KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN MAKROBENTHOS SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT DANGKAL PERAIRAN TABLOLONG KUPANG BARAT

Hory Iramaya Dilak, Regina Missa, Henry P. Eryah

Abstract


Makrobenthos merupakan organisme yang hidup menetap didasar perairan dan memiliki pergerakan yang terbatas sehingga makrobenthos digunakan untuk indikator kualitas perairan. Perairan Tablolong merupakan daerah yang dekat dengan pemukiman sehingga menjadi resiko pencemaran khususnya sampah rumah tangga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos sebagai bioindikator pencemaran lingkungan di Laut dangkal Perairan Tablolong. Sampel yang ditemukan diidentifikasi, dikelompokan sesuai kelas masing-masing dan ditentukan kelimpahan dan keanekaragaman. Keadaan lingkungan fisika dan lingkungan kimia dilakukan uji laboratorium dan dianalisis untuk melihat pengaruh lingkungan terhadap keanekaragaman dan kelimpahan makrobenthos. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah besarnya kelimpahan makrobenthos pada perairan laut dangkal terdapat 14 jenis makrobenthos, besarnya indeks keanekaragaman Shannon Winner (H’) sebesar (3,58), kelimpahan relative (0,08), hal ini menunjukan tingkat keanekaragaman makrobenthos laut dangkal perairan Tablolong tergolong tinggi sedangkan pengukuran parameter lingkungan berupa indikator fisika dan indikator kimia menunjukan bahwa keadaan lingkungan tergolong tidak tercemar.


Keywords


Bioindikator; keanekaragaman; kelimpahan; laut dangkal; makrobenthos; Tablolong

Full Text:

PDF

References


Alfin, E. (2014). Kelimpahan Makrozoobentos Di Perairan Situ Pamulang. Al-Kauniyah Jurnal Biologi. Vol. 2(2). Hal 69-73.

Alimuddin K. (2016). Keanekaragaman Makrobentos Epifauna Pada Perairan Pulau Lae-lae Makassar. Skripsi: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Allauddin.

Ali, A., Soemarno dan Mangku Pornomo. (2013). Kajian Kualitas Air Dan Status Mutu Air Sungai Metro Di Kecamatan Sukun Kota Malang. Jurnal Bumi Lestari. Volume 13 No. (2), 265- 247.

Asrani, W. O., Emiyarti, E. dan Ishak. (2013). Study Kualitas Lingkungan di Sekitar Pelabuhan Bongkar Muat Niikel (Ni) dan Hubungan dengan Struktur Komunitas Makrobentos di Perairan Desa Motui Kabupaten Konawe Utara. Jurnal Mina Laut Indonesia, 3 (12) :22-35.

(BBPBL) Badai besar pengembangan Budidaya Laut (2013). Pemantauan Kualitas Air secara Fisika dan Kimia diperairan Teluk Hurun.

Campbell A.L., Mangan S., Ellis R.P., Lewis C. (2014). Ocean Acidification Increases Copper Toxicity to the Early Life History Stages of the Polychaete Arenicola marina in Artificial Seawater. Environ. Sci. Technol. 48: 9745-9753.

Ira. (2011). Keterkait Padang lamun Sebagai Pemerangkap dan Penghasil bahan Organik dengan Struktur Komunitas Makrobentos diperairan Pulau Barrang Lompo Bogor (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Keputusan Menteri Negara lingkungan hidup nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut.

Khoiriyah, S. (2019). Studi Hubungan Kualitas Perairan dengan Tingkat Kelimpahan dan Keanekaragaman Makrobenthos di Ekosistem Mangrove Pantai Bahak, Tongas, Probolinggo. Skripsi: Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Muhammad, F., Izzati, M., dan Mukid A.M. (2017). Makrobentos sebagai indikator tingkat kesuburan tambak di pantai utara Jawa Tengah. Jurnal Bioma,19 (1):38-46.

Marpaung, A. A. (2013). Keanekaragaman Makrobentos di Ekosistem Mangrove Silvofishery dan Mangrove Alami Kawasan Ekowisata Pantai Boe Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Makasar: Universitas Hasanuddin Makasar.

Magawati C., Yusuf, M., dan Maslukah, L. (2014). Sebaran kualitas perairan ditinjau dari zat hara, oksigen terlarut dan pH diperairan selatan Bali Bagian Selatan. Jurnal Oseanografi.3(2) 142-150.

Patty, S.I. (2015). Karakteristik Fosfat, Nitrat dan Oksigen Terlarut di Perairan Selat Lembeh, Sulawesi Utara. Tropis. Jurnal Pesisir dan Laut , 1(1), 1-7.

Payung, W.R. (2017). Keanekaragaman Makrozoobentos (Epifauna) pada Ekosistem Mangrove di Sempadan Sungai Tallo Kota Makassar. Skripsi: Universitas Hasanuddin. Makassar.

Prahmawaty, R.F., Putro, S.P dan Hariyati, R. (2018). Struktur Komunitas Makrobentos Pada Kawasan Budidaya dan Non Budidaya Di Pulau Tembelas, Kabupaten Karimun Kepuluan Riau. Bioma. Vol. 20, No. 1, Hal. 66-74.

Putro S.P. (2014). Metode Sampling Penelitian Makrobentos dan Aplikasinya Yokyakarta : Graha Ilmu.

Rahmawaty. (2011). Indeks keanekaragaman makrzoobentos sebagai bioindikator tingkat pencemaran di Muara Sungai Jeneberang. Bionature 12 (2): 103-109.

Ramadini, L. (2019). Keanekargaman Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Air di Sungai Way Kedamaian Bandar Lampung. Skripsi: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Ratih, I., Prihanta, W., Susetyarini, Rr, E. (2015). Inventarisasi Keanekargaman Makozoobentos di Daerah Aliran Sungai Brantas Kecamatan Ngoro Mojokerto sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, Vol 1 , No 2, Hal 158-169.

Ritonga, I. A. (2017). Hubungan Kerapatan Mangrove terhadap Kelimpahan Makrozoobentos di Pesisir Desa Jaring Halus Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Rositasari, R., Wahyu, B., Sindarto, H.S., Hasunudin dan Bayu. (2011). Kajian dan Predeksi Kerentanan Pesisir Terhadap Perubahan Iklim : Studi Kasus di Pesisir Cirebon. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.3, No 1, Hal.52-64.

Ruswahyuni. (2010). Populasi dan Keanekaragaman Hewan Makrobentos pada Perairan Tertutup dan Terbuka di Teluk Awur, Jepara. Jurnal ilmia perikanan dan kelautan, 2 (1): 11-20.

Sahidin, Asep. Isdradjad, Setyobudiandi. Yusli, Wardiatno. (2014). Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Pesisir Tangerang, Banten.

Santoso, T. (2017). Keanekargaman Makrobetos Sebagai Indikator Biologi Kualitas Air di Sungai Way Belau Bandar Lampung. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung.

Saru, A. (2014). Potensi Ekologis dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Wilayah Pesisir. Cetakan Pertama. IPB Press.Kampus IPB Taman Kencana, Bogor - Indonesia.

Setiawan, D. (2010). Studi Komunitas Makrobentos di Perairan Sungai Musi sekitar Kawasan Industry Bagian Hilir Kota Palembang. Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatra Selatan.

Syamsurizal. (2011). Study beberpa indeks komunitas makrozoobentos dihutan Mangrove Kelurahan Coppo Kebupaten Barru. (Skripsi) Serjana Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Makasar.

Udi, P., Nana, S.S. (2011). Manajemen Kualitas Air Pada Kegiatan Perikanan Budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Takalar.

Vyas V, Bhawsar A. (2013). Benthic community structure in Barna Stream network of Narmada River Basin. Intl J Environ Biol 3 (2): 57-63.

Wahab I., Madduppa H., Kawaroe M., Nurafni. (2017). Analisis Kepadatan Makrozoobentos Pada Fase Bulan Berbeda Di Lamun, Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Jakarta. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. 10(1). 93-107.

Yudo, S. (2010). Kondisi Kualitas Air Sungai Ciliwung di Wilayah DKI Jakarta Ditinjau dari pada Parameter Organik, Amoniak, Fosfat, Deterjen dan Bakteri Coli. Jurnal akuakultur Indonesia, 6. 34-36.

Zulkifli, H dan Setiawan D. (2011). Struktur dan Fungsi dan Komunitas Makrozoobentos di perairan Sungai Musi Kawasan Pulukerto Sebagai Intrumen Biomonotoring . Jurnal Natur Indinesia. 14 (1): 95-99.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/marlin.V2.I2.2021.107-119

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
P-ISSN: 2716-120X
E-ISSN: 2715-9639