PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN PERAIRAN EMBUNG DAN BENDUNG DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Eko Prianto, Chairulwan Umar, Endi Setiadi Kartamihardja, Husnah Husnah

Abstract


Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki sekitar 680 buah embung dan bendung berukuran antara 0,5-155 ha, dengan luas total 1.630 ha. Potensi sumber daya perairan tersebut belum dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan. Dewasa ini, badan air tersebut hanya berfungsi sebagai penampung air untuk keperluan irigasi pertanian dan minum ternak serta kebutuhan air rumah tangga. Tulisan ini bertujuan untuk merumuskan upaya pengelolaan dan pemanfaatan embung serta bendung yang berbasis budidaya (culture-based fisheries/CBF) di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Metodologi pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan studi literatur yang dianalisis secara deskriptif. Potensi produksi ikan di embung dan bendung di NTT diperkirakan berkisar antara 34.3-55.8kg/ha/th dengan kondisi kualitas air yang masih baik dan mampu mendukung kehidupan organisme terutama ikan. Beberapa perairan embung dan bendung memiliki tingkat kesuburan sedang (mesotrof) hingga sangat tinggi (hypereutrof) dengan jenis plankton yang mendominasi yaitu kelas Cyanophyceae (genera Anabaena dan Oscilatoria) dan Dynophyceaea (Peridinium). Kelembagaan pengelola sumber daya ikan belum terbentuk, namun kelompok tani yang terlibat dalam pengelolaan badan air dengan struktur organisasi yang jelas sudah ada. Agar kegiatan CBF dapat berjalan dengan baik maka pemerintah daerah harus mengoptimalkan produksi benih di hatchery ikan bandeng dan menyusun regulasi yang mengatur penebaran ikan dan penerapan CBF.

In East Nusa Tenggara Province there are 680 small reservoirs and dams (range from 0.5 to 155 ha/unit), with the total waters area of around 1,630 ha. Its high potential resources have not been utilized yet for fisheries. Nowadays, NTT’s dams and reservoirs are only be utilized for agricultural irrigation, livestock and household needs. Culture-based fisheries (CBF) is a technology that is suitable and recommended to be applied and developed in reservoirs or dams, because it does not alter the function ofthe reservoir. This paper aims to formulate cultured based fisheries management and utilization efforts of dams and small reservoirs in East Nusa Tenggara. Desk study was used to collect data and information, and analized and descriptively.The results show that the fish production potential of dams and reservoirs in NTT province was around 34.3-55.8 kg/ha/year. Most of the dams and reservoirs have clear water and able to support aquatic organism particulalrly for fish as the main exploited resources.Productivity levels varied from mesotrof to hypereutrof, inhabited by plankton group dominated by Cyanophyceae (Anabaena dan Oscilatoria) and Dynophyceae (Peridinium). The formal agency responsible to manage the resources was not established yet; however, some groups of fishers who directly utilized the resources have been developed. The local government of NTT should optimally increased the productivity of their owned hatchery to produce milk fish fry and able to arrange the regulation which guides the restocking and CBF implementation.


Keywords


Perikanan tangkap berbasis budidaya; embung; bendung; Nusa Tenggara Timur

Full Text:

PDF

References


Adjie, S., Utomo, A.D., Fatah, K., Aprianti, S., Harmilia, E. D., Gautama, S., & Bintoro, A. (2012). Penelitian bioekologi populasi ikan ekonomis untuk perikanan berbasis budidaya di beberapa Waduk Provinsi Jawa Tengah. Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum. Laporan Teknis. p. 93.

Alboneh, F.H. (2007). Analisis pengembangan usaha pembesaran ikan bandeng di Desa Bipolo Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Program Studi Manajemen Bisnis dan ekonomi Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelatan Institut Pertanian Bogor. Skripsi. p. 150.

Anggara, D. (2015). Permodelan data panel kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur Menggunakan GEE dan GLMM. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Tesis. p. 32.

Cowx, I.G. (1998). An appraisal of stocking strategies in the light of developing country constraints, p. 119-132. In T. Petr (ed). Inland fishery enhancements. Papers presented at the FAO/DFID. Expert consultation on inland fishery enhancement. Dhaka, Bangladesh, 7-11 April 1997. FAO Fish. Tech. Pap. No. 374. Rome.

De Silva, S. S. (2015). Culture-based fisheries: why, what, where, how and for whom? In S. S. DeSilva (ed). Perspectives on culture based fisheries developments in Asia (pp. 17-25). NACA Monograph Series No. 3.

De Silva,S.S. (2001). Reservoir and culture-based fisheries: biology and management. Proceedings of an International Workshop held in Bangkok, Thailand from 15–18 February 2000. ACIAR Proceedings No. 98. p.384.

De Silva, S.S, & Funge-Smith, S.J. (2005). A review of stock enhancement practices in the inland water fisheries of Asia. Asia-Pacific Fishery Commission, Bangkok, Thailand. RAP Publication No. 2005/12, p. 93.

De Silva, S.S., Amarasinghe, U.S, & Nguyen, T. T. T. (2006). Better-practice approaches for culture-based fisheries development in Asia. ACIAR Monograph No. 120, p. 96.

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT. (2014). Rekapitulasi data hasil pembangunan embung kecil di Propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 1995-2014.

[FAO] Food Agricultural Organization. (1997). Inland fisheries: FAO Technical Guidelines for Responsible Fisheries 6. (p.36). Rome.

[FAO] Food Agricultural Organization. (1997a). Aquaculture development. FAOTechnical Guidelines for Responsible Fisheries 5. (p. 40). Rome.

[FAO] Food Agricultural Organization. (1997b). Fisheries management. FAO Technical Guidelines for Responsible Fisheries 4. (p. 82). Rome.

http:// kupang. tribunnews.com. (2015). Masyarakat Malaka Gemar Budidaya bandeng. Diuduh 30 Desember 2017.

Kartamihardja, E.S, & Koeshendrajana, S. (2013). Inovasi kelembagaan ko-manajemen pada perikanan tangkap berbasis budidaya (Culture-Based Fisheries) di Perairan Waduk. Inovasi Teknologi Kelautan dan Perikanan 2013. Sekretariat Badan Litbang KP, KKP.

Kartamihardja, E.S. (2012). Stock enhancement in Indonesian Lakes and Reservoirs Fisheries. Ind.Fish.Res.J. 18(2), 91-100.

Kartamihardja, E. S., Purnomo, K., Koeshendrajana, S., & Prisantoso, B. I. (2011). Ko-manajemen perikanan tangkap berbasis budidaya (CBF) Di Waduk Malahayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. p. 29.

Kartamihardja, E.S. (2010). Petunjuk teknis pemulihan sumber daya ikan di perairan umum daratan Indonesia (p.72). Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan.

Krismono, Kartamihardja, E.S., Fahmi, Z., Warsa, A., Saepulloh, H., Sumarno, D., & Purnama, P. (2016). Pemulihan stok ikan melaui culture based fisheries (CBF) Waduk/Situ Tergenang Musiman di Nusa Tenggara Timur. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan. Laporan Akhir Penelitian. p.45.

Lorenzen, K., Amarasinghe, U.S., Bartley, D.M., Bell, J.D., Bilio, M., De Silva, S.S., Garaway, C.J., Hartmann, W.D., Kapetsky, J.M., Laleye, P., Moreau, J., Sugunan, V.V. & Swar, D.B. (2001). Strategic Review of enhancements and culture-based fisheries. In R.P. Subasinghe, P. Bueno, M.J. Phillips, C. Hough, & S.E. McGladdery (Eds). Aquaculture in the Third Millennium. Technical Proceedings of the Conference on Aquaculture in the Third Millennium, Bangkok, Thailand, 20-25 February 2000. p. 221-237.

Lukman, M. (2013). Kondisi kualitas air embung di Nusa Tenggara Timur. Perkembangan Limnologi dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia: Tantangan dan Harapan. Pusat penelitian Limnologi, LIPI. p. 356-366.

Lusiana B, Widodo R., Mulyo utami E., Nugroho, D.A., & van Noordwijk, M. (2008). Kajian kondisi hidrologis DAS Talau, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Working Paper No. 59. Bogor, Indonesia. World Agroforestry Centre. 71 p.

Meluk, Y., Suprapto, M., & Syafi’i. (2015). Penyusunan skala prioritas program rehabilitasi embung kecil di Kabupaten Kupang Provinsi NTT. Jurnal Teknik Sipil, 3(1), 104-108.

Nguyen & De Silva, S.S. (2001). The culture-based fisheries in small, farmer managed reservoirs in two Provinces of northern Vietnam: an evaluation based on.

Purnomo, K., Kartamihardja, E.S., Koeshendrajana, S., Nurfiarini, A., Sugianti, Y., Suryandari, A., & Widarmanto, N. (2008). Penelitian perikanan berbasis budidaya (culture-based fisheries) di perairan waduk/danau/situ di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Laporan Tahunan/Akhir 2008. Loka Riset Pemacuan Stok ikan, Jatiluhur. Badan Riset Kelautan dan Perikanan-DKP. p. 90. (Tidak dipublikasi).

[Pusdatin] Pusat Data, Statistika, Informasi. (2015). Kelautan dan perikanan dalam angka tahun 2015. Kementerian Kelautan dan Perikanan. p.308.

Puspita, L., Ratnawati, E., Suryadiputra, I. N. N., & Meutia, A. A. (2005). Lahan basah buatan di Indonesia. Wetlands International Indonesia Programme. Bogor. p. 261.

Tjahjo, D.W.H., Purnamaningtyas, S.E., & Kartamihardja, E.S. (2011). Evaluasi keberhasilan penebaran ikan bandeng (Chanos chanos) di Waduk Ir. H. Djuanda. BAWAL, 3(4), 231-237.

Tjakrawidjaja, A.H. (2002). Freshwater fishes of Manggarai, Flores with the Various Limnology Aspect (Jenis ikan air tawar dari Manggarai, Flores, dengan variasi aspek limnologinya). Journal Iktiologi Indonesia, 2(2), 15-22.

Umar, C., Aisyah, & Kartamihardja, E.S. (2016). Strategi pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya di Waduk: Studi Kasus Introduksi Ikan Bandeng (Chanos chanos) Di Waduk Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. J.Kebijak.Perik.Ind. 8(1), 21-28.

Welcomme, R.L., & Bartley, D.M. (1998). Current approaches to the enhancement of fisheries. Fish. Manag. Ecol., 5, 351-382.

Widiyono, W. (2008). Konservasi flora, tanah dan sumberdaya air embung-embung di Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur (Studi Kasus ’embung’ Oemasi-Kupang dan ’embung’ Leosama-Belu). Jurnal Teknik Lingkungan, 9(2), 197-204.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.9.2.2017.105-114


Creative Commons License
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550

Crossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj