FLUKTUASI SUHU AIR HARIAN DAN PENGELOLAANNYA DI PETAK PENTOKOLAN UDANG WINDU (Penaeus monodon)

Burhanuddin Burhanuddin, Erfan Andi Hendrajat

Abstract


Suhu air merupakan faktor abiotik yang memegang peranan penting karena perbedaan suhu air yang menyolok dapat menyebabkan kematian benih udang windu di petak pentokolan. Pengamatan suhu air harian pada petak pentokolan udang windudi Instalasi Tambak Percobaan Marana telah dilakukan pada
akhir bulan Maret hingga bulan April 2013. Pengukuran suhu air dilakukan pada tiga petak pentokolan tanah (out door) berukuran masing-masing 5 x 10 m yang dilengkapi sistem aerasi pada pukul 06.00, 10.00, 14.00, dan 16.00 menggunakan DO meter digital. Kedalaman air di petak pentokolan berkisar 50-60 cm. Benur udang windu yang ditebar adalah PL 11 dengan bobot awal ± 0,004 g/ekor. Padat penebaran benur windu 50.000 ekor/petak (1.000 ekor/m2). Hasil pengukuran suhu airpada petak pentokolan berkisar 29,5-
36,8oC. Suhu air kritis (35,5-36,8oC) terjadi pada hari I hingga hari V pada pukul 14.00-16.00 ketika kondisi cuaca terik (suhu udara 33-35oC). Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi suhu air yang tinggi adalah penggunaan naungan daun kelapa, penambahan/pergantian air sebanyak mungkin menggunakan air sumur bor yang suhunya lebih rendah dan penggunaan aerasi bertekanan tinggi (super charge) untuk menyuplai
oksigen dan mencegah stratifikasi suhu pada badan air. Sintasan udang windu selama 12 hari pentokolan mencapai 100% dengan panjang dan bobot akhir rata-rata adalah 2,15 cm dan 0,06 g/ekor.


Keywords


Suhu air, pentokolan, udang windu

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats