PENGARUH SALINITAS TINGGI TERHADAP PERTUMBUHAN, SINTASAN, DAN HETEROSIS PADA PERSILANGAN IKAN NILA HITAM (Oreochromis niloticus) DAN IKAN NILA BIRU (Oreochromis aureus)

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai toleransi salinitas yang luas sehingga dapat dibudidayakan pada perairan tawar maupun payau. Ikan nila biru (O. aureus) mempunyai toleransi salinitas yang lebih tinggi dibandingkan ikan nila lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas yang tinggi antara 20-30 g/L pada pertumbuhan, sintasan dan heterosis beberapa persilangan ikan nila. Lokasi pengujian berada di tambak Losari, Kabupaten Brebes. Benih yang digunakan berukuran 3-5 cm dari persilangan nila Nirwana (Nw x Nw), nila Biru (Au x Au) dan nila Srikandi (Nw x Au). Benih diaklimatisasi pada salinitas 30 g/L sebelum penebaran di tambak. Pembesaran dengan padat tebar 5 ekor/m2 dilakukan selama tiga bulan pada waring 5x5x1 m3. Pemberian pakan 3-5% biomassa dilakukan dua kali sehari. Sampling karakter biometri dasar dilakukan setiap bulan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tekanan lingkungan berupa salinitas tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Persilangan Nw x Au mempunyai rerata bobot tertinggi sebesar 188,55+12,41 g, sedangkan nilai sintasan yang tertinggi terdapat pada persilangan Au x Au sebesar 82,67+08,21. Salinitas tinggi berdampak pada rendahnya sintasan dan pertumbuhan pada persilangan Nw x Nw yaitu sebesar 41,07+15,72% dengan rerata bobot akhir 150,54+02,32 g. Toleransi salinitas yang baik pada nila biru mempengaruhi hasil persilangannya dengan nila Nirwana betina yang menghasilkan nilai mid-parent heterosis pada karakter bobot 31,75% dan karakter sintasan 23,28%. Persilangan Nw x Au mempunyai rerata biomassa tertinggi sebesar 17,98+2,64 kg. Salinitas tinggi pada kisaran 20-30 g/L dapat ditoleransi oleh persilangan Nw x Au sehingga dapat dijadikan sebagai kandidat ikan budidaya di perairan payau.