PERFORMA REPRODUKSI UDANG WINDU, Penaeus monodon BETINA DENGAN UMUR BERBEDA PASCA INSEMINASI BUATAN

Samuel Lante, Rosmiati Rosmiati, Neltje Nobertine Palinggi

Abstract


Domestikasi udang windu sampai saat ini masih mengalami kendala terutama masih rendahnya tingkat perkawinan alami di tambak atau bak terkontrol, sehingga telur yang fertil tidak dapat dihasilkan. Tidak terjadinya perkawinan alami disebabkan induk udang windu jantan belum cukup umur untuk memproduksi sperma secara sempurna. Salah satu pilihan untuk meningkatkan fertilitas telur udang windu adalah dengan mentransfer spermatofor dari induk jantan ke telikum udang windu betina atau inseminasi buatan. Sampai saat ini Informasi akurat tentang pengaruh umur terhadap performa reproduksi udang windu asal tambak masih terbatas. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi performa reproduksi udang windu (F1) umur berbeda pasca inseminasi spermatofor. Penelitian terdiri dari 2 perlakuan yaitu: a) udang windu betina
umur 11 bulan dan b) udang windu betina umur 18 bulan. Kepadatan udang windu adalah 12 ekor/perlakuan. Selama percobaan udang diberi pakan segar kombinasi cumi-cumi, cacing laut, dan kerang sebanyak 15% dari total bobot induk dan pakan tambahan berupa semi-moist maturation pellet. Inseminasi dilakukan pada udang windu betina setelah dua hari molting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah induk memijah, fekunditas telur, diameter telur, dan daya tetas telur udang windu umur 11 bulan (50%,
1.318.110 butir, 250 μm, 36,8%) lebih rendah dari pada jumlah induk memijah, fekunditas telur, diameter telur, dan daya tetas telur udang windu umur 18 bulan (75%, 2.049.399 butir, 255 μm, 62,7%. Larva G2 udang windu umur 18 bulan pasca uji vitalitas dengan pengeringan, perendaman air tawar, dan perendaman formalin memberikan mutu lebih baik dari pada larva G2 udang windu umur 11 bulan yang diekspresikan secara normal dan stress. Nilai morfologi larva G2 udang windu umur 18 bulan lebih tinggi dari pada nilai morfologi larva G2 udang windu umur 11 bulan berturut-turut 90 dan 87. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa performa reproduksi udang windu F1 umur 18 bulan lebih baik daripada nilai morfologi larva G2 udang windu F1 umur 11 bulan.


Keywords


reproduksi; udang windu; inseminasi buatan

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats