PEMBESARAN IKAN TUNA SIRIP KUNING, Thunnus albacares PADA MEDIA BUDIDAYA YANG BERBEDA DI PERAIRAN BALI UTARA: MEDIA KERAMBA JARING APUNG DAN BAK BETON
Abstract
Pemeliharaan ikan tuna dalam bak beton telah dilakukan di Indonesia namun sintasan yang dihasilkan masih rendah. Perkembangan terbaru dengan pemeliharaan dalam keramba jaring apung (KJA) yang ditempatkan di daerah lepas pantai, pada kedalaman air 30-40 m. KJA berbentuk bulat, diameter 48,8 m dan kedalaman jaring 8 m dari permukaan air. Hewan uji yang digunakan adalah ikan tuna sirip kuning hasil penangkapan di perairan lepas pantai Utara Bali (10-15 mil) menggunakan pancing ulur dan umpan buatan dengan target ukuran 0,5-1,0 kg. Pemberian pakan 10-20 % biomas per hari ditambah vitamin kompleks, C dan E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan . tertinggi terdapat pada pemeliharaan dalam KJA dengan nilai indeks pertumbuhan 3,429: dan persamaan Y = 0,004X3.429(R2= 0,989) sementara yang dipelihara dalam bak beton nilai indeks pertumbuhannya 3,364 dan persamaan Y = 0,004X3,364 (R2= 0,951). Batas carrying capacity (daya dukung) wadah pemeliharaan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan tuna. Dalam bak beton, ketika daya dukung maksimum tercapai, terjadi kematian satu atau dua ekor ikan. Sebaliknya daya dukung KJA masih sangat besar, sehingga pertumbuhan dan sintasannya dapat lebih tinggi.
Keywords
pembesaran; tuna sirip kuning; keramba jaring apung; bak beton
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats