PEMELIHARAAN LARVA KEPITING BAKAU (Scylla serrata) FASE MEGALOPA KE KRABLET DENGAN JENIS PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

Muhammad Nur Syafaat, Gunarto Gunarto, Usman Usman

Abstract


Ketersediaan benih kepiting bakau asal pembenihan (hatcheri) masih sangat terbatas karena rata-rata tingkat kelulusan hidup yang diperoleh masih rendah untuk mencapai ukuran krablet (kepiting muda). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pakan tambahan terhadap sintasan dan pertumbuhan larva kepiting bakau (Scylla serrata) fase megalopa ke krablet. Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 ulangan, yaitu perlakuan A (larva hanya diberi naupli artemia sebagai kontrol), perlakuan B (naupli artemia + pakan buatan untuk larva udang fase PL 2-5), perlakuan C (naupli artemia + ebi), dan perlakuan D (naupli artemia + pakan udang komersil). Wadah pemeliharaan menggunakan akuarium berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm dan tinggi 40 cm disi air setinggi 30 cm atau sekitar 40-45 liter/akuarium. Larva yang ditebar sebanyak 20 ekor/akuarium (+133 ek/m2) yang terdiri dari 15 ekor larva yang telah memasuki fase megalopa (2-3 hari) dan 5 ekor larva fase zoea 5. Masa pemeliharaan berlangsung selama 14 hari dimana krablet berumur sekitar 7-9 hari (D7-D9). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan beberapa jenis pakan tambahan sebagai pendamping pakan artemia pada pemeliharaan larva kepiting bakau (Scylla serrata) fase megalopa ke krablet (D7-D9) tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap sintasan, bobot individu, panjang dan lebar karapaks.


Keywords


kepiting bakau; megalopa; krablet; pakan tambahan

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats