ANALISIS PROKSIMAT KEONG MAS DARI POKLAHSAR MAJU JAYA, TEGAL
Abstract
Poklahsar Maju Jaya yang berlokasi di Tegal memproduksi banyak produk olahan perikanan. Salah satu produk olahan perikanan yang menjadi andalan pada Poklahsar ini adalah Keong Mas. Keong Mas termasuk ke dalam value added product yang diolah dengan menggunakan bahan baku daging ikan giling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan Keong Mas sebagai value added product, dan mengetahui nutrisi produk Keong Mas melalui analisis proksimat pangan. Terdapat dua jenis data dalam penelitian ini, antara lain: data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, sementara data sekunder diperoleh melalui hasil analisis proksimat yang dilakukan oleh Poklahsar Maju Jaya. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Jenis ikan yang digunakan oleh Poklahsar Maju Jaya untuk membuat produk olahan berupa Keong Mas adalah Ikan Swangi (Priacanthus tayenus). Jenis ikan ini banyak tersedia di perairan Tegal sehingga memudahkan untuk pengolahan yang berkelanjutan. Proses pengolahan Keong Mas terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: penerimaan bahan baku, pencucian, thawing, pencampuran dan pengadonan, pembentukan, pemasakan, pendinginan, sortasi, pengemasan dan pelabelan, penyimpanan, dan pemuatan. Berdasarkan hasil analisis proksimat, diketahui bahwa kadar air merupakan komponen penyusun yang paling tinggi di dalam produk Keong Mas, yaitu sebesar 55.28%, dan disusul dengan kadar karbohidrat total adalah 34.90%. Apabila dibandingkan dengan SNI 7656:2013, maka gizi dalam produk Keong Mas memenuhi standar yang telah ditentukan.
Poklahsar Maju Jaya, located in Tegal, produces many processed fishery products. One of the featured processed fishery products in Poklahsar is Keong Mas. Keong Mas is included in the value added product which is processed by using raw material for ground fish meat. This study aims to determine the processing of Keong Mas as a value added product, knowing the nutrition of Keong Mas through proximate analysis. There are two types of data in this study, including primary data and secondary data. Primary data were obtained through direct observation, while secondary data were obtained through proximate analysis results conducted by Poklahsar Maju Jaya. The analytical method used in this research is descriptive analysis. The type of fish used by Poklahsar Maju Jaya to make Keong Mas is Swangi (Priacanthus tayenus) fish. This type of fish is widely available in Tegal waters making it easier for sustainable processing. Processing of Keong Mas consists of several stages, including: receipt of raw materials, washing, thawing, mixing and mixing, forming, cooking, cooling, sorting, packaging and labeling, storage, and loading. Based on the results of proximate analysis, it was known that water content was the highest constituent component in Keong Mas, which was equal to 55.28%, and followed by carbohydrate level, which was equal to 34.90%. When being compared to SNI 7656:2013, the nutrition in Keong Mas met the specified standards.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Cahyono, B. (2002). Wortel teknik budidaya dan analisa usaha tani. Yogyakarta: Kanisius
Dharmamesta, B. S., & Handoko, H. (1982). Manajemen pemasaran: analisis perilaku konsumen. Yogyakarta: PBFE Universitas Gadjah Mada.
Erliza., & Sutedja. (1987). Pengantar pengemasan. Laboratorium pengemasan. Bogor: Jurusan TIP-IPB
Estiasih, T., Putri, W. D. R., & Widyastuti, E. (2005). Komponen minor dan bahan tambahan pangan. Jakarta: Bumi Aksara
Fatuni, Y. S., Suwandy, R., & Jaecob, A. M. (2014). Identifikasi kadar histamine dan bakteri pembentuk histamine dari pindang bandeng tongkol. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 17, 112-118.
Fennema, O. W. (1976). Principles of food science, food chemistry, Part I. New York: Marcel Dekker, Inc.
Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1992). Kimia organik, Jilid 2, Edisi ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta
Goncalves, A. A., & Kaiser, C. (2011). Value-added products from aquaculture: a global trend. World Aquaculture 43 (4), pp. 52-67
Hui Y. H., Cornillon P., Legaretta I. G., Lim M. H., Murrell K. D., & Nip W. K. (2004). Hand book of frozen food. Marcel Dekke. New York.
Jain, D., & Ilyas, S. M. (2005). Development of mathematical model for cooling. Journal of Food Engineering, 7125).
Jaya, F. M., & Yusanti, I. A. (2018). Formulasi surimi ikan patin dan puree wortel yang berbeda terhadap mutu proksimat nugget ikan. Jurnal Enggano 3(1), 1-9.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Jakarta
Kusnandar, F. (2010). Kimia pangan-komponen makro. Jakarta: Dian Rakyat
Linder M. C. (1992). Biokimia, nutrisi dan metabolisme (diterjemahkan oleh Aminuddin dan Amwila A,Y). Jakarta: Universitas Indonesia Press
Moniharapon, A. (2014). Teknologi surimi dan produk olahannya. Majalah Biam 10 (1), pp. 16-30
Munawaroh, N., & Indrawati, V. (2014). Pengaruh substitusi terigu dan siput sawah (Pila ampullaceal) terhadap sifat organoleptik kerupuk. e-journal boga 3(3): pp. 161-170
Pandit, I. G. S. (2004). Teknologi penanganan dan pengolahan ikan. Denpasar: Penerbit PT. Bali Post
Pandit, I. G. S., Mangku, I. G. P, & Darmadi, I. M. (2008). Peningkatan keamanan ikan tongkol (Auxis tharzard, Lac) dengan penerapan teknologi tepat guna. Hibah Bersaing DIKTI. Denpasar: Universitas Warmadewa
Purnomo, H., (1995). Aktivitas air dan perannya dalam pengawetan pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Rohaya, S., Harijono., & Yunianta. (2006). Penggunaan pati sagu modifikasi fosfat untuk pembuatan bakso ikan swangi (Priacanthus tayenus). Jurnal Teknologi Pertanian, 7(3), 159-172.
SNI [Standar Nasional Indonesia]. (2013). SNI 7656:2013. Siomay ikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Indonesia
SNI [Standar Nasional Indonesia]. (1992). SNI 01-2891-1992. Cara uji makanan dan minuman. Jakarta: Badan Standar Nasional Indonesia
Sriroth, K., Santisopari, V., Petchalanuwat, C., Kurotjanawong, K., Piyachomkwan, K., & Oates, C.G. (1999). Cassava starch granule structure function properties: Influences of Time and Conditions at Harvest on Cultivars of Cassava Starch. Carbohydrates Polymer 38: pp. 161-170
Sulchan, M., & Endang, N. W. (2007). Keamanan pangan kemasan plastik dan styrofoam. Semarang: UNDIP
Tanjung, D. A. (2017). Pelatihan pembuatan sabun cair dan shampoo pencuci mobil. Jurnal Prodikmas Hasil Pengabdian Masyarakat, 2(1), 41-45
Wahyu, D. S., Dwi, T. S., & Eddy, S. (2013). Pemanfaatan residu daging ikan gabus (Ophiocephalus striatus) dalam Pembuatan Kerupuk Beralbumin. THPI Student Journal 1(1), 21-32
Winarni, A. (1993). Patiseri. Jakarta: Universitty Press IKIP Surabaya
Winarno, F. G. (2008). Kimia pangan dan gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/marlin.V1.I1.2020.7-15
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
P-ISSN: 2716-120X
E-ISSN: 2715-9639