HUBUNGAN PANJANG-BERAT DAN NISBAH KELAMIN LOBSTER BATU (Panulirus penicillatus) DI PANTAI SELATAN YOGYAKARTA

Rakhma Fitria Larasati, Eko Setyobudi, Suadi Suadi

Abstract


ABSTRAK 

Lobster (Panulirus spp.) adalah komoditas perikanan penting dan ekonomis tinggi. Spesies yang paling sering dan dominan tertangkap adalah lobster batu. Meningkatnya permintaan lobster menjadikan nelayan melakukan kegiatan penangkapan secara terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan panjang-berat dan rasio jenis kelamin (sex ratio) lobster batu (Panulirus penicillatus). Penelitian dilakukan pada Februari 2017 sampai dengan Agustus 2017 di pantai selatan Yogyakarta. Kajian stok lobster dilakukan melalui survei yang meliputi metode deskriptif, observasi dan wawancara. Pemilihan lokasi pengambilan sampel dilakukan secara terpilih (purposive) yaitu pantai Ngrenehan, Baron, Drini dan Tepus. Total sampel lobster batu yang diperoleh sepanjang penelitian sejumlah 546 ekor, yang terdiri dari lobster jantan 289 ekor (53%) dan lobster betina 257 ekor (47%). Hasil penelitian menyatakan bahwa pola hubungan panjang dan berat lobster batu memiliki sifat allometrik negative dengan persamaan W= 0,004 L 2,577 pada lobster jantan dan W = 0,007 CL 2,481 pada lobster betina. Perbandingan nisbah kelamin lobster batu jantan dan betina adalah 1,12 : 1.

 

ABSTRACT

Lobster (Panulirus spp.) is an important and economically high fishery commodity. The most frequent and dominant species caught is rock lobster. The increasing demand for lobsters makes fishermen conduct continuous catching activities. The study aims to analyze the relationship of length-weight and sex ratio of rock lobster (Panulirus penicillatus). The research was conducted from February 2017 to August 2017 in southern coast of Yogyakarta. The study of lobster stocks was conducted through surveys that included descriptive methods, observations and interviews. The sampling location was chosen purposively, namely Ngrenehan, Baron, Drini and Tepus. Total samples obtained throughout the study amounted to 546 double-spined rock lobster, consisting of 289 males (53%) and 257 females (47%). The results stated that the length and weight relationship pattern of rock lobsters is negative allometric, with the equation W= 0,004 L 2,577in males lobster and W = 0,007 CL 2,481 in females lobster. The sex ratio double-spined rock lobster between males and females lobster is 1,12 : 1.


Keywords


Panjang-berat; nisbah kelamin; Panulirus penicillatus; Yogyakarta

Full Text:

PDF

References


Bakhtiar, N. M., Solichin, A. & Saputra, S. W. (2013). Pertumbuhan dan laju mortalitas lobster batu (Panulirus homarus) di Perairan Cilacap Jawa Tengah. Diponegoro Journal of Maquares, 2, 1-10.

Boesono, H., Anggoro, S. & Bambang, A. N. (2011). Laju tangkap dan analisis usaha penangkapan lobster (Panulirus sp.) dengan jaring lobster (Gillnet monofilament) di Perairan Kabupaten Kebumen. J. Saintek Perikanan, 7, 77-87.

Effendie, M. I. (2002). Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.

Ernawati, T., Kembaren, D. D., Suprapto, & Sumiono, B. (2014). Parameter populasi lobster bambu (Panulirus versicolor) di Perairan Utara Kabupaten Sikka dan sekitarnya. J. Bawal, 6 (3), 169-175.

Fauzi, M., Prasetyo, A. P., Hargiyatno, I. T., Satria, F. & Utama, A. A. (2013). Hubungan panjang-berat dan faktor kondisi lobster batu (Panulirus penicillatus) di Perairan Selatan Gunungkidul dan Pacitan. J. Bawal, 5 (2), 97-102.

Froese, R. (2006). Cube law, condition factor and weight-length relationships: history, meta-analysis and recommendations. Journal of Applied Ichthyology, 22, 241-253.

Hargiyatno, I. T., Satria, F., Prasetyo, A. P. & Fauzi, M. (2013). Hubungan panjang – berat dan faktor kondisi lobster pasir (Panulirus homarus) di Perairan Yogyakarta dan Pacitan. J. Bawal, 5(1), 41-48.

Hedianto, D.A. & Purnamaningtyas, S.E. Biologi reproduksi ikan golsom (Hemichromis elongatus, Guichenot 1861) di Waduk Cirata, Jawa Barat. J. Bawal, 5 (3), 159-166.

Islamiati, N. (2017). Dinamika Populasi Lobster Pasir (Panulirus homarus) di Perairan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Jennings, S., Kaiser, M. J. & Reynolds, J. D. (2001). Marine Fishery Ecology (p. 417). Oxford-US: Blackwell Sciences.

Kanciruk P. (1980). Ecology of juvenile and adult Palinuridae (Spiny Lobsters) dalam Cobb and Phillips (1980). The Biology and Management of Lobsters. Ac. Press: 1, 70-71.

Kembaren, D. D. & Nurdin, E. (2015). Distribusi ukuran dan parameter populasi lobster pasir (Panulirus homarus) di Perairan Aceh Barat. J. Bawal. 7(3), 121-128.

Kusuma, R. D., Asriyanto & Sardiyatmo. (2012). Pengaruh kedalaman dan umpan berbeda terhadap hasil tangkapan lobster (Panulirus spp.) dengan jaring lobster (bottom gill net monofilament) di Perairan Argopeni Kabupaten Kebumen. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 1, 11-21.

Mahasin, M. Z. (2003). Kajian Stok dan Bioekonomi Lobster (Panulirus spp.) untuk Menunjang Pemanfaatan Berkelanjutan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Mahdiana, A. & Laurensia. (2010). Status perikanan lobster (Panulirus spp.) di Perairan Kabupaten Cilacap. Sains Akuatik, 13 (2), 52-57

Manik, N. (2009). Hubungan panjang-berat dan faktor kondisi ikan layang (Decapterus russelli) di perairan sekitar Teluk Likupang, Sulawesi Utara. Oseanologi dan Limnologi Indonesia, 35 (1), 65-74.

Merta, I. G. S. (1993). Hubungan panjang-berat dan faktor kondisi ikan lemuru, Sardinella lemuru Bleeker, 1853 dari perairan Selatan Bali. J. Pen Per Laut. 73, 35-44.

Moosa, M.K. & Aswandy, I. (1984). Udang Karang (Panulirus spp.) dari Perairan Indonesia. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Nawangwulan, S. (2001). Analisis Sistem Penangkapan Lobster (Panulirus sp.) di Perairan Pangandaran Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ongkers, O. T. S., Pattiasina, B. J., Tetelepta, J. M. S., Natan, Y. & Pattikawa, J. A. (2014). Some biological aspects of painted spiny lobster (Panulirus versicolor) in Latuhalat waters, Ambon Island, Indonesia. AACL Bioflux, 7(6), 469-474.

Pratiwi, R. (2008). Aspek biologi udang ekonomis penting. Oseana, 33 (2), 15-24.

Richter, T.J. (2007). Development and evaluation of standard weight equations for bridgelip sucker and largescale sucker. Nort American Journal of Fisheries Management, 27, 936-939.

Saputra, S. W. (2007). Buku ajar mata kuliah dinamika populasi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Setyohadi, D. & Wiadnya, D. G. R. (2018) Pengkajian Stok dan Dinamika Populasi Ikan Lemuru. Malang: UB Press.

Sparre, P. & Venema, S. C. (1999). Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis (p.438), Buku 1: Manual. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan.

Suadi. (2002). Dari petani menjadi nelayan: Kajian historis perikanan tangkap Pantai Selatan Yogyakarta. J. Perikanan UGM, 4 (1), 5-12.

Tarkan, A. S., Gaygusuz, O., Acipinar, P., Gursoy, C. & Ozulug, M. (2006). Length-weight relationship of fishes from the Maxmara region (NW-Turkey). Journal of Applied Ichthyology, 22, 271-273.

Wahyuningrum, P. I., Nurani, T. W. & Rahmi, T. A. (2012). Usaha perikanan tangkap multi purpose di Sadeng, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Maspari Journal, 4 (1), 10-22.

Wirosaputro, S. (1996). Jenis dan seks rasio udang barong (Panulirus spp.) di Kawasan Pantai Gunungkidul, Yogyakarta. J. Perikanan UGM, 1 (1), 12-21.

Witomo, C. M. & Nurlaili. (2015). Strategi keberlanjutan pengelolaan bibit lobster di Perairan Lombok. J. Kebijakan Sosek KP, 5 (1), 11-18.

Zaenuddin, M & Putri, D. A. D. (2017). Sebaran ukuran lobster batu (Panulirus penicillatus) di Perairan Wonogiri Jawa Tengah. Saintek Perikanan, 12 (2), 109-115.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/plgc.v2i2.9809

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats


E-ISSN: 2720-9512

ISSN: 2715-9620

 

                  ESJI Indexing