DINAMIKA KELEMBAGAAN DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGELOLAAN PERIKANAN KEPITING BAKAU DI OHOI EVU KABUPATEN MALUKU TENGGARA

James Abrahamsz, Marvin M Makailipessy, Imanuel M Thenu

Abstract


Pengelolaan perikanan kepiting pada Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pulau Kei Kecil dan Perairan Sekitarnya di Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku telah dilakukan. Salah satunya melalui pengembangan kelembagaan pengelola di Ohoi Evu, Kecamatan Hoat Sorbay. Inisiatif pengembangan model pengelolaan perikanan kepiting berbasis masyarakat dimulai dengan pembentukan kelompok nelayan Sinar Abadi. Kajian bertujuan menilai dinamika, status dan perkembangan kelembagaan di masyarakat dalam mendukung pengelolaan perikanan kepiting secara berkelanjutan. Dinamika kelembagaan dianalisis melalui penilaian domain kelembagaan dalam Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) dan pendekatan flag model. Status dan perkembangan kelembagaan dianalisis dengan pendekatan Institutional Development Framework (IDF). Penelitian ini menemukan dinamika kelembagaan pengelola perikanan kepiting bakau di Ohoi Evu tergolong dalam kategori sedang. Status kelembagaan cukup baik, berada pada tahap pemantapan dan kebutuhan pengembangan kelembagaan mendesak. Implikasi pengembangannya adalah peningkatan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan perikanan kepiting bertanggungjawab, penetapan dan implementasi Rencana Pengelolaan Perikanan Kepiting, serta penguatan sumberdaya manajemen kelompok dan kemitraan.

The management of crab fishery in the Coastal and Small Islands Conservation Area of Kei Kecil Island and the surrounding Waters of Southeast Maluku Regency of Maluku Province has been conducted. One of them is through the development of management institution in Ohoi Evu, Hoat Sorbay Sub-district. The initiative of developing a community-based crab fisheries management model begins with the formation of the Sinar Abadi fishing group. The study aims to assess the dynamics, status and institutional development in the community to supporting the sustainable management of crab fisheries. The institutional dynamics are analyzed through the assessment of institutional domains in the Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) and the flag model approach. Institutional status and development are analyzed by Institutional Development Framework (IDF) approach. This research found that the institutional dynamics of crab fishery management in Ohoi Evu belong to medium category. The institutional status is quite good, at the consolidation stage and the urgent institutional development needs. The implications are enhancement of institutional capacity in responsible fishery management of crabs, establishment and implementation of the Crab Fisheries Management Plan, and strengthening of institutional management resources and partnership.


Keywords


Kepiting Bakau; Pengelolaan Perikanan; Status Kelembagaan; Dinamika Kelembagaan

Full Text:

PDF

References


Abrahamsz, J., & Wurlianty, B. (2016). Dinamika kelembagaan dalam pengelolaan perikanan karang berkelanjutan pada kawasan konservasi kongsnuden, kabupaten seram bagian timur. Dalam Simposium Nasional Pengelolaan Perikanan Karang Berkelanjutan Indonesia (pp. 379-393). Bali, Indonesia: Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, COREMAP-CTI, dan WWF-Indonesia.

Arias, A., & Sutton, SG. (2013). Understanding recreational fishers’ compliance with no-take zones in the Great Barrier Reef Marine Park. Ecology and Society. 18(4), 18-26.

Berkes, F. (2006). From community-based resource management to complex systems: The Scale Issue and Marine Commons. Ecology and Society 11(1), 45-59.

Budiarto, A., Adrianto, L., & Kamal, M. (2015). Status pengelolaan perikanan rajungan (Portunus pelagicus) dengan pendekatan ekosistem di Laut Jawa (WPPNRI 712). J.Kebijak.Perik.Indonesia, 7 (1), 9-24.

Charles, A. (2001). Sustainable fishery systems (p. 370) Victoria: Blackwell Science Ltd.

Cinner, J.E., Wamukota, A., Randriamahazo, H., & Rabearisoa, A. (2009). Toward institutions for community-based management of inshore marine resources in the western Indian Ocean. Marine Policy, 33(3), 489-496.

Cinner, J.E., Daw, T.M., McClanahan, TR., Muthiga, N., Abunge, C., Hamed, S., Mwaka, B. Rabearisoa, A., Wamukota, A., Fisher, E., & Jiddawi, N. (2012). Transitions toward comanagement: the process of marine resource management devolution in three east African countries. Global Environmental Change, 22(3), 651-658.

Dahuri, R., Rais, J., Ginting, SP., & Sitepu, M.J. (2004). Pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan lautan secara terpadu. Cetakan Ketiga, Edisi Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta. p. 328.

Datta, D., Chattopadhyay, R.N., & Guha, P. (2012). Community based mangrove management: A review on status and sustainability. Journal of Environmental Management. 107, 84-95.

Fitri, A.D.F., Boesono, H., Sabdono, A., & Adlina, N. (2017). Resources management strategy for mud crabs (Scylla spp.) In Pemalang Regency. Earth and Environmental Science, 10 (2), 191-199.

Glaser M., & Diele, K. (2004). Asymmetric outcomes: assessing central aspects of the biological, economic and social sustainability of a mangrove crab fishery, Ucides cordatus (Ocypodidae), in North Brazil. Ecological Economics, 49 (3), 361–373.

Haapasaari, P., Kulmala, S., & Kuikka, S. (2012). Growing into Interdisciplinarity: How to Converge Biology, Economics, and Social Science in Fisheries Research? Ecology and Society, 17(1), 6.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pulau Kei Kecil, Pulau-Pulau, dan Perairan Sekitarnya di Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku.

Kirana, C & Malik, I. (2000). Kerangka kerja pengembangan institusi: Manual Untuk Pengguna. BSP Kemala, Jakarta. p. 55.

McClanahan, TR., Cinner, J.E., Abunge, C., Rabearisoa, A., Mahatante, P., Ramahatratra, F., & Andrianarivelo, N (2014). Perceived benefits of fisheries management restrictions in Madagascar. Ecology and Society, 19 (1), 5-15.

Nandi. (2014). Coastal conservation policies and integrated coastal zone management (ICZM) in Indonesia. International Journal of Conservation Science, 5 (3), 387-396.

NWG-EAFM. (2014). Penilaian indikator untuk pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management). Modul. Direktorat Sumber daya Ikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. p.197.

Orchard, S.E., Stringer, L.C., & Quinn, CH (2015). Environmental entitlements: Institutional Influence on Mangrove Social-Ecological Systems in Northern Vietnam. Resources, (4), 903-938.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 9 Tahun 2015 tentang Standar Kompetensi Kerja Khusus Pengelolaan Perikanan Dengan Pendekatan Ekosistem.

Suman, A., Irianto, H.E., Satria, F., & Amri, K. (2016). Potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI) Tahun 2015 serta Opsi Pengelolaannya. J.Kebijak.Perik.Indonesia, 8 (2), 97-110.

Sutinen, J. G., & Kuperan, K. (1999). A socio-economic theory of regulatory compliance. International Journal of Social Economics, 26(1-3), 174-193.

Tim Perikanan WWF-Indonesia (2015). Better management practices: Seri Panduan Perikanan Skala Kecil Kepiting Bakau (Scylla sp.). Panduan Penangkapan dan Penanganan. Edisi 1, Februari 2015. 36 hal.

Winter, G (2009). Towards sustainable fisheries law: A comparative analysis. IUCN Environmental Policy and Law Paper, No. 74. P. 321.

Yulianto, I., Wiryawan, B., & Taurusman, AA. (2011). Strategi dan rekomendasi pengelolaan perikanan karang berdasarkan status kelembagaan. Marine Fisheries, 2 (2), 121-127.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.10.1.2018.53-61


Creative Commons License
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550

Crossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj