PENGELOLAAN UDANG MANTIS (Harpiosquilla raphidea) DI PERAIRAN TANJUNG JABUNG BARAT DAN SEKITARNYA, JAMBI

Ali Suman, Pratiwi Lestari, Adrian Damora

Abstract


Pemanfaatan sumber daya udang mantis (Harpiosquilla raphidea) di perairan Tanjung Jabung Barat dan sekitarnya sudah berlangsung cukup lama dan dilakukan sangat intensif. Dalam kaitan kelestariannya, dibutuhkan opsi pengelolaan agar sumber daya ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji status stok dan kemungkinan opsi pengelolaan udang mantis di perairan Tanjung Jabung Barat dan sekitarnya. Penelitian dilakukan pada periode survei tahaun 2015-2019 dengan metode survey dan diperkaya dengan sintesis hasil-hasil penelitian di perairan Tanjung Jabung Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa alat tangkap udang mantis yang utama adalah jaring insang hanyut dan mini trawl dengan struktur udang berkisar antara 14-30 mm dengan perbadingan kelamin seimbang antara jantan dan betina, sementara pola pertumbuhannya bersifat allometrik negatif. Ukuran udang mantis yang tertangkap pada umumnya belum memijah. Laju pertumbuhan (K) udang mantis sebagai 1,53nm/tahun dengan panjang total maksimum (Loo) 34,1 cm. Laju kematian total (Z) dan laju kematian alamiah (M) masing-masing 11,27/tahun dan 2,16/tahun. Laju kematian karena penangkapan (F) sebagai 9,11/tahun dan laju pengusahaan (E) sekitar 0,81/tahun, sementara analisis usaha menunjukkan pendapatan bersih alat tangkap udang mantis adalah Rp 125.193.000/tahun untuk alat tangkap jaring insang hanyut dan Rp 260.316.000/tahun untuk alat tangkap mini trawl Status stok udang mantis sudah berada pada penangkapan berlebih (overfishing). Untuk menjamin kelestariannya, maka perlu dirumuskan opsi-opsi pengelolaan meliputi penutupan daerah/musim penangkapan pada bulan Mei, penetapan ukuran udang mantis terkecil yang boleh ditangkap yaitu pada ukuran panjang total 22,0 cm dan melakukan pengurangan upaya penangkapan sekitar 62 % dari kondisi tahun 2019. Keseluruhan opsi kebijakan ini harus ditunjang dengan peningkatan pemantauan, pengawasan dan penegakan hukum.

The exploitation level of mantis shrimp (Harpiosquilla raphidea) resources in West Tanjung Jabung and surrounding waters is very intensive and has been going on for a long time. Management options are needed to preserve and sustain the mantis shrimp resources. The aim of this study was to identify the stock status and management of mantis shrimp in West Tanjung Jabung and surrounding waters. The research was conducted from 2015 to 2019 using survey methods and supplemented by the synthesis of investigation results from West Tanjung Jabung waters. Results showed that the mainly fishing gear of mantis shrimp in West Tanjung Jabung and surrounding waters was gillnet monofilament and mini trawl,meanwhile the shrimp’s size structure ranged between 14,0-30 cm, the sex ratio was balanced between male and female and the growth pattern was negative allometric. Most of the mantis shrimp were caught in immature condition. The growth rate (K) was 1.53/year with maximum carapace length (L∞) of 34.1 cm (in total length0. Total mortality (Z) and natural mortality (M) werewere 11.27/year and 2.16/year respectively. The fishing mortality (F) was at 9.11/year and exploitation level (E) was around 0.81/year, while the financial analyses shows net income was Rp125,.193,.000.-IDR/year for gillnet monofilament gear and.260,316,000.IDR/year for mini trawl gear. Hence the mantis shrimp stock in West Tanjung Jabung and surrounding waters is in overfishing condition. Managements options proposed in order to keep sustainability of the resources are applied closed season in May, legal size catch limitation at 22,0 cm (in total length) and reducing of catch effort to 62%  in 2019. All of these policy options must be supported by conducting continues monitoring, supervision and law enforcement activities.


Keywords


Pengelolaan; status stok; udang mantis; perairan Tanjung Jabung Barat; WPP NRI 711

Full Text:

PDF

References


Bowen, B.K., & D.A Hancock. (1985). Review of penaeid prawn fishery management regimes in Australia. Second Australian National Prawn Seminar: p. 247-265.

BPPL. (2016). Penelitian karakteristik biologi perikanan, habitat sumber daya dan potensi produksi di WPP-711. Laporan Akhir Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta.102.hal

Christmas, J.Y. (1981). The impact of environmental factors on the Gulf of Mexico shrimp stocks. Workshop on the Scientific Basis for the Management of Penaeid Shrimp, Florida, Nov. 1981: 21 p.

Dahuri, R. (2000). Kebijakan dan strategi pengelolaan pesisir dan laut dikaitkan dengan pengendalian pencemaran akibat kegiatan pertambangan. Makalah disajikan pada Semiloka tentang Pengendalian Pencemaran Laut Akibat Pertambangan. UNSRAT, Manado, 24 April 2000: 31 hal.

