STATUS STOK, EKSPLOITASI DAN OPSI PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN TUNA DI LAUT BANDA

Agustinus Anung Widodo, Ralph Thomas Mahulette, Fayakun Satria

Abstract


Laut Banda merupakan salah satu daerah penangkapan tuna yang potensial di Indonesia, Jenis alat tangkap yang digunakan terdiri dari pukat cincin, huhate, rawai tuna, pancing ulur dan pancing tonda. Hasil tangkapan tuna di Laut Banda meliputi cakalang, madidihang dan tuna mata besar. Sumberdaya tuna di Laut Banda diduga masih merupakan sub stok sumberdaya tuna di perairan Pasifik Tengah dan Barat. Hasil kajian stok tuna oleh Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) pada 2012 melaporkan bahwa stok cakalang dan madidihang tidak mengalami overfishing dan overfished, sedangkan tuna mata besar telah mengalami overfishing dan overfished. Hasil penelitian Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan (P4KSI) pada 2012 menunjukkan madidihang dan tuna mata besar tertangkap pukat cincin, huhate serta kombinasi pancing ulur permukaan dan pancing tonda pada stadium yuwana, dengan indikasi nilai Lc<Lm. Jumlah yuwana madidihang dan tuna mata besar yang tertangkap pukat cincin masing-masing mencapai sekitar 7,9 ton (26%) dan 1,5 ton (5%) dari rerata total hasil tangkapan sekitar 30,29 ton/kapal/trip. Jumlah yuwana madidihang dan tuna mata besar yang tertangkap huhate sekitar 0,71 ton (15%) dan 0,23 ton (5%) dari rerata total tangkapan sekitar 4,79 ton/kapal /trip. Jumlah yuwana madidihang dan tuna mata besar yang tertangkap pancing ulurpancing tonda sekitar 17% dan 2% dari rerata total tangkapan sebesar 0,31 ton/kapal/trip. Saat ini hasil tangkapan tuna yang berasal dari pukat cincin tidak dikehendaki pasar ekspor, mereka lebih memilih tuna hasil tangkapan huhate ataupun jenis pancing lainnya. Oleh karena itu salah satu kebijakan pengelolaan perikanan tuna di Laut Banda adalah tidak mengembangkan alat tangkap pukat cincin, adapun huhate, pancing ulur-pancing tonda masih tetap dapat dioperasikan.

 

Banda sea is one of potential tuna fishing grounds among others in Indonesia. Various fishing gear types were operatedin this fishing ground such as pole & line (PL), tuna long line (LL), hand line (HL) and troll line (TR). Skipjack (SKJ), yellowfin tuna (YFT) and bigeye tuna (BET) are main species caught in Banda sea and currently assumed as one stock in the Western Central Pacific Ocean (WCPO). Recent stock assessment done by WCPFC in 2012 reported that BET is in overfishing state (F>Fmsy) while YFT and SKJ are not in overfishing or overfished state. It was also reported by RCFMC that the size of catch of those species by various fishing gear indicating that value of Lc<Lm or in other word that catches are in juvenile stage. The juvenile YFT and BET caught by purse seine were considerably high for 7.9 t (26 %) and 1.5 t (5%) of the total catch 30.29 ton/vessel/trip. YFT and BET caught by pole and line are only 0.71 t (15%) and 0.23 t (5%) of the total catch 4.79 ton/vessel/trip. YFT and BET caught by hand line and troll line were only 17% and 2% of total catch 0.31 ton/vessel/trip. Considering the high pressure of purse seine to juvenile of tuna resource and market preference, so that to the best fishing practice for resource sustainability it is suggestted for tuna management in Banda sea should be not to develop and increase the effort for purse seine and may shift to pole line, hand line and/or troll line are still openated.


Keywords


Status stok; eksploitasi; opsi pengelolaan; tuna; Laut Banda

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.7.1.2015.45-54


Creative Commons License
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550

Crossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj