KELAYAKAN UMUM DAN TEKNIS PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA INDUSTRI BUDIDAYA IKAN NILA DI KABUPATEN MUSI RAWAS

Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi, Estu Nugroho, Fatriyandi Nur Priyatna, Sugiyono Sugiyono

Abstract


Penetapan kawasan industri budidaya ikan nila merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan industri yang berwawasan lingkungan serta memberikan kemudahan dan daya tarik untuk berinvestasi. Kabupaten Musi Rawas sebagai produsen ikan nila terbesar di Indonesia berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan sentra industri budidaya ikan nila. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kesenjangan kondisi eksisting dan kondisi ideal pada aspek kelayakan umum dan teknis Kabupaten Musi Rawas yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan sentra industri budidaya ikan nila. Diharapkan agar kawasan industri yang dikembangkan sesuai dengan tata ruang, meminimalisasi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif terhadap lingkungan hidup, berdaya guna dan berhasil guna, sehingga pada gilirannya mampu menarik peluang investasi bagi pengembangan industri di daerah. Aspek yang dianalisis meliputi aspek kelayakan umum dan kelayakan teknis. Aspek kelayakan umum meliputi: dimensi infrastruktur, masyarakat dan bisnis, sumberdaya, kelembagaan, teknologi, kebijakan, dan pemasaran. Aspek kelayakan teknis meliputi pembenihan, pembesaran di kolam air deras, pembesaran di kolam air tenang, dan pengolahan produk perikanan. Berdasarkan analisis kesenjangan, Kabupaten Musi Rawas termasuk dalam kategori SEDANG, yaitu secara umum dan teknis Kabupaten Musi Rawas memiliki beberapa kriteria sebagai sebuah kawasan sentra industri budidaya ikan nila namun masih diperlukan adanya pengembangan pada beberapa hal seperti: optimalisasi balai benih ikan, penerapan teknologi tepat guna dan peningkatan pemasaran produk hasil perikanan didukung kebijakan yang menfasilitasi kebutuhan akan meningkatkan kelayakan sebagai lokasi sentra industri budidaya ikan nila. Rekomendasi kebijakan yang perlu diambil oleh pemerintah pusat dan daerah untuk pengembangan kawasan sentra industri di Kabupaten Musi Rawas diantaranya melalui optimalisasi peranan balai benih ikan, transfer teknologi tepat guna, diversifikasi produk olahan, penguatan potensi pasar melalui promosi, penguatan kelembagaan produksi, pengolah dan pemasaran hasil perikanan, dan resolusi konflik pemanfaatan dan pengelolaan air irigasi untuk kebutuhan pertanian dan perikanan.

Determination of area for Tilapia culture will be meaningful for business development, eco-friendly, sustainability, and attractiveness by the investor. Musi Rawas Regency as the largest tilapia producer in Indonesia is highly potential areas to be developed as a center of tilapia farming industry. The purpose of this study is to determine the general and technical feasibility condition of Musi Rawas Regency which will be developed as a center of tilapia farming industry. It is expected that industrial zones developed in accordance with the spatial plan, will minimize the negative impact to the environment, efficient and effective so that the ability to attract opportunities for industrial development in the region. Aspects analyzed for general eligibility were infrastructure, society and business, resources, institutions, technologies, policies, and market. The aspect of the techniques is the feasibility of hatchery, farmings in flowing water pond, stagnant water ponds, and fish product processing. Based on the gap analysis, Musi Rawas Regency is belonged to the moderate category, in which generally and technically Musi Rawas Regency already has several criteria as a center of tilapia industry but still a need for development on several items such as optimization of the hatchery, application of appropriate technology and enhancement of marketing for fishery products supported by the facilitating policy. Required policy recommendations to be implemented by the central and regional governments for the development of industrial centers in Musi Rawas Regency are optimization of fish seed center, transfer of appropriate technology, diversification of fish products, strengthening of the market potential through promotion, strengthening of production institutions, fish product processing and marketing, and resolution of utilization and management of irrigation water for agricultural and fishery needs.


Keywords


Sentra industri; ikan nila; Kabupaten Musi Rawas

Full Text:

PDF

References


Andriyani, R., Hubeis, M.,& Munandar, A. (2011). Kelayakan dan strategi pengembangan usaha kelompok pembudidauaan ikan melalui program replika skim modal kerja di kelompok tani ikan Mekar Jaya Lido, Bogor. Manajemen IKM, 6(1), 9-19.

Dinas Perikanan Kabupaten Musi Rawas. (2016). Buku Saku Data Perikanan Budidaya Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2016.

FAO (Food and Agriculture Organization). (2017). Globe Fish - Analysis and information on world fish trade. Diakses dari http://www.fao.org/in-action/globefish/market-reports/resource-detail/en/c/336945/

Indonesian Legal Brief. (2017a) Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2017 tentangRencana Aksi Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional. Diakses dari http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt589d2b780a859/node/lt589af723e237d/perpres-no-3-tahun-2017-rencana-aksi-percepatan-pembangunan-industri-perikanan-nasional.

Indonesian Legal Brief. (2017b). Undang Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. Diakses dari http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/327/node/774/uu-no-5-tahun-1984-perindustrian.

Indonesian Legal Brief. (2017c). Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 35/M-IND/PER/3/2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri. Diakses dari http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4bbecd2f00351/node/314/peraturan-menteri-perindustrian-no-35_m-ind_per_3_2010-tahun-2010-pedoman-teknis-kawasan-industri.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2017). Instruksi Presiden No. 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional.Diakses dari http://infohukum.kkp.go.id/index.php/hukum/download/1134.

Kurniaty, R.M., Fauzi, A.M.,& Chozin, M.A. (2012). Daya saing pt benar flora utama berdasarkan aktivitas rantai nilai florikultura. Jurnal Manajemen & Agribisnis 9(3):146-153.

Muhammad, S. (2011). Kebijakan pembangunan Perikanan dan Kelautan: Pendekatan Sistem. Malang (ID): Universitas Brawijaya Press. p. 263.

Nainggolan, T.Y., Sumantadinata, K.,& Suryani, A. (2010). Strategi pengembangan usaha “Nila Puff” dalam meningkatkan pendapatan IKM pengolahan hasil perikanan pada CV.”X” di Cibinong, Bogor. Manajemen IKM. 5(2), 132-144.

Nugroho, E., Azwar, Z.I., & Huwoyon, G.H. (2012). Optimalisasi kapasitas produksi balai benih ikan untuk mendukung industrialisasi ikan nila di Musi Rawas. Puslitbang Perikanan Budidaya. Buku Anjak Perikanan Budidaya, 133-143.

Saragih, B. (2010). Agribisnis: Paradigma baru pembangunan ekonomi berbasis pertanian (p. 289). PT. Penerbit IPB Press, Bogor.

Sari, S.W., Nurmalina, R., & Setiawan, B. (2014). Efisiensi kinerja rantai pasok ikan lele di Indramayu, Jawa Barat. Jurnal Manajemen & Agribisnis,11(1), 12-23.

Sugiyono. (2009). Memahami penelitian kualitatif. Alfabeta. Bandung.

Zulbainarni, N. (2012). Teori dan praktik pemodelan ekonomi dalam pengelolaan perikanan tangkap. Bogor (ID): IPB Press.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.10.2.2018.99-106


Creative Commons License
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550

Crossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj