PENGARUH PENGAYAAN Artemia sp. DENGAN SUMBER DHA YANG BERBEDA TERHADAP SINTASAN LARVA LOBSTER PASIR (Panulirus homarus)
Abstract
Kegiatan pembenihan lobster masih dikembangkan di Indonesia. Sintasan yang rendah dan pakan yang sesuai masih menjadi masalah utama dalam kegiatan pembenihan lobster. Artemia sebagai pakan utama diduga belum mencukupi kebutuhan nutrisi larva lobster. Upaya pemberian bahan pengaya sebagai alternatif untuk meningkatkan nutrisi diharapkan dapat meningkatkan sintasan larva lobster. Pemberian bahan pengaya yang mengandung asam lemak dokosa heksanoid acid (DHA) ke Artemia dianggap penting bagi pertumbuhan dan sintasan pada krustasea. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui performa larva lobster berdasarkan tingkat sintasan maupun perkembangan larva dengan pemberian pakan artemia yang diperkaya dengan DHA. Perlakuan yang diberikan meliputi Artemia yang baru menetas (A), Artemia yang diperkaya dengan plankton Isochrysis galbana strain Tahiti konsentrasi (1-1,5 x 106 sel/mL) (B), DHA selco dosis 0,6 g/L (C), dan Artemia inkubasi 18 jam tanpa pengayaan (D). Pemeliharaan larva dilakukan pada bak 100 L dengan sistem air stagnan. Perkembangan larva yang mampu dicapai pada semua perlakuan adalah stadia-IIIa. Pemberian Artemia yang diperkaya dengan DHA selco menunjukkan hasil sintasan yang lebih baik pada pemeliharaan enam hari pertama namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Pada masa pemeliharaan sampai 20 hari terjadi penurunan sintasan (SR) mencapai hanya 1%. Hal ini disebabkan adanya bakteri dan protozoa seperti jenis protozoa Zoothamnium sp. dan bakteri berfilamen teramati menempel pada tubuh larva sehingga mengganggu pergerakan dan kemampuan larva dalam menangkap mangsa. Berdasarkan penelitian ini maka penggunaan pakan Artemia yang diperkaya DHA Selco dapat menjadi alternatif pakan larva lobster namun tetap diperlukan kontrol kualitas air yang baik.
Efforts to culture spiny lobster, Panulirus homarus larvae are still being developed in Indonesia. One of the main challenges in lobster hatcheries is to find an appropriate feed and improving larval survival. Artemia has been used as the main feed and considered to have insufficient nutritional ingredient for lobster larvae. Enrichment of feed to improve its nutrient contents is expected to increase the larval survival. DHA-enriched feed is considered essential for growth and survival of crustaceans. The aim of this study was to determine the survival and development of larvae fed with DHA-enriched Artemia. The treatments consisted of newly hatched Artemia (A), enriched Artemia with phytoplankton, Isochrysis galbana strain Tahiti at a density of 1-1.5 x 106 cells/mL (B), enriched Artemia with DHA selco at a dose of 0.6 g/L (C), and Artemia incubated for 18 hours without DHA enrichment (D). Each Artemia enrichment was performed for 18 hours. Larval rearing was carried out in a 00 L tank with static water system. The achieved larval developmental stage in all treatments was stage-IIIa. Administration of enriched Artemia with DHA selco showed a better larval survival during the first six days of larval rearing. But, it did not give any significant effect. The survival was then decreased to only 1% on day-20. This was due to the presence of bacteria and protozoa which decreased water quality. Protozoa Zoothamnium sp. and filamentous bacteria were observed attaching to the body of the larvae, disrupting the movement and ability of larvae in capturing prey. Based on this research, the use of Artemia enriched with DHA selco as an alternative for lobster larvae feed, but better water quality control is still needed.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.15578/ma.16.1.2021.21-31
Media Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-6762
e-ISSN 2502-9460