Effendie, M. I. (2002). Fishery Biology (136 p.). Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.

FAO. (1995). Code of conduct for responsible fisheries. FAO, Rome.

Fauzi, M., Prasetyo, A. P., Hargiyatno, T. I., Satria, F., & Utama, A. A. (2013). The relationship and condition factor of spiny lobster (Panulirus penicillatus) in waters of Gunung Kidul and Pacitan. BAWAL. 5 (2), 97-102. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.5.2.2013.97-102

Gayanilo, F.C. Jr., Sparre, P., & Pauly, D. (2005). The FISAT user’s guide. FAO computerized information series fisheries. ICLARM-DIFMAR.

Gulland, J.A. (1972). Some introductory guidelines to management of shrimp fisheries. FAO, IOFC/DEV/72/74: 12 p.

Gulland, J.A., (1983). Fish stock assessment. A manual of basic methods. John Wiley & Sons. 223 p.

King, M. (1995). Fishery Biology, Assesment and Management. United Kingdom. Fishing News Books: 341 p

Knaepkens, G., Knapen, D., Bervoets, L., Hanfling, B., Verheyen, E., & Eens, M. (2002). Genetic diversity and condition factor: a significant relationship in Flemish but not in German populations of the the European bullhead (Cottus gobio L.). Heredity, 89, 280-287.

Leary, T.R. (1985). Review of the Gulf of Mexico management plan for shrimp. Second Australian National Prawn Seminar: p. 267-273.

Martosubroto, P. (1978). Musim pemijahan dan pertumbuhan udang jerbung (Penaeus merguiensis de Man) dan udang dogol (Metapenaeus ensis de Haan) di perairan Tanjung Krawang. Prosiding Seminar Ke-II Perikanan Udang: hal. 7-20.

Monintja, D.R. (2000). Prosiding pelatihan untuk pengelolaan wilayah pesisir terpadu. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan, IPB Bogor, hal. : 45-57.

Naamin, N. (1984). Dinamika populasi udang jerbung (Penaeus merguiensis de Man) di perairan Arafura dan alternatif pengelolaannya. Disertasi Doktor. Fakultas Pasca Sarjana IPB: 281 hal.

Naamin, N., Sumiono, B., Ilyas, S., Nugroho, D., Iskandar, B. P.S., Barus, H.R., Badrudin, M., Suman, A., & Amin, E.M. (1992). Pedoman teknis pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya udang penaeid bagi pembangunan perikanan. Seri Pengembangan Penelitian Perikanan No. PHP/KAN/PT/22/1992. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian: 86 hal.

Pauly, D., Ingles, J., & Neal, R. (1984). Application to shrimp stocks of objective methods for the estimation of growth, mortality and recruitment related parameters from length frequency data (ELEFAN I and II). In: Penaeid shrimp - their biology and management: 220-234. Fishing News Book Limited. Farnham-Surrey-England.

Przybylski, M. (1996). Variation in fish growth characteristics along a river course. Hydrobiology, 325: 39-46

Saputra, W. S. (2009). Status Pemanfaatan Lobster (Panulirus sp) di Perairan Kebumen. Jurnal Saintek Perikanan. 4(2), 10 – 15.

Suhendrata, T., & Merta, I.G.S. (1986). Hubungan panjang berat, tingkat kematangan gonad dan fekunditas ikan cakalang, Katsuwonis pelamis (Linnaeus) di perairan Sorong. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 34: 11-19.

Suman, A., Irianto, H.E., Satria, F., & Amri, K. (2016). Potensi lestari dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP NRI) tahun 2015 serta opsi pengelolaannya. J. Kebijak. Perikan. Ind. 8 (2), 97-110. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.8.2.2016.97-100

Sparre, P., & Venema, S.C., (1992). Introduction to tropical fish stock assesment. Part I. Manual. FAO Fish. Tech. Pap. No. 306/1.

Srikmuda, P. (1981). Shrimp fisheries in the Gulf of Thailand. Workshop on the Scientific Basis for the Managemen of Penaeid Shrimp, Florida, Nov. 1981: 16 p.

Suparmoko, M. (1997). Ekonomi sumber daya alam dan lingkungan (Suatu pendekatan teoritis). Edisi 3, BPFE Yogyakarta. 568 hal.

Suratmo, F.G. (2000). Penerapan Undang-Undang No. 23 tentang pengelolaan lingkungan hidup dalam perencanaan pembangunan. IPB Bogor.

Tsoumani, M., Liaska, R., Mousaki, P., Kagalao, I., & Leonardos, I. (2006). Length-weight relationship of an invasive cyprinid (Carassius gibelio) from 12 Greek Lake in relation to their trophic states. Journal Applied Ichtyologi, 22, 281-284.

Walpole, R.V.E. (1993). Introduction to statistics (p. 321). Translation by B. Sumantri (Third edition). Jakarta: PT. Gramedia.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.13.1.2021.43-58


Creative Commons License
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550

Crossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj