Krisis Ekosistem Perairan Laut: Kolaborasi dan Adaptasi Nelayan Pulau Tunda

Widya Safitri, Januar Triadi

Abstract


Krisis ekosistem memberi dampak signifikan bagi nelayan Pulau Tunda. Nelayan Pulau Tunda harus menempuh proses adaptasi untuk dapat bertahan di tengah kondisi ini. Peralihan mata pencaharian menjadi salah satu tujuan adaptasi. Namun proses adaptasi tidak akan dapat dilalui tanpa kolaborasi dengan pihak lain, terutama pihak pemerintah. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis proses kolaborasi antara nelayan Pulau Tunda dengan pihak pemerintah serta tahapan collaborative governance yang berjalan diantara mereka.   Analisis dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan observasi mendalam untuk mengidentifikasi jawaban yang berada dalam pengaturan sosial tertentu. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan proses Collaborative Governance mampu diwujudkan tidak hanya dari pihak pemerintah kepada masyarakat, tetapi dapat diwujudkan oleh masyarakat itu sendiri dan kemudian berkembang dengan kolaborasi-kolaborasi lainnya. Proses kolaborasi di Pulau Tunda menjadi salah satu contoh bagaimana masyarakat menentukan jalannya kolaborasi hingga siapa yang akan menjadi pihak kolabolator mereka. Kekuasaan pada kolaborasi di Pulau Tunda bukan berada di tangan pemerintah, melainkan pada keputusan kolektif masyarakat.

 

Title: Marine Ecosystem Crisis: Collaboration and Adaptation of Tunda Island Fishers

The ecosystem crisis has significant implications for the fishermen of Tunda Island. In order to endure these conditions, the fishermen of Tunda Island must undergo an adaptation process. The transition of livelihoods becomes a primary objective of this adaptation. However, the adaptation process can only be successfully navigated with collaboration with external entities, particularly governmental bodies. This paper aims to analyze the collaborative process between the fishermen of Tunda Island and the government, along with the stages of collaborative governance that transpire between them. The analysis is conducted qualitatively, employing in-depth observation to identify responses within specific social frameworks. The findings of this research indicate that the Collaborative Governance process can be realized from the government to the community and initiated by the community itself, subsequently evolving through various collaborations. The collaborative process in Tunda Island exemplifies how communities determine the course of collaboration and decide who will be their collaborators. In Tunda Island, the authority in collaboration does not lie in the hands of the government but rather in the collective decisions of the community.



Keywords


adaptasi; krisis ekosistem; kolaborasi; pemerintah; nelayan

Full Text:

PDF

References


Adger, W. Neil. 2006. “Vulnerability.” Global Environmental Change 16(3):268–81. Doi: 10.1016/j.gloenvcha.2006.02.006.

Amirulloh, R. (2018). Relasi Kekuasaan Dan Lingkungan Hidup Dalam Novel Tanjung Kemarau Karya Royyan Julian: Kajian Ecopolitics Piers Baikie. Jurnal Sapala 1(1):1–10.

Ansell, C., and Gash, A. (2008). Collaborative Governance in Theory dan Practice. Journal of Public Administration Research dan Theory. 18(4):543–71. Doi: 10.1093/jopart/mum032.

Arfididanra, A., Rahmaningrum, R., and Luthfi, W. (2020). Ketahanan Sosial Berbasis Kelompok Peduli Lingkungan Dalam Menghadapi Pdanemi COVID-19: Studi Pada Gerakan Bersih Kecamatan Anggana. Journal of Social Development Studies 1(2):27–36. Doi: 10.22146/jsds.522.

Arida, S. 2008. Krisis Lingkungan Bali dan Peluang Ekowisata. INPUT Jurnal Ekonomi dan Sosial

Astuti, R, S., Warsono, H., and Rachim, A. (2020). Collaborative Governance Dalam Perspektif Publik. Semarang: Universitas Diponegoro Press.

Aziizah, N. N., Vincentius, P. S., dan Syamsul, B. A. (2016). “Analisa Spasial Luas Tutupan Lamun Di Pulau Tunda Serang, Banten.” Omni-Akuatika 12(1):73–80. Doi: 10.20884/1.oa.2016.12.1.31.

Bahari, W., D. I. Pulau. (2009). Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Tenny Apriliani, Fredinan Yulidana, dan Gatot Yulianto. “Strategi Konservatif Dalam Pengelolaan.” Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan Dan Perikanan Indonesia 16(2):127–37.

Chotimah, H. C., Iswardhana, M. R., dan Rizky, L. (2022). “Model Collaborative Governance Dalam Pengelolaan Sampah Plastik Laut Guna Mewujudkan Ketahanan Maritim Di Indonesia.” Jurnal Ketahanan Nasional 27(3):348. Doi: 10.22146/jkn.69661.

Christian, Y., Satria, A., dan Sunito, S. (2018). Ekonomi Politik Konflik Agraria Pulau Kecil: Studi Kasus Di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Jurnal Sosiologi Pedesaan 6(1):71–78.Doi : 10.22500/sodality.v6i1.21210.

Citriadin, Y., Marliana, Y., dan Kurniawati, K.R.A.

(2020). Pengelolaan Kolaborasi Kepariwisataan Alam Di Kabupaten Dompu. JPMB : Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Berkarakter 3(1):36–42. Doi: 10.36765/jpmb.v3i1.219.

Dedi, D., P. Neviaty, Z., dan Taslim, A. (2016). “Hubungan Parameter Lingkungan Terhadap Gangguan Kesehatan Karang Di Pulau Tunda – Banten.” Jurnal Kelautan Nasional 11(2):105–118. Doi : 10.15578/jkn.v11i2.6112.

Castree, N., Demeritt, D., Liverman, D. and Rhoads, B. 2009. A Companion Environmental Geography. United Kingdom: Wiley-Blackwell (1st ed., pp. 1-15). John Wiley & SonsLtd. Doi : 10.1002/9781444305722.ch1.

Dewi, N. L. Y. (2019). Dinamika Collaborative Governance Dalam Studi Kebijakan Publik. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial. 3(2):200. Doi: 10.38043/jids.v3i2.2188.

Febrian, R. A. (2016). Collaborative Governance Dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan (Tinjauan Konsep Dan Regulasi).Jurnal Kajian Pemerintah Politik dan Birokrasi. 2(2):200–208.

Febrianto,T., Hestirianoto, T., dan Syamsul B. A. (2016). Pemetaan Batimetri Di Perairan Dangkal Pulau Tunda, Serang, Banten Menggunakan Singlebeam Echosounder. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 6(2), 139-147. Doi : 10.24319/jtpk.6.139-147

Filma, N., Limi, M. A., dan Fyka, S. A. (2018). Analisis Perubahan Mata Pencaharian Nelayan Suku Bajo di Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe. Jurnal Ilmiah Agribisnis, 3(6):147–50. Doi: 10.33772/jia.v3i6.7890.

Font, X., T. Tapper, K. Schwartz, dan M. Kornilaki. (2008). “[14] Sustainable Supply Change Management in Tourism.” Business Strategy dan the Environment 17:260–71. Doi:10.1002/BSE.527.

Füssel, H. M., dan Richard J. T. Klein. (2006). Climate Change Vulnerability Assessments: An Evolution of Conceptual Thinking. Climatic Change 75(3):301–29. Doi: 10.1007/s10584-006-0329-3.

Hapsoro, A. W., dan Buchori, I. (2015). Kajian

Kerentanan Sosial Dan Ekonomi Terhadap Bencana Banjir (Studi Kasus: Wilayah Pesisir Kota Pekalongan). Jurnal Teknik PWK. 4(4):542–53.Doi: 10.14710/tpwk.2015.9814.

Harahap, R. G., Destyariani L. Putri, dan Amalia I. W. (2022). Pendampingan Evaluasi di Kampung Pulau Derawan Kabupaten Berau Pasca Pdanemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat 2022. Universitas Bangka Belitung : 80–84.

Helmi, A. dan Satria, A. (2012). Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Ekologis. Makara Human Behavior Studies in Asia, 16(1), 68-78. Doi :10.7454/mssh.v16i1.1494.

Hendri, D. (2015). Peran Struktur Sosial-Ekonomi Dan Tokoh Agama Dalam Collective Efficacy Komunitas. Kajian. 20(4) : 379– 391.Doi : 10.22212/kajian.v20i4.636.

Husni, H. M., Nuryani, R. S., Kasman S., Fadjar, dan Rosida E. I. (2012). Orang Pulo Di Pulau Karang. Ciputat: Lab Teater Ciputat

Joseph, Ch., M. F. Telussa., Latupeirissa J.A. (2020). Perencanaan Master Plan Kawasan Objek Wisata Pantai Kuako Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Manumata 6(2):53–61.Doi : 10.51135/manumatav6i2p53-61.

Kamim, A. B. M. (2020). Ocean Grabbing Di Indonesia Dan Malaysia: Catatan Krisis Sosio-Ekologis Dampak Proyek Reklamasi. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial. 11(1):105–20. Doi: 10.46807/aspirasi.v11i1.1587.

Kirana, C. A. D., dan Artisa, R. A. (2020). Pengembangan Desa Wisata Berbasis Collaborative Governance di Kota Batu. Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik 6(1):68–84. Doi: 10.26618/kjap.v6i1.3119.

Lekatompessy, H. S. (2013). “Strategi Adaptasi Nelayan Pulau-Pulau Kecil Terhadap Perubahan Ekologis (Studi Kasus Pulau Badi Dan Pajenekang, Kabupaten Pangkep), Tesis, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Liu, Z. (2003). Sustainable Tourism Development: A Critique. Journal of Sustainable Tourism 11(6):459–75. Doi: 10.1080/09669580308667216.

Marcouiller, D. W., Clendenning, J. G., dan Kedzior, R. (2002). Natural Amenity-Led Development dan Rural Planning. Journal of Planning Literature 16(4):515–42. Doi: 10.1177/088541202400903572.

Marfirani, R. dan Adiatma, I. (2012). Pergeseran

Mata Pencaharian Nelayan Tangkap Menjadi Nelayan Apung Di Desa Batu Belubang. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan. Universitas Diponegoro :105–14.

Michailidou, A. V., Vlachokostas, C., Achillas, C., Maleka, D., Moussiopoulos, N., dan Feleki, F. (2016). Green Tourism Supply Chain Management Based on Life Cycle Impact Assessment. European Journal of Environmental Sciences 6(1):30–36. Doi: 10.14712/23361964.2016.6.

Yofina, Mulyati, M. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Berkunjung Wisatawan Domestik Ditinjau dari Perspektif Daya Tarik Destinasi Wisata Kota Bukitinggi. Menara Ilmu, 13(1). Menara Ilmu Lppm Umsb XIII(1):190–205.

Nababan, B. O., Solihin, A., & Christian, Y. (2018). Dampak Sosial Ekonomi Kebijakan Larangan Pukat Hela dan Pukat Tarik di Pantai Utara Jawa. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Olson, Jeffrey L., and Darla K. Munroe. (2012). Natural Amenities dan Rural Development in New Urban-Rural Spaces. Regional Science Policy dan Practice 4(4):355–71. Doi: 10.1111/j.1757-7802.2012.01077.x.

Prameswara, B., dan Suryawan, I. B. (2019). Strategi Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pulau Tunda, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten

Serang, Provinsi Banten. Jurnal Destinasi Pariwisata 7(1):180. Doi: 10.24843/jdepar.2019.v07.i01.p27.

Prasetya, D., Nurdin,M.F., dan Gunawan, W. (2021). Perubahan Sosial Masyarakat Dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons Di Era New Normal. Sosietas. 11(1):929–39. Doi: 10.17509/sosietas.v11i1.36088.

Rahadiarta, I. G. N. P. S., Wiranatha, A. S., & Sunarta, I. N. (2021). Penerapan Empat Fungsi Manajemen pada Pengelolaan Pariwisata Bahari Berkelanjutan di Desa Jungutbatu, Kecamatan Nusa Penida. Jurnal Master Pariwisata (JUMPA), 669.. 8(1):46–66. Doi : 10.24843/JUMPA.2021.v07.i02.p15.

Raharjana, D. T. (2012). Membangun pariwisata bersama rakyat: Kajian partisipasi lokal dalam membangun Desa wisata di dieng plateau. Jurnal Kawistara 2(3):225–37. Doi: 10.22146/kawistara.3935.

Rahman, A. (2017). Profil keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa di SMP Satu Atap Pulau Tunda. School Education Journal Pgsd Fip Unimed 7(1):1–7. Doi: 10.24114/sejpgsd.v7i1.6827.

Rahu, P. D. (2021). Kolaborasi Model Pentahelix dalam Pengembangan Desa Wisata Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya. Journal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan, 10(1), 13-24.. Doi: 10.37304/jispar.v10i1.2286.

Rif’an, A. A. (2018). Daya tarik wisata pantai wediombo sebagai alternatif wisata bahari di daerah istimewa yogyakarta. Jurnal Geografi, 10(1), 63-73.Doi: 10.24114/jg.v10i1.7955.

Schaeffer, Y., dan J. C. Dissart. (2018). Natural dan Environmental Amenities: A Review of Definitions, Measures dan Issues. Ecological Economics 146(April 2017):475–96. Doi: 10.1016/j.ecolecon.2017.12.001.

Surya, I., Nofrima, S., Saputra, H. A., & Nurmiyati, N. (2021). Collaborative Governance Dalam Pengelolaan Wisata Berkelanjutan di Kabupaten Kulon Progo (Studi Kasus: Wisata Kebun Teh Nglinggo). AL IMARAH: Jurnal Pemerintahan Dan Politik Islam, 6(2), 190-199.Doi : 10.29300/imr.v6i2.4948

Suryani, A. S. (2019). Pengaruh Kebijakan Pemerintah Dan Peran Serta Masyarakat Terhadap Kualitas Lingkungan Pesisir Benoa Badung Bali Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Jurnal Masalah-Masalah Sosial 10(2):171– 187. Doi : 0.22212/aspirasi.v10i2.1231.

Syahputra, K. A., dan Ma’ruf, M.F. (2020). Collaborative Governance Dalam Pengelolaan Pariwisata Sektor Pantai (Studi Pada Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Blitar, Perum Perhutani Kabupaten Blitar, Dan Pemerintah Desa Serang Kabupaten Blitar). Publika: Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Universitas Negeri Surabaya. 8(4):1–10. Doi : 10.26740/publika.v8n4.p%25p.

Syahrial, S., Saleky, D., Samad, A. P. A., & Tasabaramo, I. A. (2020). Ekologi Perairan Pulau Tunda

Serang Banten: Keadaan Umum Hutan Mangrove. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 4(1), 53-68. Doi: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2020.Vol.4.No.1.103.

Triandiza, T., & Maddupa, H. (2018). Application of Morphological Analysis and DNA Barcode in Determination of The Porcelain Crab Species (Pisidia sp.) from The Tunda Island, Banten. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 2(2), 81-90. Doi: 10.30862/jsai-fpik-unipa.2018.vol.2.no.2.51.

Wahyuni, I., Sari, I. J., & Ekanara, B. (2017). Mollusca’biodiversity (Gastropoda and Bivalvia) as A Bio Indicator of Quality of Water In The Coastal Island of Tunda Island, Banten. Biodidaktika: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 12(2). Doi: 10.30870 biodidaktika.v12i2.2329.

Wardono, B. (2017). Perubahan Mata Pencaharian Dari Petani Ke Nelayan Perikanan Tangkap Laut di Desa Kanigoro Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul. Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 2(2), 73-80. Doi: 10.15578/marina.v2i2.4966.

Yu, H. Z. (2014). Complicated structure modeling in front-zone of Hala’alate Mountain of northwestern margin, Junggar Basin. Nat. Gas Geosci, 25(1), 91-96. Doi: 10.11764/j.issn.1672-1926.2014.S1.0091.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jksekp.v13i2.12821

Indexed by:

 

 

 

---------------------------------------------------------------------------------------

 

Published by

Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.