KAJIAN PABRIK PAKAN IKAN LOKAL DALAM MENDUKUNG INDUSTRIALISASI BUDIDAYA PATIN (Pangasius sp.) DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU
Abstract
Kabupaten Kampar, Provinsi Riau menghasilkan minimal 40 ton patin (Pangasius sp.)/hari dari kolam dan telah menjalankan program industrialisasi. Oleh karena itu, suatu kajian telah dilakukan untuk mengetahui permasalahan pabrik pakan lokal dan upaya pemecahannya untuk mendukung program industrialisasi patin di Kabupaten Kampar. Kajian dilakukan selama bulan Februari-April 2013 di sentra produksi patin. Metode yang digunakan adalah survai cepat dengan wawancara kepada para pengambil kebijakan, pembudidaya dan pelaku pembuat pakan lokal. Sampel bahan baku dan pakan lokal diambil untuk dianalisis kandungan proksimatnya. Hasil kajian menunjukkan bahwa para pembudidaya patin hanya menggunakan pakan komersial pada saat ukuran benih, dan setelah itu memberikan pakan buatan sendiri. Pembudidaya membuat pakan basah sekitar 7-8 ton per minggu dengan menggunakan campuran ikan BS (bawah standar) dan dedak. Kandungan proteinnya berkisar 14-20%. Selama 4-6 bulan pemberian pakan lokal sebanyak
1.000 kg, pembudidaya memanen 400-500 kg patin ukuran 350-400 g/ekor. Biaya adonan pakan berkisar Rp 2.500 per kg dan dijual dengan harga Rp 3.700-4.000 per kg. Dari hasil kajian, selain dedak dan ikan BS basah, bahan baku pakan lokal yang memungkinkan digunakan dalam formulasi pakan adalah bungkil kedelai, kepala udang, jagung BS, kedelai BS dan vitamin/mineral miks komersial untuk ternak. Simulasi formulasi pakan dengan menggunakan bahan baku lokal untuk menghasilkan kandungan protein 28-30% diperoleh biaya produksi pakan maksimum senilai Rp 4.000 per kg
Keywords
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats