HUBUNGAN TINGKAT PRODUKTIVITAS DENGAN VARIASI LOKAL KUALITAS LAHAN TAMBAK EKSTENSIF DI KABUPATEN BARRU, SULAWESI SELATAN

Abstract

Untuk sistem budidaya berbasis lahan seperti tambak air payau yang dikelola secara ekstensif hingga semiintensif faktor lahan utamanya kualitas tanah dapat menjadi faktor penentutingkat produktivitas lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variasi lokal kualitas lahan tambak dengan tingkat produktivitas tambak.  Studi kasus ini dilaksanakan di kawasan pertambakan sistem ekstensif di Kecamatan Balusu Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Produksi kelekap yang diamati pada percobaan skala rumah plastik denganmenggunakan media dasar tanah yang diambil dari setiap kelas lahan diasumsikan sebagai indikator produktivitas lahan. Penelitian kelekap skala laboratorium ini didesain mengikuti rancangan acak lengkap (RAL).Kategori kesesuaian lahan pada peta detail kesesuaian lahan tambak hasil penelitian sebelumnya, diasumsikan mewakili variasi lokal kesesuaian lahan dan dijadikan sebagai variable bebas atau faktor sedangkan produksi kelekap merupakan variable bergantung. Data kualitas air untuk setiap kategori lahan digunakan sebagai pelengkap untuk menjelaskan kemungkinan adanya perbedaan tingkat produktvitas lahan yang tidak dapat diamati dengan percobaan kelekap tersebut. Hasil secara umum menunjukkan adanya respon kelekap yang berbeda terhadap variasi lokal lahan, dimana kelas lahan yang terbaik (kategori C) juga menghasilkan produksi rata-rata kelekap yang tertinggi (3,33 g/100 cm2) dibandingkan kategori lahan A dan D yang masing-masing hanya menghasilkan 1,51 g/100 cm2) dan 1,03 g/100 cm2). Analisis varian (Anova) lebih lanjut menunjukkankeempat kategori lahan memberikan pengaruh yang berbeda (p=0,012; á=0,05) terhadap produksi kelekap.  Namun demikian mengingat penelitian ini dilaksanakan pada skala rumah plastik (terkontrol) dengan berbagai asumsi maka untuk aplikasi dilapangan hasil analisis perbandingan produksi tersebut masih harus mempertimbangkan berbagai faktor lingkungan lain pada kondisi yang tidak terkontrol (kondisi lapang).  Dan untuk evaluasi lahan yang lebih teliti sebaiknya melibatkan berbagai indikator produktivitas tambak.