BUDIDAYA UDANG VANAME, Litopenaeus vannamei POLA INTENSIF DENGAN PENAMBAHAN MOLASE

Gunarto Gunarto, Hidayat Suryanto Suwoyo, Muhammad Nur Syafaat

Abstract


Molase merupakan satu di antara sumber C-karbohidrat yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan C/ N rasio, dalam upaya mempercepat tumbuhnya bioflok di air tambak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan molase pada produksi bioflok dan beberapa parameter produksi pada budidaya udang vaname pola intensif di tambak milik pengusaha di daerah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Dua petak tambak terdiri atas satu petak ukuran 3.250 m2 di mana dasar dan pematang tambak telah disemen (tambak A), ditebari tokolan udang vaname PL-10 dengan padat tebar 170 ekor/m2 (561.200 ekor) dan satu petak tambak lainnya ukuran 3.915 m2 hanya pematang tambak yang telah disemen (tambak B), ditebari benur vaname PL-10 dengan padat tebar 148 ekor/m2 (579.600 ekor). Setelah penebaran benur, beberapa jenis probiotik secara bergantian setiap hari ditebar ke tambak. Pakan diberikan dengan dosis 3 kg pakan crumble/100.000 benur. Selanjutnya jumlah pakan semakin meningkat menjadi 6 kg/100.000 benur pada pemeliharaan hari ke-20—25. Setelah itu, jumlah pakan mengikuti standar feeding program dan berdasarkan monitoring di anco. Di tambak A setelah dua bulan pemeliharaan molase mulai ditebarkan ke air tambak sebanyak 15 kg/2 hari, tujuannya untuk meningkatkan C/N rasio di air tambak, sehingga diharapkan flok mudah tumbuh. Di tambak B tidak dilakukan penambahan molase selama pemeliharaan. Data sintasan, produksi, dan nilai konversi pakan diperoleh setelah udang dipanen. Kualitas air dan bakteri dimonitor setiap dua minggu. TSS, VSS, dan volume flok dimonitor setelah flok terbentuk. Hasil penelitian menunjukkan di petak A yang ditambahkan molase, lebih cepat terbentuk bioflok (pada hari ke-75). Di petak B juga tumbuh bioflok pada hari ke-90, meskipun tidak ada penambahan molase. Konsentrasi amoniak menurun setelah flok terbentuk, populasi Vibrio sp. relatif stabil. Panen dilakukan dua kali, yaitu hari ke-110 dan ke-140. Total hasil panen di petak A sebanyak 11.123,5 kg (34.226,15 kg/ha), sintasan 88,55%; konversi pakan 1:1,82. Ukuran udang 41,7–52 ekor/kg. Di petak B produksi 15.030 kg (38.390,8 kg/ha), sintasan 99,6%, konversi pakan 1,66; ukuran udang 36,5-46,5 ekor/kg. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa meskipun di petak A lebih cepat terbentuk bioflok dibanding di petak B, namun produksi udang lebih rendah dan nilai konversi pakan lebih tinggi dari yang diperoleh di petak B. Padat tebar udang yang lebih tinggi di petak A, kemungkinan yang menyebabkan udang tumbuh lebih lambat dan sintasan lebih rendah dibanding dengan udang di petak B.


Keywords


molase; sintasan; produksi; nilai konversi pakan; udang vaname

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats