merupakan pakan yang sangat cocok untuk benih ikan, karena pertumbuhan benih sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan dan jenis pakan yang diberikan. Buku ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang budidaya cacing sutera (Tubifex sp.) dengan media ramah lingkungan kepada pembudidaya ikan khususnya yang bergerak dalam bidang pembenihan ikan.Buku menguraikan kebutuhan dan pentingnya cacing sutera dalam kegiatan budidaya perikanan serta menguraikan upaya pemenuhan kebutuhan serta pentingnya budidaya cacing sutera yang ramah lingkungan. Biologi cacing sutera juga diuraikan pada buku ini agar para pembaca dapat memahami lebih mendalam tentang kebiasaan dan faktor pendukung pertumbuhan pada budidaya cacing sutera.Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai media budidaya, kandungan nutrient masing-masing bahan serta peralatan yang akan digunakan dalam budidaya cacing sutera juga diuraikan secara rinci pada buku ini. Akhir buku ini ditutup dengan menguraikan teknik budidaya cacing sutera mulai dari tahap persiapan, pemeliharan sampai pada pemanenan dilengkapi dengan analisa laba rugi budidaya cacing sutera
PROFIL REFUGIA PERIKANAN UDANG PENAEID DI PESISIR SELATAN KALIMANTAN BARAT
PROFIL REFUGIA PERIKANAN UDANG PENAEID DI PESISIR SELATAN KALIMANTAN BARAT
Penulis : Adriani Sri Nastiti, Andrias S. Samusamu, Arie Antasari Kushadiwijayanto, Arip Rahman, Astri Suryandari, Aira Zata Ismah, Dedi Sumarno, Dian Oktaviani, Hefmi Rizal, Herti Herawati, Hendra Saepulloh, Kusnadi, M. Ghandi, Masayu Rahmia Anwar Putri, Mohammad Fahmiyuzar, Muhammad Husnul Aini, Mujiyanto, Neis Zulika, Nendar Soeheri, Puput Fitri Rachmawati, Reza Alnanda, Sri Endah Purnamaningtyas, Sri Turni Hartati, Sukamto, Yusup Nugraha
Editor : Ngurah N. Wiadnyana, Krismono, Bambang Sumiono, dan Iswari Ratna Astuti
Desain cover : Santoso Dwi Atmojo
Kontributor foto : Sukamto, Masayu Rahmia Anwar Putri, dan Arip Rahman
Halaman : xvii+89 halaman, B5 ; 17,6x25 cm
Edisi/Cetakan : Cetakan Pertama, 2022
ISBN : 978-623-6464-58-8
eISBN : 978-623-6464-59-5 (PDF)
Sinopsis :
Perairan Barat Kalimantan merupakan bagian dari Laut China Selatan (LCS) (WPPNRI 711). Daerah ini merupakan habitat udang penaeid (udang dari famili Penaeidea) yang potensial. Jenis udang ekonomis di perairan ini meliputi udang jerbung, udang putih, dan udang windu. Udang jerbung dan udang putih atau disebut udang wangkang (udang dalam ukuran besar bernilai ekonomi) dalam bahasa latin adalah Penaeus merquensis dan P. indicus. Volume ekspor udang penaeid terus meningkat dari tahun ke tahun, menjadi penyebab penurunan produksi udang di Kalimantan Barat. Sekitar 70% dari produksinya berasal dari kegiatan penangkapan di laut. Adapun status tingkat pemanfaatan udang penaeid di WPP NRI 711 sebesar 0.6 (fully exploited). Penurunan produksi udang di Kalimantan Barat lebih disebabkan kegiatan penangkapan yang tidak ramah lingkungan (jenis “trap” di antaranya adalah jermal, ambai, togok, lampara dasar/trawl dan gill net), alih guna lahan mangrove menjadi perkebunan sawit, serta penggunaan kayu mangrove untuk kegiatan manusia. Pemulihan stok merupakan teknologi dalam mengatasi penurunan ketersedian stok udang harus dengan sinergi antara masyarakat nelayan penggunan alat tangkap dan pemerintah dalam rangka meningkatkan ketersedian stok sumber daya yang berkelanjutan. Pemulihan stok sumber daya udang melalui penerapan konsep refugia perikanan. Menurut UNEP (2006), konsep ini didasarkan pada pendekatan zonasi dalam pengelolaan perikanan, melalui perbaikan habitat maupun upaya meminimalkan pengaruh penangkapan terhadap stok ikan/udang ekonomis penting pada habitat-habitat penting yang berperan dalam siklus hidupnya. Refugia perikanan berkaitan dengan keberlanjutan tersedianya stok ikan/udang pada daerah tertentu yang difokuskan pada hubungan antara daur hidup ikan/udang dan habitat penting di daerah asuhan (nursery ground) dan daerah penangkapan (fishing ground). Penentuan kawasan refugia perikanan udang di Perairan Kalimantan Barat mempertimbangkan hasil kajian aspek biologi udang, habitat, sosial ekonomi, dan tata kelola. Kawasan refugia perikanan udang penaeid di Kalimantan Barat direkomendasikan seluas 4.094,32 km2 atau 409.432 Ha, meliputi Pesisir Padang Tikar (Kabupaten Kubu Raya), Pesisir Dusun Besar dan Teluk Batang (Kabupaten Kayong Utara) serta Pesisir Delta Pawan (Kabupaten Ketapang) (1o15’.144” LS dan 109o 23’.306” BT sampai 1o14’33.584”LS dan 109o 24’ 47.253 BT). Dalam menjaga keberlangsungan refugia perikanan udang penaeid di Kalimantan Barat direkomendasikan kepada pemerintah daerah untuk segera melakukan penyusunan peraturan berikut penetapan sangsi dengan memperhatikan beberapa hal di antaranya: pengelolaan habitat udang, pengendalian upaya penangkapan, penguatan kearifan lokal, penguatan kelembagaan, pengaturan perizinan pemanfaatan ruang laut, pengawasan, serta monitoring dan evaluasi