KANIBALISME PADA YUWANA IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DALAM KONDISI PEMELIHARAAN SECARA TERKONTROL

Eri Setiadi

Abstract


Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomi penting sebagai komoditas ekspor dan telah berhasil dibudidayakan di Indonesia. Kendala yang dihadapi dalam budi daya ikan tersebut yaitu masih tingginya tingkat kanibalisme pada pemeliharaan secara intensif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi gigitan, menelan, dan mortalitas pada pemeliharaan yuwana ikan kerapu macan dan upaya pengendaliannya. Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu penelitian variasi ukuran yang dipuasakan (Penelitian I) dan variasi ukuran dengan kepadatan jembret yang berbeda (Penelitian II) terhadap terjadinya kanibalisme, seperti frekuensi gigitan, menelan, dan mortalitas telah dilakukan. Ukuran yuwana kerapu macan yang digunakan sebagai hewan uji terdiri atas tiga ukuran, yaitu ukuran kecil, sedang, dan besar. Hasil penelitian I menunjukkan bahwa ada perbedaan (P<0,0001) di antara perlakuan terhadap frekuensi gigitan, menelan, dan mortalitas. Penelitian II menunjukkan juga adanya perbedaan (P<0,0006) di antara perlakuan terhadap frekuensi gigitan, menelan dan mortalitas. Kepadatan jembret 1.000 individu/L dapat mengurangi kanibalisme.

Tiger grouper, E. fusoguttatus is one of the marine finfish species have a high economic value as an export commodity in Indonesia. Mass production of this species has largely been successful in Indonesia. However, cannibalism is a main problem can be reduced mass production during in an intensive culture system. The aim of this experiment is to examine frequency of bitting and swallowing, mortality, and its control. This experiment was focused on size variation and mysid density that affect on frequency of bitting, frequency of swallowing, and mortality. The fry of tiger grouper used in this experiment was consisted of three sizes (small, medium, and big). Two kinds of experiments were set up namely size variation and starvation (experiment I) and size variation and mysid density (experiment II). The result showed that size variation indicated that significantly different (P<0.0001) in frequency of bitting and swallowing, and mortality and also mysid density could affect the frequency of biting and swallowing, and mortality (P<0.0006) among the treatments. Mysid density (1,000 individu/L) could be reduced the cannibalism.

Keywords


cannibalism; biting; swallowing; mortality; tiger grouper

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.1.2.2006.245-254


Lisensi Creative Commons
Jurnal Riset Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 1907-6754
e-ISSN 2502-6534