DAMPAK PERUBAHAN USAHA PEMBUATAN GARAMAN KE BUDIDAYA RUMPUT LAUT MASYARAKAT PESISIR DI KABUPATEN MAROS DAN JENEPONTO, SULAWESI SELATAN (Studi Kasus Perubahan Usaha Penggaraman ke Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Maros dan Jeneponto, Sulawesi Selatan)

Nur Ansari Rangka, Markus Mangampa

Abstract


Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2015 dalam mencapai target Indonesia sebagai produsen terbesar dunia, dengan menargetkan produksi rumput laut hingga 10 juta ton tahun 2014. Produksi garam Indonesia tahun 2014 sebanyak 1,4 juta ton dan impor sekitar 1,4 juta ton; meskipun produksi garam Indonesia melebihi kebutuhan dalam negeri akan tetapi impor garam tetap dilakukan, dan ini membuat harga garam rakyat turun bahkan sebagaian produksi garam rakyat tidak terjual. Keterpurukan kehidupan petani garam mendodrong mencari alternatif lain untuk berusaha. Usaha budidaya rumput laut yang berkembang dengan pesat, menarik minat petani garam untuk mencoba membudidayakan rumput laut di lokasinya, perubahan usaha ini, menjadi tujuan dari penelitian ini untuk memberikan gambaran tentang dinamika perkembangan aspek usaha, konsumsi, dan pendapatan rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode survai monitoring dan observasi lapang dengan responden petani garam, lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Maros dan Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, jumlah responden masing-masing lokasi adalah 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pendapatan dan pola konsumsi yang disetarakan dengan kebutuhan minimum rumah tangga petani garam dengan total biaya pengeluaran penggarap, pemilik di Jeneponto antara Rp 1.265.000,-—Rp 2.250.000,-; sedangkan untuk Maros antara Rp 1.750.000,00Rp 3.425.000,00. Pendapatan dari usaha budidaya rumput laut per siklus antara Rp 4.361.500,- dan Rp 8.469.000,- rata-rata keuntungan per siklus Rp 3.200.635,-. Peningkatan pendapatan rata-rata setelah beralih ke rumput laut untuk Kabupaten Maros adalah Rp 613.135,- dan Jeneponto Rp 1.443.135,-. Sedangkan tingkat konsumsi dan pengeluaran yang mengalami peningkatan yaitu di Jeneponto meningkat 102,62% sedangkan di Maros meningkat sebesar 36,09%. Ini menunjukkan bahwa tingkat konsumerisme pada masyarakat petambak garam cukup tinggi.


Keywords


dampak; usaha penggaraman; budidaya rumput laut; Kabupaten Maros; Kabupaten Jeneponto

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats