ONTOGENI DAN SURVIVAL ACTIVITY INDEX (SAI) LARVA IKAN CUPANG ALAM (Betta imbellis LADIGES 1975) HASIL TRANSGENIK

Abstract

Peningkatan kualitas warna ikan cupang alam (Betta imbellis Ladiges 1975) dapat diperoleh dengan cara, transgenesis sebagai salah satu cara dalam rekayasa genetik untuk inovasi penelitian cupang alam. Guna
mendukung pengetahuan aspek biologinya, perlu dilakukan pengamatan perkembangan larva. Pengamatan mengenai ontogeni dan survival activity index (SAI) larva transgenik telah dilakukan di Balai Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok. Tujuan dari Penelitian ini untuk memberikan informasi awal ontogeni larva dan SAI ikan transgenik guna menunjang keberhasilan budidayanya. Larva dipelihara selama
25 hari dalam wadah dengan kepadatan 10 ekor/L. Pakan yang diberikan adalah nauplii Artemia sp. secara ad libitum dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari. Larva diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 40x-100x. Hasil pengamatan diperoleh panjang mutlak larva selama 25 hari sebesar 4,47±0,8 mm dengan laju pertumbuhan spesifik 3,18±0,4 %/hari. Survival activity index (SAI) larva bertahan sampai
hari ke-11—12 dengan nilai indeks 48,4 tanpa diberi makan dan aerasi. Perkembangan larva pada empat hari pertama didominasi oleh perkembangan saluran pencernaan dan saluran urogenital.  perkembangan sirip punggung larva terlihat signifikan pada hari ke-20, ditandai dengan terbentuknya tulang sirip. Pada perkembangan sirip ekor dimulai dari hari ke-6 sampai hari ke-23, dimulai dari tulang ekor yang membengkok sampai terbentuknya jari-jari dan ruas tulang ekor. Sedangkan pigmentasi larva sudah terjadi ketika dalam fase  embriogenesis dan berkembang merata setelah hari ke-2, dan semakin menyebar dan terlihat jelas pada hari ke-23. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa larva cupang alam hasil transgenik memiliki organ yang lengkap dan berfungsi secara sempurna terlihat pada umur 23 hari.