KONFLIK DAN POTENSI KONFLIK DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA KERANG HIJAU DI KALIBARU JAKARTA UTARA
Abstract
Sebagai entitas usaha yang memanfaatkan sumberdaya pesisir yang bersifat common property resources, pembudidaya dan pengolah kerang hijau harus berhadapan dengan berbagai pelaku yang mempunyai kepentingan yang berbeda terhadap wilayah pesisir yang sama. Kondisi ini memunculkan berbagai potensi konflik terkait dengan pengaturan peruntukan wilayah dan kewenangan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir. Penelitian ini berupaya untuk menganalisis eksistensi konflik dan strategi penyelesaian konflik yang terjadi dalam pengelolaan sumberdaya kerang hijau di Kalibaru Jakarta Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan mengambil kasus di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing Kotamadya Jakarta Utara. Analisa data dilakukan mengacu pada teori struktural fungsional dan teori konflik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber potensi konflik berawal dari perbedaan pemaknaan antar pihak yang berkonflik, serta penegakkan aturan yang tidak semestinya. Jenis konflik terdiri dari konflik kewenangan, konflik perebutan wilayah dan konflik ekologi yang terjadi antara pembudidaya dan pengolah kerang hijau dengan nelayan, pemerintah dan pihak industri. Penyelesaian konflik cenderung dapat diselesaikan dengan cepat secara kekeluargaan jika yang berkonflik merupakan pengguna perairan secara langsung yang memahami kesepakatan lokal yang berlaku di wilayah tersebut. Namun demikian konflik ini pun mempunyai dampak positif yaitu menumbuhkan kesadaran pembudidaya dan pengolah kerang hijau untuk berkelompok, mempercepat terjadinya penyelesaian atas isu-isu yang berkembang selama ini, serta membimbing kepada aliansi antar kelompok yang berkepentingan.
Tittle: Conflicts and Potential Conflicts in Resource Management of Perna Viridis in Kalibaru, North Jakarta.
As an Business entity that utilizes coastal resources which are common property resources, fishers and perna viridis farmers have to deal with various actors who have different interested in the same coastal areas. This condition raises many potential conflict associated with the setting of designated territory and authority in managing the coastal resources. This research tried to analyze the existence of the conflict and its solving strategies in the management of Perna viridis in Kalibaru, North Jakarta. This research was using a qualitative research methods in the village Kalibaru, Cilincing district, North Jakarta Municipality. Analysis data were refered to the structural-functional theory and theory of conflict. Results showed that sources of the conflict were originated from the differences in interpreting of the conflicting parties, as well as the enforcing the improper rules. Types of conflict consisted of the conflict of authority, territory and ecology that occur between farmers and Perna viridis processor with fishers, government and industry. The conflict tend, to be resolved quickly, especially those who directly used water resource understanding the existing local agreement. The conflict, however, has had a positive impact on raise awareness among farmers and Perna viridis processor to accelerate the completion of growing issues and lead to alliances between interest groups.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v7i2.5686
Indexed by:
-------------------------------------------------------------------------------------
Published by
Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic
in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.